Sukses

NASA Sembunyikan Bukti Keberadaan Alien di Planet Mars?

Seorang ilmuwan mengatakan bahwa NASA mencoba menyembunyikan bukti baru yang mereka temukan di Planet Mars.

Liputan6.com, London - Sebuah pernyataan mengejutkan diungkap oleh seorang peneliti dari Buckingham University, Barry DiGregorio. Ia mengatakan, bukti kehidupan di Planet Mars telah ditutupi dan disembunyikan oleh NASA.

Curiosity (robot penjelajah seukuran mobil yang dirancang untuk menjelajahi Kawah Gale di Planet Mars, sebagai bagian dari misi Mars Science Laboratory atau MSL), konon telah menemukan jejak fosil yang diciptakan oleh makhluk bertubuh lunak di Planet Merah, kata DiGregorio.

Ilmuwan yang kontroversial itu mengklaim bahwa ia mengetahui adanya sebuah laporan yang mengungkap bagaimana NASA mengetahui temuan tersebut dan memilih untuk bungkam.

Namun, menurut NASA, gambar yang tertangkap kamera robot luar angkasa miliknya hanyalah kristal batu, dan saat ini sedang dianalisis.

Curiosity menemukan dugaan jejak fosil di Planet Mars. (NASA)

Foto itu, kata DiGregorio, menunjukkan pola serupa dengan jejak fosil dari periode waktu geologis, Ordovisium (Ordovician), yang diabadikan olehnya di Bumi.

Ordovisium adalah suatu periode dan sistem geologis pada Era Paleozoikum. Ordovisium berlangsung antara 1,2 juta tahun dari akhir Periode Kambrium 485,4 juta tahun lalu, sampai awal Periode Silurus 443,8 juta tahun lalu.

DiGregorio menjelaskan, jejak fosil bukanlah sisa-sisa makhluk itu sendiri, melainkan peninggalan yang terjadi atau terbentuk karena aktivitas makhluk tersebut, seperti jejak kaki, galian lubang dan benda-benda yang sudah tak lagi digunakan mereka.

Berbicara kepada Daily Express, DiGregorio berucap: "Jika tidak melacak jejak fosil, apa penjelasan geologis lainnya yang akan diajukan NASA? Mereka berpura-pura tak tahu, sementara markas besar menyuruh untuk memindahkan robot itu (Curiosity) ke titik berikutnya."

Curiosity menemukan dugaan jejak fosil di Planet Mars. (NASA)

"Jejak fosil tersebut dinilai tak cukup penting untuk ditindaklanjuti. Saya pikir, itu aneh, terlepas dari fakta bahwa Kawah Gale adalah sumber utama informasi bagi serangkaian danau yang tercipta di Mars selama miliaran tahun," lanjutnya, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin 5 Maret 2018, merujuk pada foto yang diambil di Mars.

Padahal, menurut DiGregorio, bukti di Planet Mars itu mungkin bisa menguak misteri periode Ordovisium di Bumi.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penampakan Aneh di Mars

Sebelumnya, para periset mengungkapkan, gletser yang terkubur kini telah terlihat di Mars. Fenomena ini memberikan petunjuk baru tentang jumlah air yang dapat diakses di Planet Merah itu. Selain itu, gletser itu juga menunjukkan keberadaan pasti sumber air.

Meskipun es telah lama diketahui ada di Mars, pemahaman mendalam mengenai penemuan lokasinya merupakan hal penting bagi penjelajah manusia di masa depan, kata laporan di jurnal Science.

"Astronot pada dasarnya hanya bisa pergi ke sana dengan membawa ember dan sekop untuk mendapatkan air yang mereka butuhkan," ujar penulis Shane Byrne dari University of Arizona Lunar and Planetary Laboratory di Tucson, Arizona, Amerika Serikat, dilansir Channel News Asia, Jumat 12 Januari 2018.

Sebanyak delapan situs es, yang dalamnya mencapai satu meter di bawah permukaan atau bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 meter, dinyatakan telah terkena erosi. Bekas erosi ini terlihat mirip dengan es murni.

Penemuan tersebut terkuak setelah pesawat luar angkasa Mars Reconnaissance Orbiter (MRO), yang diluncurkan pada tahun 2005, mengirimkan gambar dan data kepada para peneliti.

Tapi sekarang, para ilmuwan menyadari bahwa es tersebut telah menyebar luas dari perkiraan sebelumnya, kata pemimpin penelitian Colin Dundas, yang juga merupakan seorang ahli geologi dari US Geological Survey di Flagstaff, Arizona.

"Ada lapisan es di bawah tanah yang dangkal, sekitar sepertiga permukaan Mars. Penemuan ini mencatat sejarah baru," katanya.

Peneliti mengatakan, es tersebut berisi gumpalan dan variasi warna. Ini menunjukkan, es dibentuk dari lapisan demi lapisan, mungkin seperti akumulasi salju dari waktu ke waktu yang menyebabkan lapisan es.

Mereka percaya bahwa es terbentuk baru-baru ini, karena situs tersebut tampak mulus di permukaan dan tidak tersentuh kawah. Tapi cara dan waktu terbentuknya es masih belum jelas.

Tebing-tebing tersebut terletak di belahan bumi utara dan selatan Mars, dengan garis lintang 55 sampai 58 derajat. Apabila di Bumi, serupa dengan Skotlandia atau ujung Amerika Selatan.

Namun, wilayah tersebut tidak terlalu berbahaya seperti kutub, dan jika sampel dapat dibor dari salah satu gletser, para periset dapat belajar banyak tentang iklim Mars dan potensi kehidupan di planet tetangga Bumi.

NASA berencana untuk mengirim penjelajah manusia pertama ke Mars pada tahun 2030-an.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.