Sukses

Kecam Pimpinan Koalisi Arab Saudi di Twitter, Aktivis Masuk Bui 5 Tahun

Liputan6.com, Bahrain - Sebuah pengadilan di Bahrain menjatuhkan hukuman lima tahun penjara terhadap aktivis HAM, Nabeel Rajab. Ia dijebloskan ke dalam bui karena kicauan-kicauannya di Twitter yang mengecam serangan koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman. Nabeel Rajab juga menuding adanya pelanggaran HAM di penjara Bahrain.

Dakwaan yang dikenakan terhadap Rajab termasuk menghina negara tetangga dan lembaga-lembaga nasional di Bahrain.

Rajab pernah memimpin protes pro demokrasi pada 2011 di Bahrain yang terjadi seiring munculnya gelombang protes serupa di negara-negara di kawasan itu.

Sejak itu, ia sering keluar masuk penjara. Sebelum vonis dijatuhkan, pada Rabu (21/2/2018), seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rajab sedang menjalani masa hukuman dua tahun penjara karena pernyataannya dalam sebuah wawancara televisi.

Rajab adalah direktur organisasi Bahrain Center for Human Rights. Setelah vonis dijatuhkan terhadapnya, organisasi itu menyebut pengadilan pemimpinnya itu sebagai cemoohan terhadap keadilan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, AS merasa kecewa atas keputusan-keputusan pengadilan Bahrain belakangan ini menyangkut Rajab.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kelompok HAM Khawatirkan Keamanan Sang Aktivis

Sebelumnya pada akhir Januari lalu, sebuah kelompok HAM mengatakan nyawa Rajab dalam bahaya. Alasannya, ia dianggap tidak memperoleh layanan medis memadai, dan dipenjarakan seruangan dengan para ekstremis yang ditentangnya.

Dimitris Christopoulos selaku direktur Federasi Internasional HAM yang berbasis di Paris mengatakan bahwa ada isyarat-isyarat yang mengkhawatirkan, mengenai kondisi kesehatan dan keamanan Nabeel Rajab.

Rajab sedang menjalani hukuman dua tahun penjara karena dinyatakan merusak citra negara dengan menyebarkan berita-berita bohong mengenai situasi di Bahrain.

Kelompok HAM itu mengatakan, Rajab dirawat di rumah sakit tahun lalu karena ganguan jantung dan lambung.

Christopoulos mengatakan, Rajab dikenal sering mengecam pemerintah dan ekstremis. Oleh pemerintah Bahrain, Rajab kini ditempatkan di sebuah sel penjara bersama para tahanan yang diduga anggota kelompok ISIS.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.