Sukses

Di Negara Ini Biaya Internet Lebih Mahal Dibanding Harga Listrik

Internet adalah kebutuhan. Namun, di wilayah ini harga internet jauh lebih mahal dibanding harga listrik.

Liputan6.com, Canberra - Australia bagian selatan mungkin memiliki tarif listrik paling mahal di seluruh negeri, tapi ternyata sektor komunikasi (internet) yang mendominasi anggarannya.

Sebuah laporan baru yang dirilis oleh Dewan Layanan Sosial Australia Selatan (SACOSS), menemukan walaupun tarif telekomunikasi turun selama 14 tahun terakhir, rata-rata rumah tangga sekarang menghabiskan lebih banyak uang untuk layanan tersebut.

Organisasi kesejahteraan itu menemukan, orang-orang di Adelaide menghabiskan rata-rata 50,97 dolar Australia per minggu (atau setara Rp 510 ribu) untuk internet.

Sementara penduduk di pedalaman menghabiskan rata-rata 38,72 dolar Australia (atau setara Rp 390 ribu), demikian dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Selasa (13/2/2018).

Nijole Naujokas, yang merupakan mahasiswa dengan tunjangan dari Newstart (tunjangan untuk warga tak berpenghasilan), mengatakan bahwa sungguh sulit ketika orang mengira ia memiliki akses langsung ke internet atau kredit yang tersedia di ponselnya.

"Mengatakan kepada orang-orang, 'coba buka internet saja' sebenarnya sangat mencerminkan ketidakpedulian dalam banyak hal karena Anda berasumsi bahwa setiap orang memiliki akses yang sama, padahal tidak semua orang begitu," ujarnya.

CEO SACOSS, Ross Womersley, mengatakan bahwa permintaan untuk memiliki akses komunikasi yang memadai sangat sulit bagi banyak keluarga berpenghasilan rendah.

"Belanja telekomunikasi hampir tiga kali berdampak pada anggaran rumah tangga untuk rumah tangga berpendapatan rendah daripada yang ada di kelompok berpenghasilan tertinggi," sebutnya.

"Itu sungguh mencerminkan perbedaan dalam daya beli. "Womersley mengatakan, masyarakat pedalaman membutuhkan lebih banyak dukungan untuk membantu mereka mengejar ketertinggalan.

"Teknologi digital menawarkan potensi untuk mengatasi beberapa hambatan jarak," kata Womersley.

Internet masih tak terjangkau bagi beberapa warga Australia Selatan. Sekitar 22 persen rumah tangga pedalaman tidak mengakses internet di rumah -- termasuk melalui telepon genggam.

Di Adelaide, 15,5 persen penduduk tidak mengakses internet dari rumah. SACOSS telah mengatakan bahwa pihaknya menginginkan agar isu tersebut menjadi fokus utama Pemilu negara bagian yang akan datang.

SACOSS mendesak partai-partai besar untuk berkomitmen pada 'rencana inklusi digital di seluruh negara bagian' atau memasukkan kebijakan untuk mengatasi inklusi digital.

Selain itu juga menyediakan koneksi wi-fi gratis untuk area yang tak terakses secara digital dan memberikan akses gratis ke situs Pemerintah Negara Bagian sehingga orang tidak harus membayar untuk mengakses informasi dan layanan dasar pemerintah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Negara dengan Biaya Internet Paling Mahal

Keberadaan internet sudah menjadi kebutuhan dasar orang sehari-hari. Tanpa internet, kita akan sulit untuk bisa mengakses informasi dengan mudah dan cepat.

Akan tetapi, bagi mereka yang tinggal di negara ini internet bukanlah hal yang biasa. Selain sulit di dapat, biaya internet di negara ini juga lebih mahal dari rata-rata.

Berikut enam negara dengan biaya internet termahal dilansir dari themerkle.com:

1. Ethiopia : Biaya internet per bulan: US$ 197,71 atau Rp 2,6 juta.

2. Bermuda : Biaya internet per bulan: US$ 134,33 atau Rp 1,8 juta.

3. Uzbekistan : Biaya internet per bulan: US$ 127,83 atau Rp 1,71 juta.

4. Myanmar : Biaya internet per bulan: US$ 120 atau Rp 1,6 juta.

5. Tanzania : Biaya internet per bulan: US$ 118,02 atau Rp 1,5 juta.

6. Zambia : Biaya internet per bulan: US$ 98,87 atau Rp 1,3 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.