Sukses

Mobil Hias Kritik 'Jenderal Rolex' di Junta Militer Thailand

Orang nomor dua di junta militer Thailand menjadi bulan-bulanan kritik mahasiswa Thailand.

Liputan6.com, Bangkok - Mahasiswa Thailand manyampaikan sindiran terbaru terhadap orang nomor dua dalam dewan dua militer, yang dijuluki “Jenderal Rolex” -- karena koleksi jam-tangan mewahnya yang tak dilaporkan secara resmi. Aksi dengan spanduk-spanduk besar dan boneka kritikan tersebut dilakukan pada Sabtu 3 Februari 2018 waktu setempat.

Dalam aksi protes di Thailand pada hari Sabtu, mahasiswa yang memimpin upacara sebelum pertandingan sepakbola di Bangkok mempertunjukkan beberapa kendaraan hias besar mengelilingi lapangan termasuk beberapa unit yang memperolok orang nomor dua junta militer, Prawit Wongsuwan.

Seperti dikutip dari VOA News, Minggu (4/2/2018), skandal jam itu telah meningkatkan ketidaksenangan terhadap kekuasaan militer di kerajaan tersebut dan menimbulkan rentetan protes yang menantang pembatasan oleh dewan penguasa militer terhadap kritikan.

Prawit, Jenderal yang berusia 72 tahun itu menjadi sasaran kekesalan umum sejak beredar fotonya pada bulan Desember yang menunjukkan ia mengangkat tangan guna melindungi matanya terhadap sinar matahari. Pada pose itulah terlihat satu cincin berlian dan jam tangan Richard Mille yang harganya mahal.

Sejak itu, para aktivis online telah mengungkapkan foto-foto pejabat tinggi junta militer Thailand itu mengenakan sekitar 25 jam tangan mewah yang kabarnya tak dimasukkan dalam daftar ketika ia melaporkan aset.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penantang Junta Militer Ditangkap

Sebelumnya, junta militer Thailand menangkap seorang buronan pemimpin anti-kudeta.

"Sombat Boonngamanong yang memimpin kampanye online untuk menggelar aksi flashmob ilegal terhadap pengambilalihan militer...," kata juru bicara militer Sirichan Ngathong dikutip Liputan6.com dari Channel News Asia, Jumat 6 Juni 2014.

"Kami memiliki tim yang melacak dia melalui internet."

"Dia menghadapi tuduhan awal melanggar perintah untuk melapor kepada junta," jelas Sirichan menambahkan bahwa hukumannya kemungkinan bisa mencapai dua tahun penjara.

Dalam kudeta militer ini para jenderal yang berkuasa berusaha untuk membasmi setiap kritik terhadap kekuasaan mereka. Sehingga mereka yang dianggap tak sejalan dipaksa untuk berubah pikiran.

Sombat adalah salah satu dari beberapa ratus orang -- termasuk para politisi, aktivis, akademisi dan wartawan -- yang dipanggil oleh junta militer untuk melapor sejak kudeta militer pada 22 Mei 2014.

Namun pria yang merupakan seorang aktivis pro-demokrasi terkemuka itu menolak untuk menyerahkan diri. Ia malah memposting pesan di Facebook bertuliskan Catch me if you can atau tangkap aku jika bisa, untuk menantang junta.

Sejak itu, Sombat mendesak para pengikutnya untuk menggelar demonstrasi damai dengan membuat aksi mengacungkan tiga jari -- manis, tengah dan telunjuk -- terinspirasi dari film 'Hunger Games' yang menjadi simbol perlawanan terhadap junta.

Sombat adalah pemimpin dari faksi gerakan "Kaos Merah", yang mendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra dan adiknya PM cantik Thailand sebelum dilengserkan, Yingluck Shinawatra.

Dalam kudeta itu, beberapa orang yang diminta melapor sempat ditahan di lokasi rahasia. Mereka kemudian dibebaskan dan diperintahkan untuk menghentikan kegiatan politik yang bertentangan dengan junta.

Mereka yang tak menurut, seperti menteri di kabinet Yingluck, akhirnya ditahan oleh tentara dan akan menghadapi sidang di pengadilan militer.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Thailand
    Negara di Asia yang terkenal dengan kuliner lezat, serta dijuluki negeri gajah putih dan negeri seribu pagoda.

    Thailand

Video Terkini