Sukses

27-1-1978: Aksi Pembunuhan Terakhir 'Vampir dari Sacramento'

Richard Chase tak hanya 'gila' dengan membunuh korbannya tanpa sebab, ia juga menyetubuhi dan memutilasi mayat mereka.

Liputan6.com, Washington, DC - Empat puluh tahun silam tepatnya pada 27 Januari 1978, pembunuh berantai asal Amerika Serikat yang dijuluki "Vampir dari Sacramento", Richard Chase melakukan aksi terakhirnya.

Korbannya adalah Evelyn Miroth (38). Ia tidak hanya menembak perempuan itu, namun juga menghabisi nyawa teman Miroth yang bernama Danny Meredith, putra Miroth yang berusia enam tahun, Jason, dan seorang bayi berumur 22 bulan, David Ferreira. Balita tersebut merupakan keponakan Miroth.

Kegilaan Chase tak berhenti di situ. Setelah membunuh Miroth, ia menyetubuhi mayatnya sebelum akhirnya memutilasinya. Demikian seperti dikutip dari history.com.

Aksi Chase terkuak setelah seorang teman Jason masuk ke dalam rumah dan memergokinya. Bocah perempuan itu seketika kabur menuju rumah tetangga hingga akhirnya mereka menghubungi polisi. Sementara, Chase kabur dengan membawa mayat Ferreira.

Ia diketahui kembali ke apartemennya di Watt Ave. Dan di sanalah ia meminum darah dan memakan organ dalam Ferreira sebelum akhirnya membuang sisa-sisa mayatnya di gereja terdekat. Demikian Today In History pada Sabtu (27/1/2018). 

Pada saat penangkapannya, polisi menemukan bahwa kediaman Chase dipenuhi dengan darah manusia. Darah ditemukan di blender dan wastafel, hingga muncul kesimpulan bahwa perilakunya meminum darah manusia telah berlangsung cukup lama.

Sebenarnya, keanehan demi keanehan telah ada sosok Chase. Pada 1977, Chase yang saat itu berusia 28 tahun pernah ditemukan di sebuah lapangan dalam kondisi telanjang dan berlumuran darah sapi.

Chase telah keluar-masuk rumah sakit jiwa hampir di sepanjang hidupnya. Korban pertama "tangan dingin"nya adalah Ambrose Griffin, seorang teknisi berusia 51 tahun. Griffin dihabisi dengan cara ditembak pada 29 Desember 1977.

Selain itu, Chase juga pernah dikabarkan memasuki sebuah rumah yang ditinggalkan sementara oleh penghuninya. Ia lalu buang air kecil dan buang air besar di tempat tidur dan pakaian pemilik rumah sekaligus mencuri sejumlah barang.

Teresa Wallin adalah korban pembunuhan kedua Chase. Ia dihabisi pada 21 Januari 1978 dalam kondisi tengah hamil tiga bulan. Chase menembak Wallin tiga kali. Setelahnya, ia menyetubuhi jasad Wallin sebelum akhirnya memutilasinya.

Dua hari setelah membunuh Wallin, Chase membeli dua anak anjing dari tetangganya. Ia lalu membunuh kedua hewan itu dan meminum darahnya. Pernah pada satu waktu, Chase juga meminum darah burung.

Setahun sebelum menjalankan aksi terakhirnya, Chase sebenarnya baru saja dibebaskan dari rumah sakit jiwa. Psikiater yang menanganinya kala itu berpendapat bahwa ia sudah mampu mengendalikan dirinya.

Pada 1979, Chase diadili dan pengacaranya menyatakan bahwa kliennya gila. Namun, seorang juri berpendapat bahwa Chase waras. Ia pun didakwa melakukan pembunuhan tingkat pertama dan berakhir dengan vonis hukuman mati.

Belum sempat eksekusi mati dilaksanakan, Chase bunuh diri di selnya di San Quentin pada 26 Desember 1980.

Di belahan dunia lainnya, pada 27 Januari 2011, terjadi peristiwa yang mengubah "peta" Jazirah Arab. Hari itu, Musim Semi Arab atau yang dikenal Arab Spring pecah lewat Revolusi Yaman di mana lebih dari 16 ribu demonstran turun ke jalan di Ibu Kota Sanaa.

Dan pada 27 Januari 1967, AS, Inggris dan Uni Soviet menandatangan Perjanjian Ruang Angkasa (Outer Space Treaty) di Washington, D.C. Perjanjian itu melarang penempatan senjata nuklir di angkasa luar serta membatasi pemanfaatan Bulan dan benda-beda angkasa lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini