Sukses

Air Mata hingga Ketuban, Museum Unik Ini Pajang Beragam Cairan

Perempuan ini dirikan museum yang memajang koleksi beragam air, mulai dari air mata hingga air ketuban

Liputan6.com, Perth - Dari sekian banyak manusia yang ada di Bumi, mungkin, salah satunya pernah bertanya-tanya di dalam hati, adakah museum yang memajang air sebagai salah satu koleksinya?

Seniman asal Inggris Amy Sharrocks ternyata sudah melakukannya.

Ia mendirikan sebuah museum air di London, Inggris, yang sebagian koleksinya kini juga ikut terpajang di Pusat Seni Fremantle, dalam mata rangkaian acara Festival Seni Internasional Perth 2018. Demikian seperti dikutip dari Australiaplus (10/2/2018).

Konsep museum air sebetulnya sudah ada sejak lama. Tapi, konsep museum Sharrocks adalah sesuatu yang lain dari yang biasa.

Di museumnya, perempuan itu menampung berbagai cairan yang, bisa dikatakan, unik untuk dikoleksi.

Kini, koleksi yang banyak dan tak biasa itu telah dipajang.

"Kami memiliki 319 botol air, air apapun, dalam botol apapun, yang telah diberikan kepada kami sepanjang tahun lalu," kata Sharrock.

Air ludahan pasta gigi, ada.

Koleksi air di Museum Air Amy Sharrocks (museumofwater.co.uk)

Air mata manusia, iya.

Air urine, tentu.

Hingga air ketuban dari ibu yang melahirkan sekalipun.

"Kami memiliki begitu banyak detail momen intim dari kehidupan orang-orang yang mereka bagi dengan kami," tambah si pendiri museum air yang unik itu.

Air Urine

Mendampingi setiap botol adalah penjelasan dengan tulisan tangan dari para pendonor, menceritakan kisah di balik air itu.

"Beberapa cerita sangat menyedihkan dan memilukan dan ada juga yang lucu," kata Sharrock.

Seorang gadis remaja mengumpulkan sejumlah besar air mata yang ia tumpahkan saat bertengkar dengan ibunya.

Keduanya hampir tak pernah berbicara serius, kata gadis itu, jadi momen itu sangat spesial.

Sekelompok lima teman yang telah berenang bersama selama bertahun-tahun menaruh kacamata dan air dari kolam di lima toples gelas untuk merayakan waktu mereka bersama di air.

Seorang bidan membawa spesimen urine.

"Ia mengatakan, itu urine yang saya uji dan itu menceritakan segalanya tentang kesehatan ibu dan bayi," kata Sharrock.

"Sejujurnya, botol itu sampai ke saya saat masih hangat," kata sang kurator museum air itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengapa?

Dipajang di atas platform yang menyerupai riak atau ombak, koleksi tersebut merupakan karya seni dan catatan sejarah.

Koleksi itu akan diberikan ke Museum Australia Barat secara permanen setelah pertunjukan berakhir di Pusat Seni Fremantle.

Tapi mengapa Sharrocks, yang telah menciptakan apa yang disebut museum air di Inggris dan Belanda itu, ingin orang-orang memasukkan cairan dalam kehidupan sehari-hari mereka ke botol dan memajangnya?.

"Air adalah hal yang paling penting, kita tak bisa hidup tanpanya untuk waktu yang lama," ujarnya.

"Kita mengklaim koneksi ke air setiap harinya, tapi kita juga membuangnya, menginjaknya, menyiramnya, melindungi diri kita dari hal itu."

"Saya ingin meminta orang untuk sedikit memikirkannya dengan lebih jelas dan serius," lanjut Sharrocks.

3 dari 3 halaman

Ancaman Masa Depan yang Kering

Tujuan museum itu adalah untuk mendorong orang memikirkan betapa pentingnya air dalam kehidupan mereka.

"Kita menghadapi masa depan yang lebih kering," kata Sharrock.

"Cape Town menuju hari tanpa air, air di Perth lebih dari 80 persen berasal dari tanaman dan desalinasi."

"Kerentanan semacam itu ada di sini dan di seluruh dunia, itu adalah prospek mengerikan yang kita hadapi."

"Rasanya sangat tepat untuk bertanya kepada orang apa pendapat mereka tentang air, untuk mempertimbangkan kembali berapa banyak kita membutuhkan air."

"Ini adalah surat cinta untuk air. Itu membuat saya menghitung cara saya memperhatikan peran anda dalam hari saya."

Menciptakan museum ini di Perth, Sharrocks mengatakan bahwa ia telah diserang oleh perbedaan sikap terhadap air di negara yang rawan kekeringan.

"Anda pandai mempertahankannya, tapi saya bertanya-tanya apakah kita semua bisa mendapatkan sedikit keuntungan dari kesadaran tentang bagaimana memperlengkapi diri kita untuk masa depan yang lebih kering ini."

Museum Air dipajang di Pusat Seni Fremantle sampai 23 Maret sebagai bagian dari Festival Seni Internasional Perth.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.