Sukses

Anak Meninggal Tak Wajar, Keluarga di India Demo dan Blokade Jalan

Liputan6.com, Gurgaon - Seorang pria bernama Deepak Yadav dirawat di Rumah Sakit Paras, Gurgaon, India setelah mengalami permasalahan pada paru-parunya yang penuh dengan air.

Pihak keluarga yang mengantar Yadav merasa aneh. Sebab, usai tim dokter mengambil sampel darah, pria berusia 21 tahun itu dinyatakan meninggal dunia akibat serangan jantung.

"Padahal Yadav tak punya riwayat penyakit jantung, jadi bagaimana bisa ia meninggal karena serangan jantung," ujar kakaknya bernama Sandeep.

Menurut keterangan dari Sandeep, ia mendapat kabar kematian adiknya lima jam setelah pengambilan sample darah.

Karena tak terima dengan kematian Yadav, pihak keluarga berkumpul bersama dan memutuskan untuk memblokade jalan raya di India, sebagai aksi protes pada Kamis, 22 Februari 2018.

Sebagai perwujudan kekecewaanya, pihak keluarga juga membawa jasad Yadav dan meletakkannya di jalan.

Menanggapi tuduhan itu, pihak rumah sakit membantah segala bentuk klaim yang dilayangkan oleh keluarga korban.

"Yadav dirawat karena mengalami efusi pleura dan mendapat serangan jantung secara mendadak," ujar pihak rumah sakit.

"Sejak perawatan berlangsung, kami juga selalu memberi informasi terbaru mengenai kondisi Yadav kepada keluarga," tambahnya.

Aksi protes yang dilakukan oleh keluarga Yadav berlangsung selama 2,5 jam, tepatnya di jalan persimpangan Manesar, India. Akibatnya, terjadi kemacetan lalu lintas.

Kepadatan jalan akhirnya bisa diurai sejak kedatangan polisi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hina Pasien saat Bedah

Para dokter harus selalu menjaga ucapannya, bahkan saat pasien dalam keadaan dibius. Seorang pria dari Virginia mendapatkan ganti rugi senilai Rp 6,7 miliar seusai keputusan pengadilan Fairfax County Court atas hinaan yang diterimanya dari dokter yang mengoperasinya.

Pria yang hanya diberi inisial D.B. ini menjalani prosedur kolonoskopi pada 18 April 2013 lalu. Sebelum dibedah, ia merekam petunjuk dari para dokter supaya tidak lupa, namun ia malah lupa mematikan alat perekam itu.

Dalam pembicaraan yang terekam secara tidak sengaja itu, ahli anestesi (bius) Dr. Tiffany Ingham, bersama rekan-rekannya terdengar menyebut sang pasien sebagai orang yang menyebalkan dan terbelakang. Mereka juga membuat lelucon tentang sang pasien sebagai seorang penderita penyakit sifilis.

Bukan hanya itu, dalam rekaman juga terdengar ucapan Dr. Tiffany Ingham, “Baru 5 menit bicara denganmu sebelum bedah, aku ingin meninju mukamu dan membuatmu sedikit lebih jantan.”

Yang paling parah, kelompok pembela D.B. mengatakan bahwa rekaman itu juga memperdengarkan sang dokter telah memberikan diagnosis yang salah. Seperti dikatakan Dr. Tiffany Ingham dalam rekaman, “Aku menganggap (ia menderita) hemoroid, walaupun tidak melihatnya dan mungkin tidak akan pernah. Aku menebak saja.”

Akhirnya para juri di pengadilan menjatuhkan hukuman denda senilai Rp 6,7 miliar karena malpraktek kedokteran dan pencemaran nama baik. Rekaman yang disertakan dalam laporan ini menggunakan bahasa Inggris dan direkam saat sang pasien sudah tidak sadar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • India ialah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia
    India ialah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia

    India