Sukses

Rambut Terselip di Buku Kuno Diduga Milik Presiden Pertama AS

Liputan6.com, New York - Union College membuat temuan bersejarah dari sebuah buku kuno. Sekolah yang terletak di Schenectady, New York, Amerika Serikat ini menemukan beberapa helai rambut yang diklaim milik presiden pertama, George Washington.

Rambut tersebut terselip di ruas-ruas buku tua terbitan tahun 1793. Sayangnya, pihak sekolah menolak melakukan tes DNA untuk membuktikan bahwa benda itu memang benar-benar rambut sang revolusioner.

Mereka berkilah, perguruan tinggi tidak mau mengambil risiko karena khawatir menghancurkan sampel.

Rambut itu pertama kali ditemukan oleh seorang pustakawan yang mengatalogkan buku-buku bersejarah di Union College, India Spartz.

Rambut tersebut diikat rapi menggunakan busur dan disimpan dalam secarik amplop bertuliskan "Washington's hair" atau rambut Washington di dalam almanak (buku berisi penanggalan dan karangan yang perlu diketahui umum, biasanya terbit tiap tahun).

Almanak itu dulunya dimiliki oleh ayah Eliza Hamilton, istri Alexander Hamilton, Bapak Pendiri Amerika Serikat sekaligus kepala ajudan George Washington.

Sebuah almanak tua yang berisi segelintir rambut George Washington di Union College, Schenectady, New York, Amerika Serikat, 14 Februari 2018. (Mary Esch / AP)

"Kami memiliki sumber terpercaya yang terhubung langsung dengan keluarga dari rekan Washington," jelas Spartz yang berasal dari keluarga Hamilton, seperti dikutip dari ABC News, Selasa, 20 Februari 2018.

Menurut sebuah catatan yang juga ditemukan bersama rambut itu, helaian rambut George Washington telah diwariskan oleh keluarga Hamilton.

Hingga kini, misteri rambut presiden Amerika Serikat era tahun 1789 - 1797 ini masih belum dipecahkan, sedangkan benda tersebut masih disimpan rapi oleh pihak sekolah sebagai arsip pribadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Uji DNA

Genealogis atau ahli silsilah bernama Dr. Blaine Bettinger menyebut, masalah bisa timbul apabila sampel menjalani tes DNA.

"Masalah terbesar adalah sampel itu jadi terkontaminasi," tutur Bettinger kepada ABC News.

"Memang akan ada hasil nyata DNA (setelah tes), tapi untuk mencari tahu apakah itu berasal dari rambut asli Washington atau hanya rambut dari seseorang yang bertahun-tahun memeliharanya, inilah yang seharusnya dipikirkan," lanjutnya menjelaskan.

Yang harusnya lebih dipikirkan lagi adalah tak ada akar rambut dari seluruh untaian benda misterius itu, jadi tes DNA terbatas, menurut Bettinger, tapi bisa memberikan informasi mendalam tentang sejarah keluarga George Washington.

Verifikasi DNA dilakukan melalui perbandingan antara hasil rambut George Washington dan orang lain dari garis ibu keluarganya.

"Tes akan mengungkapkan ibu George Washington dan neneknya, orang-orang bisa belajar tentang keturunannya, dalam hal ini, mungkin orang Eropa," katanya lagi.

Menurutnya, rambut akan hancur dalam proses pengujian DNA sehingga keputusan untuk tidak melakukan tes DNA saat ini sangatlah tepat.

"Saya pikir teknologi akan meningkat dalam satu atau dua dekade, kemudian jumlah rambut yang dibutuhkan untuk tes bisa jauh berkurang," ucap Bettinger.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.