Sukses

Inggris Akan Selesaikan Radar Baru untuk Antisipasi Rusia

Inggris melaporkan, fasilitas radar baru mereka, yang dibangun untuk mengantisipasi militer Rusia, akan selesai dalam waktu dekat

Liputan6.com, London - Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan bahwa fasilitas radar baru mereka, yang dibangun untuk mengantisipasi presensi militer Rusia di Inggris utara dan Arktika, akan selesai dalam waktu dekat.

'The Remote Radar Head', yang merogoh kocek senilai 10 juta pound sterling itu, dibangun di Saxa Vord, Pulau Unst, Shetland, Inggris utara. Demikian seperti dikutip dari BBC (28/1/2018).

Fasilitas itu akan dioperasikan dari tempat yang jauh dan terpisah 'remote' oleh Angkatan Udara Inggris (RAF). Hanya kontraktor dan pemelihara yang akan menetap atau sesekali berkunjung ke fasilitas tersebut.

Radar itu akan melakukan diseminasi informasi kunci mengenai pergerakan aviasi di Laut Utara dan meneruskannya kepada gugus tugas Quick Reaction Alert RAF (QRA) atau jika diperlukan, kepada Organisasi Pakta Militer Atlantik Utara (NATO).

Kemhan Inggris juga mengatakan, fasilitas radar baru itu akan meningkatkan kapabilitas RAF dan NATO untuk mewaspadai wilayah udara di Inggris utara hingga ke Laut Norwegia -- yang dalam kurun waktu terakhir terjadi peningkatan aktivitas dan presensi militer Rusia di kawasan tersebut.

Panglima RAF, Marsekal Sir Stephen Hillier mengatakan, "Sistem radar di Saxa Vord adalah fasilitas penting untuk menjamin RAF agar mampu melindungi wilayah RAF dan sekutu NATO secara mumpuni, di tengah meningkatnya intensitas tekanan dari Rusia."

Sementara itu, dalam waktu dan kesempatan yang terpisah, Menhan Inggris Gavin Williamson turut mengafirmasi bahwa pembangunan fasilitas tersebut adalah demi mengantisipasi ancaman Rusia di kawasan utara Inggris.

Williamson juga mengimbau bahwa Rusia 'mampu menyebabkan ratusan ribu kematian' jika mereka berhasil melumpuhkan infrastruktur Inggris.

Sang Menhan Inggris juga mengatakan 'bahwa Moskow telah memata-matai infrastruktur energi Inggris. Dan, jika Rusia mengganggunya, akan mengakibatkan kekacauan di Inggris. Rusia juga merupakan ancaman nyata yang dihadapi oleh Britania'.

Area Saxa Vord juga pernah dimanfaatkan untuk 'mengantisipasi' ancaman Uni Soviet di Atlantik Utara dan Arktika pada periode Perang Dingin 1960 - 1970-an. Kini, area tersebut akan kembali dimanfaatkan oleh Inggris untuk mengantisipasi ancaman Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aktivitas Terbaru Rusia di Dekat Kawasan Inggris

Pada 15 Januari 2018, BBC melaporkan bahwa Angkatan Udara Inggris (RAF) telah mencegat dua bomber Rusia Tupolev TU-160 yang terbang di wilayah udara internasional dekat dengan area kedaulatan Inggris di utara.

Pesawat Rusia itu, yang oleh NATO diberi nama sandi 'Blackjack', berhasil dicegat dan dikawal keluar dari dekat kedaulatan Britania oleh dua jet tempur Inggris, RAF Typhoon dan RAF Lossiemouth.

Sebelum dicegat, dua pesawat TU-160 Rusia itu tak merespons panggilan dan imbauan dari Otoritas Aviasi Inggris. Meski begitu, keduanya tak masuk ke wilayah kedaulatan Britania.

Menurut catatan RAF, mereka telah menggelar sekitar 59 operasi patroli atau pencegatan udara di wilayah kedaulatan Inggris. Hampir sebagian besar, operasi itu dilaksanakan untuk menghalau aktivitas atau presensi militer Rusia di kawasan kedaulatan Britania Raya

3 dari 3 halaman

Fregat Inggris Kawal Kapal Perang Rusia di Laut Utara, Ada Apa?

Sebuah kapal fregat Inggris mengawal sebuah kapal perang Rusia yang melintasi Laut Utara. Peristiwa yang bertepatan pada Hari Natal tersebut diungkapkan oleh Angkatan Laut (AL) Kerajaan Inggris.

AL Inggris mengatakan, HMS St Albans memonitor aktivitas Admiral Gorshkov dalam wilayah yang masuk ke dalam kepentingan nasional. Sementara itu, Rusia belum berkomentar mengenai hal tersebut.

Dikutip dari BBC, Selasa 26 Desember 2017, mereka mengatakan, terdapat peningkatan kapal Rusia yang melintasi perairan Inggris baru-baru ini. Negara monarki itu juga memperingatkan adanya ancaman baru dari Rusia terhadap kabel internet bawah laut.

Kepala Staf Pertahanan, Marsekal Udara Sir Stuart Peach, mengatakan bahwa pada awal bulan ini Inggris dan NATO harus memprioritaskan untuk melindungi jalur komunikasi.

Peach menyebut, aktivitas kapal Rusia itu berpotensi menimbulkan dampak besar pada perekonomian negara jika kabel internet bawah laut itu terpotong atau terganggu.

Kabel-kabel tersebut melintasi dasar laut dan menghubungkan sejumlah negara dan benua.

Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson merepons hal tersebut dengan mengatakan bahwa ia tak ragu untuk mempertahankan Inggris.

"Saya tak ragu untuk mempertahankan perairan kita atau menoleransi segala bentuk agresi," ujar Williamson.

"Rakyat Inggris tidak akan pernah merasa terintimidasi ketika harus melindungi negara, rakyat, dan kepentingan nasionalnya," imbuh dia.

Angkatan Laut Kerajaan mengatakan, HMS Tyne juga dikerahkan untuk mengawal sebuah kapal intelijen Rusia yang melintasi Laut Utara dan Selat Inggris pada malam Natal.

Helikpoter Angkatan Laut Inggris juga dikerahkan untuk melacak dua kapal Rusia lainnya.

Januari lalu, sebuah kapal perang dan tiga pesawat tempur Angkatan Udara Inggris mengawal kapal induk Rusia dan sejumlah kapal lainnya yang melintasi Selat Inggris.

Hubungan antara kedua negara itu hingga kini masih tegang sejak Moskow menganeksasi Krimea pada 2014.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini