Sukses

Serasa Perang, Rezim Korea Utara Mengurung Warganya

Rakyat Korea Utara diam-diam banyak yang mengeluh atas larangan bepergian itu.

Liputan6.com, Pyongyang - Rezim Korea Utara baru-baru ini mengeluarkan sebuah instruksi terbaru. Mereka melarang warganya agar tidak bepergian jauh selama satu bulan di Februari. Langkah itu diambil untuk mencegah "insiden" apa pun yang bisa terjadi di perayaan berdirinya negara itu.

Menurut sejumlah sumber, seperti dikutip dari Radio Free Asia (RFA), pada Rabu (7/2/2018), pada 8 Februari 2018, Korea Utara akan merayakan 70 tahun Korean People’s Army (KPA).

Kala itu, pendiri Korea Utara, Kim Il-sung, membentuk KPA pada 1948, dari pasukan gerilya anti-Jepang yang dikenal sebagai Tentara Revolusioner Rakyat Korea yang telah ia dirikan hampir 16 tahun sebelumnya.

Korea Utara telah memobilisasi 12.000 tentara sejak Desember untuk acara tersebut, yang jatuh pada hari sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 9-25 Februari di negara saingannya, yakni Korea Selatan, kantor berita Yonhap melaporkan pada hari Senin, mengutip National Intelligence Service.

Sumber di dalam negeri baru-baru ini mengatakan kepada RFA bahwa menjelang peringatan tersebut, Komite Pusat Partai Pekerja Korea Utara memerintahkan pelarangan perjalanan antara semua provinsi dan kota sepanjang bulan Februari. Larangan itu dianggap mengganggu kehidupan warga.

"Komite Sentral baru-baru ini mengeluarkan perintah yang melarang pergerakan warga," kata seorang sumber dari ibu kota Pyongyang, yang berbicara tanpa menyebut nama.

"Perintah tersebut diberikan untuk mencegah kemungkinan kejadian yang dapat terjadi selama acara Military Foundation Day pada 8 Februari."

Menurut sumber tersebut, anggota semua instansi pemerintah, organisasi sosial, dan unit Partai Pekerja Rakyat Korea Utara telah dilarang melakukan perjalanan jarak jauh, sementara "siapa pun yang melakukan perjalanan selama periode ini untuk urusan bisnis, alasan pribadi atau alasan lainnya akan dihukum."

Warga mengeluh tentang batasan perjalanan dan dimobilisasi setiap hari untuk ambil bagian dalam persiapan acara.

"Mereka merasa suasana dalam keadaan perang," lanjut sumber itu.

"Perusahaan yang secara teratur memasok barang ke pinggiran Pyongyang juga dilarang meninggalkan kota, kecuali mereka dapat memperoleh dokumen transportasi yang benar dari Kementerian Perdagangan," kata sumber tersebut.

"Komite Sentral telah menempatkan lebih banyak penekanan tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Begitu banyak perusahaan memutuskan untuk tak bepergian dan mengandalkan telepon saja," ucap sumber RFA yang berada di Korea Utara itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khawatir Membelot Massal

Seorang sumber di Provinsi Hamgyong, di perbatasan dengan China, mengatakan bahwa ada pembatasan serupa yang terjadi di sana menyusul larangan kunjungan Komite Pusat dari kota ke kota dan dari satu provinsi ke provinsi lainnya.

"Setiap pergerakan menggunakan kereta api atau kendaraan dianggap sebagai perjalanan ilegal," katanya.

"Orang-orang yang bepergian untuk mengakses pasar regional paling menentang larangan itu. Mereka mengeluh bahwa kehidupan warga negara tidak dianggap sepenting peringatan 8 Februari."

Sumber tersebut mengatakan pihak berwenang khawatir bahwa pelancong dapat "membocorkan informasi dari dalam" mengenai acara itu, sehingga membuat perayaan berisiko.

"Agen keamanan menangkap siapa saja yang bepergian ke luar daerah tanpa meminta alasan," tambahnya.

Tahun ini menandai pertama kalinya pihak berwenang membatasi perjalanan sekitar waktu peringatan ulang tahun, kata sumber tersebut kepada RFA, menambahkan bahwa keamanan yang diperketat seputar peristiwa tersebut telah memberi perasaan kepada Korea Utara bahwa negara mereka berada dalam "keadaan perang".

Pada akhir Januari, sumber mengatakan kepada RFA bahwa pihak berwenang Korea Utara telah memulai periode mobilisasi keamanan selama sebulan penuh menjelang 8 Februari, berdirinya KPA.

Pihak berwenang telah melipatgandakan jumlah penjaga perbatasan dan memobilisasi polisi, agen keamanan negara, dan pasukan keamanan rakyat untuk berpatroli di banyak wilayah di seluruh negeri antara 20 Januari dan 20 Februari.

Menurut sumber RFA, larangan itu diterapkan dalam upaya mencegah "kejadian memalukan" selama ulang tahun dan Olimpiade Musim Dingin, termasuk pembelotan massal.

 

 

Saksikan video menarik tentang Korea Utara berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.