Sukses

Indonesia Optimistis Jelang Pemilihan Anggota DK PBB, tapi...

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa bulan menjelang pemilihan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, di mana Indonesia adalah salah satu calon, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan bahwa suara dukungan terhadap Tanah Air sudah cukup melebihi ambang batas minimum yang harus dimiliki suatu negara jika ingin menduduki kursi DK PBB.

Kenyataan itu membuat Indonesia percaya diri dan optimistis, tetapi juga sekaligus berdebar 'berhati-hati' menjelang pemilihan yang akan digelar Juni 2018 nanti.

"Sejauh ini, suara yang sudah kita galang cukup melebihi ambang batas 2/3 dari suara minimal yang harus dimiliki suatu negara jika ingin menduduki kursi Anggota Tidak Tetap DK PBB," kata Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI, Grata Endah Werdaningtyas dalam konferensi pers di Jakarta (22/2/2018).

Grata menilai bahwa fakta itu menjadi salah satu alasan yang mendongkrak kepercayaan diri Indonesia untuk kembali terpilih menjadi anggota DK PBB untuk yang keempat kalinya dalam sejarah Tanah Air.

Di samping itu, rekam jejak Indonesia selama periode keanggotaan sebelumnya dan credential RI di PBB juga menjadi alasan lainnya.

"Kita percaya diri soal kans akan kembali terpilih menjadi anggota ... Tapi, kepercayaan diri itu juga harus dibarengi dengan kerja keras untuk menggalang dukungan kepada sejumlah negara hingga menit-menit terakhir pemilihan," kata Grata.

"Jadi istilahnya kita cautiously optimistic ya, dan sambil berdoa mudah-mudahan tidak ada hal besar yang akan mengganggu pencalonan kita baik di dalam negeri maupun di luar negeri," lanjutnya.

Dalam pemilihan nanti, Indonesia akan masuk dalam Grup Kawasan Asia-Pasifik dan bersaing dengan Maladewa yang juga merupakan calon anggota.

Untuk Grup Kawasan Eropa Barat dan Lainnya calon anggota terdiri dari Jerman, Belgia, dan Israel.

Calon Grup Kawasan Amerika Latin adalah Argentina dan Republik Dominika. Sedangkan calon Anggota Tidak Tetap DK PBB untuk Grup Kawasan Afrika adalah Afrika Selatan dan Namibia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Balik Target Ideal

Grata menjelaskan bahwa target utama Indonesia, jika terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB adalah meningkatkan jumlah Pasukan Perdamaian menjadi 4.000 personel dan tentunya, demi mencapai tujuan ideal untuk menjaga keamanan serta perdamaian dunia.

Namun di balik target ideal itu, Grata mengatakan bahwa Indonesia telah mengonsepkan kontribusi khusus yang akan dilakukan Tanah Air jika terpilih menjadi anggota untuk yang keempat kalinya, yakni meningkatkan kontribusi dalam isu pencegahan konflik.

Indonesia berusaha mendorong DK PBB beranjak dari mekanisme tradisional yang selama ini dilakukan -- yakni terlibat hanya ketika sebuah konflik di suatu negara telah terjadi -- menjadi mekanisme keterlibatan yang sifatnya pencegahan dan peace building.

"Pengiriman Misi Perdamaian adalah suatu praktik yang sangat mahal dan memakan biaya banyak, bahkan ada misi yang berulang kali diperpanjang dan ada yang sudah berusia 40 tahun. Kita butuh beranjak dari mekanisme itu ke sebuah praktik yang bersifat prevention of conflict atau pencegahan serta peace building. Dan itu tujuan utama Indonesia, menggaungkan mekanisme praktik misi prevention of conflict," lanjut sang direktur.

Grata menggambarkan, betapa target itu dianggap realistis dapat direngkuh oleh Indonesia jika nantinya terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB.

"Kita punya banyak pengalaman di negeri sendiri untuk prevention of conflict, mediasi, dan negosiasi perdamaian ... Personel kita juga punya keahlian tambahan dalam kapasitas public engagement, civil coordination, good governance serta bantuan dalam pembangunan infrastruktur dan ekonomil di wilayah misi perdamaian," tambahnya.

Selain itu, Grata juga mengatakan bahwa Indonesia berencana akan mendorong kapasitas Misi Perdamaian DK PBB agar tak hanya berhenti pada intervensi penyelesaian konflik, namun juga, "Membangun upaya bagi suatu negara agar mampu keluar dari konflik yang mereka alami."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.