Sukses

Arkeolog Temukan Meriam Kembar Berusia 200 Tahun di Malaysia

Liputan6.com, Penang - Arkeolog di Penang, Malaysia menemukan meriam kembar yang terkubur 1,2 meter di bawah tanah. Tepatnya di samping Benteng Cornwallis di Esplanade.

Meriam 2,2 dan 2,35 meter itu diyakini berusia setidaknya 200 tahun. Kedua benda itu ditemukan saat penggalian parit benteng dan struktur pertahanan luar pada Senin 21 Februari sekitar pukul 14.00.

Kepala arkeolog Penang, Datuk Dr Mokhtar Saidin mengatakan bahwa penemuan tersebut dapat mengubah sejarah Benteng Cornwallis sebagai peaceful fort atau benteng damai.

"Salah satu penafsirannya adalah benteng tersebut tidak terlibat dalam perang apapun. Tapi diameter meriam itu sekitar 10 cm, cukup besar, dan pasti untuk digunakan dalam perang," kata Dr Mokhtar saat berkunjung ke situs tersebut Selasa 20 Februari 2018 seperti dikutip dari Asia One, Rabu (21/2/2018).

Dr Mokhtar, yang juga direktur Pusat Penelitian Arkeologi Global di Universiti Sains Malaysia (USM), mengatakan bahwa tim arkeologi tersebut memeriksa kembali benteng tersebut berdasarkan peta tahun 1877. Mereka tengah mencari pintu masuk utama struktur tersebut.

"Tapi kita berakhir dengan temuan dua meriam di situs 0.4 hektar. Kami percaya bagian atasnya terbuat dari tembaga dan dalamnya bisa jadi besi," beber Dr Mokhtar.

Dr Mokhtar mengatakan bahwa meriam itu usianya bisa lebih tua dari dua abad karena ada tanda-tanda "GR" (George Rex), simbol Raja George III, yang memerintah di Inggris dari tahun 1760 sampai 1820.

"Tidak ada tanda meriam apapun pada peta tahun 1877. Kami sekarang akan melestarikan artefak dan melakukan studi terperinci," tambah Dr Mokhtar.

Saksikan video temuan meriam kembar di Malaysia dalam video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Angpau

Kepala Menteri Penang Lim Guan Eng, yang memberikan izin untuk penggalian, menggambarkan penemuan ganda meriam periode suka cita Imlek ini dianggap sebagai "double ang pow" atau angpau dobel untuk pemerintah negara bagian.

Lim mengatakan bahwa kawasan itu akan dilindungi dan keamanan akan ditinngkatkan di lokasi arkeologi.

"Pemerintah negara bagian, bekerja sama dengan George Town Conservation and Development Corporation, sedang bekerja untuk membangun kembali parit yang digunakan untuk mengelilingi Benteng Cornwallis."

"Kami ingin membuat benteng kembali ke keadaan semula, lengkap dengan parit berisi air," tambah Lim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.