Sukses

Kasus Buaya Memangsa Ternak di Australia Meningkat saat Musim Hujan

Buaya air asin banyak mendatangi tempat-tempat yang belum pernah mereka datangi sebelumnya pada musim hujan dan menyergap ternak saat mereka berada di sana.

Liputan6.com, Darwin - Para penangkap buaya semakin sibuk sepanjang musim hujan yang tengah melanda kawasan di ujung utara Australia.

Pasalnya, buaya air asin berukuran besar yang mendiami kawasan tersebut banyak mendatangi tempat-tempat yang belum pernah mereka datangi sebelumnya dan menyergap ternak saat mereka berada di sana.

Dua ekor buaya air asin berukuran besar, yang dijuluki Gobbo dan Croco, baru-baru ini berhasil diseret dari sebuah bendungan di Peternakan Annaburroo. Masing-masing berukuran 4,3 meter dan 4,4 meter.

"Menyusul hujan pertama yang turun dengan derasnya, bendungan ini menjadi penuh terisi dan dalam lima jam sudah ada dua ekor buaya besar ini didalamnya," kata penangkap buaya Roger Matthews mengatakan pada NT Country Hour.

Dikutip dari ABC Australia Plus, Senin (12/2/2018), stasiun ternak yang membentang hingga ke kawasan Mary River itu, mengalami masalah dengan buaya lokal yang saat ini berselera memangsa ternak sapi di kawasan Territori utara.

"Seekor sapi telah mati dan mereka menemukan tubuh sapi itu dan menyadari 'ada sesuatu di [air] karena masih segar'," kata Matthews.

"Sungguh menakjubkan betapa cepat buaya ini pindah ke jalur perairan.

"Kami hanya menggunakan pengait besi berukuran besar dan melemparkannya ke penampungan air dan jika ada seekor buaya di sana, pengait itu tidak akan menembus kulit tersebut tapi akan mengganggu.

"Buaya ini keluar meronta-ronta dari ujung ke ujung dan kami menaruh sebuah jeruji di rahang atasnya dan menyeretnya masuk."

Ini bukan pertama kalinya stasiun tersebut mengalami masalah seperti tersebut. Stasiun itu pada Januari tahun lalu juga melaporkan mereka telah kehilangan lebih dari 100 ekor ternak karena menjadi santapan buaya dan harus merogoh kocek hingga 100.000 dolar Australia (Rp 1 miliar) untuk mengelola masalah ini.

Matthews mengatakan buaya air asin berukuran besar itu tidak dapat dilepaskan kembali ke alam liar dan mereka perlu menemukan rumah pribadi lain atau diubah menjadi produk kulit buaya.

Begitu Gobbo dan Croco tertangkap, mereka langsung dimuat ke bagian belakang sebuah trailer dan dibawa untuk dibunuh dan dikuliti.

"Dalam bisnis kami, kami menjual kepala dan kulitnya," kata Matthews.

"Kami menangkap lebih banyak buaya daripada yang mungkin orang yang menginginkannya, jadi begitulah cara kita menghasilkan uang adalah dengan menjual kepala dan kulit - dan hewan itu dimanfaatkan."

"Mereka sedang dalam perjalanan dan masih banyak lagi '

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jauhi perairan

Para penangkap buaya mengatakan bahwa populasi hewan buas satu ini telah melonjak. Otoritas satwa liar telah berhasil menangkap 370 buaya pada tahun lalu di alam liar dibandingkan jumlah tangkapan rata-rata 280 per tahun.

"Ini menunjukkan bahwa mereka terus bergerak liar dan masih banyak lagi jumlahnya. Kami menemukannya di tempat-tempat yang tidak pernah ada sebelumnya," kata Matthews.

"Buaya terkenal sering bepergian melintasi daratan dan sepertinya tahu di mana semua bendungan air ini berada bahkan jika tidak ada anak sungai yang menempel pada bendungan air itu.

"Semakin banuak ukuran buaya jantan berukuran besar, mereka bisa pindah kemana saja dan ini menjadi peringatan bagi semua orang di Northern Territory: jauhi bermain di perairan karena mungkin tempat yang tidak pernah ada apa-apa di dalamnya selama bertahun-tahun, dengan semua hujan yang kita alami bisa jadi ada potensi buaya di mana saja.

"Anak-anak bermain di saluran air, jauhkan kegiatan seperti itu. Jika Anda melihat teman Anda bermain di dalamnya, minta mereka keluar dari sana."

Buaya air asin terdaftar sebagai hewan yang dilindungi pada tahun 1971 setelah hampir musnah diburu sampai punah.

Tapi sejak itu jumlah mereka telah meledak dan diperkirakan bisa mencapai 200.000 di alam bebas, yang mendekati populasi manusia di Territory yang mencapai 250.000 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini