Sukses

Citra Satelit Menguak Pangkalan Armada Kapal Amfibi Korea Utara

Citra satelit yang dirilis oleh CSIS Amerika Serikat menunjukkan bahwa Korea Utara tengah mengembangkan pangkalan armada kapal amfibi baru.

Liputan6.com, Pyongyang - Sebuah citra satelit yang dirilis oleh firma think-tank pemerhati isu Korea Utara menunjukkan bahwa negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu tengah mengembangkan serta meremajakan pangkalan armada kapal amfibi (hovercraft) militernya.

Rezim 'The Rogue State' -- julukan Korut -- dikabarkan membangun dua pangkalan baru dan meremajakan dua pangkalan lama untuk armada hovercraft tersebut, yang terletak di pantai barat Korea Utara. Fasilitas itu diperkirakan akan selesai pada tahun depan.

Masing-masing pangkalan itu, seperti dikutip dari The Telegraph (8/2/2018), tampak ditujukan untuk meningkatkan ancaman terhadap Pulau Daecheong-do di Semenanjung Korea yang dikuasai oleh Korea Selatan -- yang hanya berjarak tempuh sekitar 30 menit.

Fasilitas itu juga hanya berjarak tempuh sekitar 90 menit dari kota pelabuhan besar Incheon, di daratan utama Korea Selatan.

Gambar satelit yang diambil pada Desember 2017 itu merupakan hasil studi yang dirilis oleh Beyond Parallel, Center for Strategic and International Studies, Amerika Serikat, dan ditulis oleh Joseph Bermudez, seorang analis untuk North 38 yang dikelola oleh US-Korea Institute John Hopkins University, AS.

"Semua itu akan memicu eskalasi signifikan dari ancaman Angkatan Laut Korea Utara ke Korea Selatan di wilayah Laut Barat Semenanjung Korea," tulis Bermudez.

Foto satelit itu menunjukkan bahwa sejumlah peremajaan fasilitas lama tengah berlangsung di pangkalan Yonbong-ni seluas 170 hektare serta beberapa konstruksi lahan yang dikeraskan agar mampu menampung 54 hovercraft.

Sementara itu, pembangunan fasilitas baru dikabarkan tengah berlangsung di Sasulpo. Fasilitas itu tampak ditujukan sebagai "perpanjangan tangan" untuk basis induk hovercraft Korea Utara di Kibong-dong dan Tasa-ri.

Proyek pembangunan di Sasulpo mencakup pembuatan jalur baru, bendungan, dan tanggul pelindung, fasilitas kantor pusat, serta struktur tembok untuk menambatkan hovercraft.

Armada hovercraft, sejak 1980-an digunakan secara khusus oleh Korea Utara sebagai transportasi sea-to-land yang mampu membawa 50 personel pasukan khusus hingga beberapa ratus kilogram kargo militer -- menggantikan moda landing-craft lain yang konvensional.

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bikin Takut AS, Korea Utara Gelar Parade Rudal pada 8 Februari?

Kabar tentang pengembangan dan pembangunan pangkalan armada kapal amfibi itu muncul beberapa hari usai mencuatnya informasi yang menyebut bahwa Korea Utara akan menggelar para rudal pada 8 Februrari 2018, menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang.

Korea Utara diduga akan menggelar parade yang menampilkan belasan rudal balistik lintas benua (ICBM) mereka pada 8 Februari 2018 mendatang, atau sehari sebelum Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, Korea Selatan, diselenggarakan.

Hal itu dikabarkan oleh dua narasumber diplomatik yang sangat memahami isu Korea Utara.

Gelaran yang juga akan menampilkan ratusan misil dan roket itu ditujukan untuk "menakut-nakuti Amerika (Serikat)", kata salah satu narasumber, seperti dikutip dari CNN, 31 Januari 2018.

Para narasumber juga mengatakan bahwa ICBM yang akan ditampilkan merupakan jenis Hwasong-15 -- yang sempat diujicobakan pada November 2017 silam.

Lebih lanjut, kedua narasumber itu juga mengatakan bahwa Korea Utara mungkin akan kembali melakukan tes rudal "beberapa waktu mendatang", untuk mengirim pesan kuat kepada pasukan AS yang ditempatkan di kawasan dekat Korea Utara -- seperti di Korea Selatan dan Jepang.

Hingga berita ini turun, belum ada keterangan resmi dari pemerintah negara-negara yang terlibat -- seperti Amerika Serikat, Korea Utara, Korea Selatan, atau Jepang -- terkait kabar itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.