Sukses

Keren, Polisi China Pakai Kacamata Canggih Pendeteksi Buronan

Menurut laporan, kini polisi di China bisa lebih mudah dalam menangkap buronan dan mendeteksi identitas tersangka yang ada di tempat umum.

Liputan6.com, Beijing - Polisi di China mulai mengenakan kacamata hitam berteknologi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Disebut canggih karena kacamata hitam ini bisa mendeteksi buronan atau tersangka.

Caranya yakni dengan memanfaatkan sistem pengenalan wajah.

Sejauh ini, teknologi tersebut telah memungkinkan polisi untuk menangkap tujuh tersangka yang dituduh melakukan kejahatan, mulai dari perdagangan manusia, kasus tabrak lari, hingga penangkapan 26 orang yang memalsukan ID atau identitas mereka, menurut media pemerintah People's Daily, mengutip departemen kepolisian Kota Zhengzhou.

Sistem ini merupakan bagian dari upaya China untuk membangun sistem surveilans digital yang dapat digunakan dalam berbagai data biometrik, seperti misal foto, iris atau selaput pelangi mata, hingga sidik jari.

Sedangkan sistem survelians digital adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus, serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

Seorang polisi wanita di China mengenakan smartglasses atau kacamata pintar dengan sistem pengenalan wajah di Zhengzhou East Railway Station. (AFP)

Pesatnya perkembangan teknologi telah memicu permintaan beragam aplikasi komersial nan canggih, bahkan untuk fasilitas umum seperti pusat kebugaran, restoran dan toilet telah menggunakan sistem pengenalan wajah.

Kacamata khusus ini awalnya digunakan oleh empat polisi yang bertugas di pintu masuk Zhengzhou East Railway Station, China, menurut People's Daily yang dilansir BBC, Kamis 7 Februari 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagaimana Cara Kerja Kacamata?

Kacamata hitam ini memiliki kamera yang terhubung ke perangkat mirip smartphone atau ponsel pintar, sehingga memungkinkan petugas mengambil data dari individu yang mencurigakan. Data tersebut kemudian dikirim ke markas besar untuk diteliti.

Alat tersebut akan menampilkan informasi penting si tersangka, termasuk nama, etnisitas, jenis kelamin dan alamat tinggal. Selain itu juga bisa memberitahu petugas tentang status buron pelaku, alamat hotel tempatnya menginap dan informasi yang berkaitan dengan penggunaan internetnya.

Para ahli mengatakan, China sedang ingin tampil menonjol di mata negara-negara Barat dalam menyebarkan pemindai wajah, menurut laporan AFP.

Bank sudah mulai menggunakan sistem pengenalan wajah dan bahkan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sekalipun. Industri-industri travelling juga menerapkan sistem itu.

Sebut saja China Southern Airlines yang pada tahun ini mulai melakukan perjalanan dengan menggunakan sistem pengenalan wajah untuk boarding pass para calon penumpang.

Namun, teknologi itu justru dikritik oleh organisasi pendukung privasi dan hak asasi manusia. Mereka khawatir dengan adanya penyalahgunaan data seseorang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China