Sukses

Tak Ada Lagi Umbrella Girl yang Seksi di Ajang Balap Formula 1

Mulai tahun ini, tradisi gadis payung atau umbrella girl tak lagi diterapkan dalam kompetisi balap mobil Formula 1 (F1)

Liputan6.com, Melbourne - Mulai tahun ini, tradisi gadis payung atau umbrella girl tak lagi diterapkan dalam kompetisi balap mobil Formula 1 (F1).

Pihak manajemen F1 memutuskan bahwa kebiasaan yang sudah berlangsung lama itu sekarang sudah tidak cocok lagi, sehingga tidak akan lagi digunakan. Demikian seperti dikutip dari Australiaplus (3/2/2018).

"Selama tahun lalu, kami mengkaji lagi beberapa area yang menurut kami perlu perbaikan untuk menyesuaikan diri dengan visi kami bagi cabang olahraga yang hebat ini." kata direktur operasi komersial F1 Sean Bratches dalam sebuah pernyataan hari Kamis 1 Februrari 2018.

"Praktik menghadirkan para gadis ini sudah merupakan bagian dari F1 selama bertahun-tahun, kami merasa sekarang kebiasaan ini tidak sesuai dengan nilai produk kami, dan jelas bertentangan dengan norma kehidupan modern."

Bratches melanjutkan, tradisi umbrella girl tidak lagi cocok dan relevan dengan F1 dan para pendukungnya, baik yang lama maupun yang baru di seluruh dunia.

Keputusan untuk tidak lagi menggunakan para umbrella girl itu akan dimulai di lomba F1 pertama musim 2018 yang akan berlangsung tanggal 25 Maret di Melbourne.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Terbelah

Keputusan ini mendapat sambutan dari lembaga bernama Women's Sport Trust, sebuah lsm yang bermaksud meningkatkan keterlibatan dan pengaruh perempuan di dunia olahraga.

"Terima kasih F1 karena memutuskan tidak lagi menggunakan gadis payung. Satu lagi cabang olahraga yang membuat pilihan jelas mengenai apa yang ingin mereka lakukan." kata organisasi tersebut di Twitter.

Namun beberapa perempuan yang pernah bekerja sebagai gadis payung mengatakan mereka sekarang kehilangan pekerjaan karena ulah kelompok feminis.

Lauren Jade Pope yang menggambarkan dirinya sendiri sebagai gadis payung dan gadis promo dari Nottingham Inggris mengatakan dia menyukai pekerjaannya.

"Karena para feminis, mereka menyebabkan kami kehilangan pekerjaan. Saya sudah menjadi gadis payung selama delapan tahun dan tidak pernah merasa tidak enak." katanya di Twitter.

"Saya senang dengan pekerjaan saya. Bila tidak, saya tidak akan melakukannya. Tidak ada yang memaksa saya melakukannya. Ini pilihan kami," lanjutnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.