Sukses

Korut Kirim Jenderal 'Pembunuh' ke Penutupan Olimpiade, Korsel Berang

Liputan6.com, Seoul - Anggota Parlemen Korea Selatan memprotes rencana kunjungan yang akan dilakukan oleh Jenderal Korea Utara untuk menghadiri upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Protes itu diutarakan pada Jumat, 23 Februari 2018.

Protes yang dilancarkan Parlemen Korsel didasari atas tudingan yang menyebut bahwa Kim Yong-chol dianggap bertanggung jawab atas serentetan serangan terhadap Korea Selatan, termasuk di antaranya; insiden penembakan torpedo oleh kapal Korut terhadap Kapal Cheonan Korsel yang menewaskan 46 orang delapan tahun lalu.

Sekitar 70 orang Anggota Parlemen Korsel dari Partai Liberal yang berhaluan konservatif menggelar aksi protes di luar Istana Kepresidenan, mendesak agar Presiden Moon Jae-in membatalkan rencana kunjungan Jenderal Kim Yong-chol.

"Kim Yong-chol adalah penjahat perang jahat yang menyerang Korea Selatan ... Dia layak dihukum mati dengan digantung di jalan," kata Pemimpin Fraksi Partai Liberal untuk Parlemen Korea Selatan, Kim Sung-tae, seperti dikutip dari Daily Mail (23/2/2018).

"Kita tidak bisa membiarkan penjahat kejam seperti itu -- yang layak dihukum mati -- diundang ke upacara penutupan Olimpiade," tambahnya.

Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea -- lembaga negara Korea Selatan -- Baek Tae-hyun mengatakan bahwa pemerintah menyadari kekhawatiran yang meluas mengenai kunjungan Kim Yong Chol ke PyeongChang.

Namun, Baek Tae-hyun berpikiran positif, menyebutnya sebagai "Peluang untuk memperbaiki hubungan antar-Korea dan meningkatkan upaya penyelesaian perdamaian."

Jenderal Kim Yong-chol akan memimpin delapan delegasi Korea Utara yang tiba pada hari Minggu, 25 Februari 2018 mendatang untuk menghadiri penutupan PyeongChang 2018 -- yang juga akan dihadiri oleh berbagai delegasi tinggi dunia, termasuk Ivanka Trump putri Presiden AS Donald Trump.

Pejabat dari Seoul dan Washington mengatakan ada sedikit kemungkinan hingga tidak sama sekali terkait pertemuan antara Ivanka Trump dengan delegasi Korea Utara.

Akan tetapi, lebih lanjut, pihak berwenang Seoul justru lebih berkutat pada bagaimana mengelola kehadiran para delegasi kedua negara pada acara yang sama.

"Pihak berwenang sangat menderita karena protokol dan rencana tempat duduk pada saat penutupan," kata pejabat senior Istana Kepresidenan Korea Selatan.

Ivanka Trump dijadwalkan tiba di Korea Selatan dalam penerbangan komersial dari AS pada hari Jumat sore, dan makan malam bersama Presiden Moon Jae-in di Blue House.

Pejabat mengatakan jamuan tersebut akan menyajikan makanan Korea termasuk bibimbap, yang diolah sesuai dengan prinsip tradisional, dengan latar belakang musik Korea Selatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden Torpedo Cheonan 2010

Seoul menyalahkan Korea Utara atas tenggelamnya Kapal Cheonan pada 2010, yang diyakini secara luas di Selatan ditorpedo oleh Korut atas perintah Kim Yong-chol. Namun, Pyongyang terus membantahnya.

Pada saat itu, Kim Yong-chol menjabat sebagai Kepala Reconnaissance General Bureau -- Biro Mata-Mata Korea Utara, yang bertanggung jawab atas kegiatan spionase dan sabotase terhadap Korea Selatan.

Kim Yong-chal juga telah dikaitkan dengan penembakan Pulau Yeonpyeong di Selatan pada tahun yang sama, yang menewaskan empat orang.

Juru bicara Kementerian Unifikasi Baek Tae-hyun mengatakan bahwa tenggelamnya kapal Cheonan "tentu merupakan ulah Utara" tapi berusaha untuk mengurangi peran Kim Yong-chol.

"Ada batas untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab secara langsung," katanya.

Jenderal tersebut masuk daftar hitam Seoul -- yang berarti dia terkena pembekuan aset. Meskipun begitu, dia tidak disebutkan dalam sanksi Dewan Keamanan PBB.

Dalam sebuah editorial, harian Chosun Ilbo yang konservatif mengatakan, "Dengan mengirim Kim Yong-chol, Korea Utara pada dasarnya menghina Korban Selatan dan korban Cheonan."

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.