Sukses

Demi Pasien, Dokter Jalan Kaki 3 Jam Terobos Salju

Seorang dokter bedah di Skotlandia, Inggris Raya, rela berjalan kaki 3 jam menembus badai salju. Apa yang diinginkannya?

Liputan6.com, Edinburgh - Petugas medis di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, berjalan kaki sekitar dua jam 50 menit demi mengoperasi seorang pasien di rumah sakit tempatnya praktik. Dia harus melakukan ini lantaran kondisi cuaca ekstrem menutup seluruh jalur transportasi di Skotlandia tengah.

Ahli bedah yang tidak disebutkan namanya itu menempuh perjalanan sejauh delapan mil pada Kamis, 1 Maret 2018, dari Anniesland di West End of Glasgow ke Paisley, Renfrewshire, di antara tumpukan salju tebal untuk melaksanakan prosedur pembedahan.

Dedikasi sang dokter diceritakan oleh koleganya, yang merupakan ahli bedah kolorektal berbasis di Glasgow, Inggris Raya, Andy Renwick. Ia mengungkapkan, dokter perempuan itu tidak suka namanya dipublikasikan atas kasus ini.

"Dia berjalan dari Anniesland ke Paisley, butuh dua jam dan 50 menit. Aku melihatnya masuk, kacamatanya terkena salju, begitu pula seluruh mantel dan sepatu yang dikenakannya," ucap Andy kepada BBC Skotlandia, dikutip dari The Independent, Jumat 2 Maret 2018.

"Dia mengoperasi seorang pasien penderita kanker usus, dia sadar bahwa dia harus melakukannya karena ini menyangkut nyawa manusia. Maka dari itu, dia nekat menerobos badai salju untuk sampai ke sini (rumah sakit)," kata Andy menambahkan.

Cerita seperti ini jarang terjadi, apalagi saat cuaca buruk melanda sebagian besar Inggris Raya. Kendati demikian sebelumnya ada dokter dan perawat di Sunderland dan Newcastle yang rela menginap di rumah sakit agar bisa merawat pasien.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Musim Dingin Parah Hantam Inggris

Sebagian besar perairan di Inggris dilaporkan membeku dalam beberapa hari terakhir. Ini karena suhu Arktik tengah menyapu negara tersebut.

Sebuah air terjun di Brecon Beacons National Park juga berubah menjadi es padat, saat cuaca dingin yang dijuluki "Beast from the East" bergerak melintasi Siberia.

Air terjun yang terletak di dekat Pen y Fan itu bukanlah satu-satunya hamparan air yang membeku. Di Weston-super-Mare, sebuah kota yang terletak di pesisir pantai di Somerset, Inggris, jejak ombak laut yang ditinggalkan di bibir pantai juga berubah jadi es.

Layanan cuaca nasional Inggris, Met Office, telah memperingatkan potensi risiko dari suhu ekstrem yang menyelimuti negara ini. Mereka menyampaikan, ada kemungkinan akses masyarakat desa yang hendak pergi ke kota diputus, karena hujan salju lebat yang mungkin terjadi di negara-negara bagian.

Di Wales, suhu bahkan bisa mencapai titik terendah, yaitu minus 10 derajat Celcius. Ramalan cuaca mengungkapkan, badai tropis Emma (Storm Emma) datang ke Inggris pada Kamis dan Jumat (1 dan 2 Maret 2018), membawa serta salju, angin, dan hujan es.

"Sebagian besar Inggris dan Wales menghadapi cuaca terdingin sejak setidaknya 2013, dan mungkin sejak 1991. Kondisi ini bisa membahayakan kendaraan bermotor di jalan raya, pejalan kaki trotoar, dan pada kesehatan masyarakat," ujar juru bicara Met Office, Frank Saunders, dikutip dari The Independent, Senin, 26 Februari 2018.

Dikatakan oleh Saunders, Storm Emma mengakibatkan sejumlah pemadaman listrik bergilir, hilangnya sinyal ponsel, dan penundaan transportasi dari Inggris, seperti pesawat terbang dan kereta api.

Perusahaan kereta api, termasuk Greater Anglia dan C2C, memperingatkan bahwa layanan akan dibatasi mulai Senin karena cuaca dingin. Operator kereta C2C juga menegaskan, pihaknya telah membatasi layanan untuk sementara waktu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.