Sukses

Sosok Nyentrik Penyidik Perdagangan Liar Gading Gajah Dibunuh

Saat ditemukan tewas, Bradley Martin sedang dalam proses menulis temuannya terkait perdagangan satwa liar ilegal termasuk gading gajah.

Liputan6.com, Nairobi - Salah satu penyelidik dunia perdagangan ilegal gading gajah dan cula badak yang terkenal dengan gaya nyentriknya dilaporkan tewas terbunuh di Kenya.

Esmond Bradley Martin, 75, ditemukan tewas di rumahnya di Nairobi pada hari Minggu dengan luka tusukan di lehernya. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Selasa (6/2/2018).

Mantan utusan khusus PBB untuk konservasi badak itu dikenal karena pekerjaannya yang kerap menyamar untuk menyelidiki pasar gelap penjualan gading gajah dan cula badak.

Warga negara AS itu baru saja kembali dari lawatan ke Myanmar.

Saat ditemukan tewas, Bradley Martin sedang dalam proses menulis temuannya terkait perdagangan satwa liar ilegal, termasuk gading gajah dan cula badak, lapor wartawan BBC Alastair Leithead dari Nairobi.

Istrinya menemukan jasad Bradley Martin di rumah mereka di Langata. Polisi tengah menyelidiki kasus tersebut dan menduga kematiannya adalah perampokan yang gagal.

Koresponden BBC mengatakan bahwa Bradley Martin telah menghabiskan puluhan tahun mempertaruhkan hidupnya untuk memotret dan mendokumentasikan diam-diam penjualan ilegal gading gajah dan badak. Ia kerap bepergian ke China, Vietnam, dan Laos untuk berpose sebagai pembeli dan menemukan rincian harga pasar gelap.

Dia pertama kali pergi ke Kenya dari Amerika Serikat pada tahun 1970an, ketika terjadi lonjakan jumlah gajah yang terbunuh karena gading mereka.

Saksikan video tentang terbongkarnya perburuan gading gajah di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sosok Nyentrik dan Berdedikasi

Selalu berpakaian mencolok dengan saputangan berwarna-warni di sakunya, Esmond Bradley Martin adalah sosok 'tanpa tedeng aling-aling'. Dia akan terus mengejar informasi terbaru terkait perburuan gajah dan badak.

Rambutnya yang putih dan gondrong serta berbicara blak-blakan adalah ciri khas pria kelahiran New York 75 tahun lalu itu.

Bradley Martin adalah tokoh yang sangat terkenal dan sangat dihormati di komunitas konservasi - bersemangat dan tak tergoyahkan dalam upayanya untuk menindak kejahatan satwa liar.

"Satu-satunya orang yang memiliki informasi yang saya inginkan adalah pedagang. Saya membuat usaha khusus untuk bertemu dengan mereka, bersosialisasi dengan mereka. Saya telah diserang karena menghabiskan waktu dengan para penjahat, tapi di mana lagi saya mendapatkan informasi?" kata Bradley kepada seorang wartawan.

Dalam sebuah laporan besar tahun lalu dari Laos, dia dan koleganya Lucy Vigne menetapkan bahwa negara tersebut memiliki perdagangan gading dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Keduanya mempertaruhkan keamanan mereka sendiri dengan tinggal di sebuah kasino China yang dihuni oleh gangster dan pedagang untuk mengunjungi pasar ilegal. Di sana Bradley dan Vigne mengetahui harga terbaru dengan berpura-pura sebagai pembeli.

Sepanjang hidupnya adalah memerangi perdagangan satwa liar ilegal dan dia menghasilkan banyak penelitian dan laporan investigasi yang sangat dihormati.

Kehilangan sosok Bradley adalah kerugian besar bagi komunitas konservasi internasional.

Karya Bradley Martin dalam investigasi di pasar satwa liar ilegal membantu menekan China untuk melarang perdagangan tanduk badak pada 1990-an, dan kemudian penjualan gading dalam negeri. Larangan terakhir mulai berlaku tahun ini.

Laporan terakhirnya diterbitkan oleh kelompok konservasi Save The Elephants tahun lalu. Temuan tersebut mengatakan bahwa telah terjadi perlambatan dalam perdagangan gading di China.

Sesama para konservasionis telah memberikan penghormatan terakhir kepada bapak konservasi di media sosial.

3 dari 3 halaman

Menambah Jumlah Kematian Para Konservasionis

Kematian Bradley terjadi di tengah meningkatnya pembunuhan aktivis satwa liar, penjaga hutan dan pelestari hutan. Tahun lalu, 197 orang tewas menurut sebuah laporan minggu lalu dari Global Witness.

Kelompok tersebut telah mendokumentasikan peningkatan yang substansial dalam pembunuhan terhadap aktivis lingkungan. Jumlah serangan total tahun lalu telah meningkat dua kali lipat dari jumlah kematian lima tahun yang lalu.

 Afrika telah menjadi tempat sebagian besar kekerasan bagi para ahli lingkungan.

Dari 105 penjaga taman satwa liar di seluruh dunia yang terbunuh selama 12 bulan yang berakhir pada bulan Juli, sebagian besar berada di Afrika, menurut Federasi Ranger Internasional nirlaba.

Pada bulan Agustus, ahli konservasi gajah Afrika Selatan yang terkenal, Wayne Lotter terbunuh di Dar es Salaam, Tanzania. Karya Lotter menggunakan kecerdasan buatan untuk melacak kelompok-kelompok pemburu. Berkat usahanya, pohak berwenang berhasil menangkap para pemburu liar.

Namun, semenjak saat itu dia menghadapi ancaman pembunuhan yang terus-menerus. Lotter ditemukan tewas, dan polisi menyebut ia meninggal dunia karena jadi korban perampokan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini