Sukses

Dilarang Merokok di Pesawat, Kenapa Masih Disediakan Asbak?

Pesawat telah menerapkan kebijakan merokok selama lebih dari 30 tahun, namun kenapa masih disediakan asbak?

Liputan6.com, Jakarta - Larangan merokok di tempat umum mulai diberlakukan sejak Juli 2007 di Inggris, termasuk di dalam pesawat. Meski sebenarnya, sejak tahun 2000, peraturan tersebut telah diterapkan secara internasional.

Hingga detik ini, merokok di dalam pesawat merupakan tindakan kriminal, melanggar hukum dan dinyatakan ilegal. Bahkan sebelum tinggal landas, pramugari maskapai penerbangan berkali-kali mengumumkan dan memperingatkan kepada para penumpang. Mereka harus mematuhi aturan demi keselamatan.

Setelah mengencangkan sabuk pengaman, detektor bergambar rokok dicoret pun menyala. Penumpang tak diperkenankan meninggalkan tempat duduk hingga lampu sabuk pengaman dimatikan, bahkan pergi ke toilet sekali pun. Setelah lampu peringatan tak lagi menyala, penumpang boleh pergi ke toilet.

Tapi tahukah Anda bahwa pesawat selalu menyediakan asbak di dalam toilet? Padahal, larangan merokok telah diberlakukan.

Menurut petugas kabin maskapai Cathay Pacific, yang terbang dari Hong Kong ke London, Inggris, tidak semua penumpang mematuhi aturan tersebut, meski tahu risikonya.

"Penumpang tidak diizinkan merokok, tapi kenyataannya masih ada beberapa orang yang bandel," jelas pramugari tersebut, seperti dikutip dari Express, Rabu 28 Februari 2018.

Dia sendiri memergoki seseorang yang melanggar aturan setiap enam bulan sekali. Dia menjelaskan, meletakkan asbak di toilet adalah cara aman untuk membuang puntung rokok menyala, jika seorang penumpang nekat untuk merokok dalam pesawat.

Tapi, jangan salah sangka terlebih dahulu. Asbak yang ditemukan di kamar mandi bukan dimaksudkan untuk membolehkan penumpang merokok.

Pengadaan asbak di toilet pesawat merupakan persyaratan khusus untuk "penyediaan peralatan minimum" (minimun equipment) dari Federal Aviation Administration (FAA).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rokok dan Kecelakaan Pesawat Mei 1973

Pada 11 Mei 1973, musibah menimpa sebuah penerbangan internasional. Tiba-tiba api muncul dari dalam toilet pesawat Varig 820 yang sedang mengudara. Kepanikan sontak terjadi.

Api yang berkobar memicu asap pekat yang mencekik napas para penumpang pesawat Boeing 707-345C dengan nomor seri 19841 itu. Awak kabin cepat-cepat berlari menuju bagian depan pesawat, dekat pintu darurat.

Mengetahui hal gawat terjadi di pesawat, pilot pun akhirnya pilot memutuskan pendaratan darurat.

Burung besi yang dijadwalkan terbang dari Bandara Galeao, Rio de Janeiro, Brasil ke Bandara Orly, Paris, Prancis itu akhirnya mendarat darurat di sebuah lapangan di Saulx-les-Chartreux, sebuah area yang terletak sekitar 5 km sebelah selatan dari bandara tujuan.

Pesawat mendarat 5 km dari landasan pacu tujuan, dengan benturan yang sangat keras. Meski bisa sampai darat dengan selamat, 123 orang penumpang -- yang mayoritas asal Brasil -- dinyatakan tewas. Bukan karena celaka saat pendaratan tapi disebabkan sesak napas.

Hanya 1 penumpang selamat. Para awak pesawat jauh lebih beruntung, ada 10 yang tak kehilangan nyawa. Mereka yang selamat berada di kokpit dan di bangku baris pertama, meloloskan diri dari pesawat lewat pintu darurat di bagian atas kokpit.

Meski selamat dalam insiden 1973, kapten penerbangan Varig 820, Gilberto Araujo da Silva, dinyatakan hilang pada 30 Januari 1979 saat menerbangkan kargo menggunakan Boeing 707 PP-VLU di atas Samudera Pasifik -- 6 tahun setelahnya.

Ternyata, kecelakaan tragis tersebut berkaitan dengan rokok.

3 dari 3 halaman

Puntung Rokok

Penyelidikan insiden kebakaran menemukan fakta, api muncul dari sampah toilet pesawat yang terbakar. Diduga akibat puntung rokok yang masih menyala dilemparkan ke dalamnya. Kala itu, asbak belum menjadi syarat khusus yang harus disediakan di dalam pesawat oleh sebuah maskapai.

Merokok di pesawat tidak melanggar hukum, saat itu. Baru pada 1989 Federal Aviation Administration (FAA) mengeluarkan larangan tersebut karena berbahaya bagi penerbangan.

Aturan itu kemudian diberlakukan secara meluas bagi pesawat domestik dan asing yang terbang ke dan dari AS pada 1998. Belakangan, larangan serupa diterapkan di seluruh dunia.

Di antara mereka yang meninggal dalam tragedi Varig 820 adalah orang-orang terkenal. Mereka adalah pelaut Jorg Bruder, Presiden Senat Brasil Filinto Muller, penyanyi Agostinho dos Santos, jurnalis TV Globo Antonio Carlos Scavone, pembalap Formula 3 dan penanggung jawab acara Formula 1 yang digelar di Brasil. Lalu ada revolusioner Argentina Jose Joe Baxter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.