Sukses

Lecehkan 160 Atlet Senam Wanita, Eks Dokter Dihukum 175 Tahun Bui

Selama berpuluh-puluh tahun, dokter AS ini mengabdikan diri kepada negara, tapi selama itu juga, ia menyalahgunakan profesinya.

Liputan6.com, Washington D.C. - Mantan dokter tim Olimpiade Amerika Serikat akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara. Ia didakwa hakim setelah 160 atlet wanita melaporkan tindakan pelecehannya selama bertugas menjadi dokter tetap.

Para korban menyebut, tindakan biadab sang dokter telah menghancurkan hidup mereka.

Hakim Rosemarie Aquilina menjatuhkan hukuman 175 tahun penjara kepada dokter tim senam wanita, Larry Nassar (54).

Ini adalah hukuman tambahan yang harus ditanggungnya, setelah kurungan 60 tahun penjara dilimpahkan kepadanya atas tuduhan pornografi anak.

"Anda tak lagi pantas berjalan di luar penjara. Anda tidak melakukan apa pun untuk mengendalikan perbuatan bejat Anda dan ke mana pun Anda pergi, korban Anda bertambah lagi," kata Aquilina kepada Nassar, dilansir The Independent, Rabu(24/1/2018).

"Saya telah menandatangani surat perintah kematianmu," imbuhnya.

Maddie Johnson, Jordyn Wieber, Kyle Stephens, Emily Morales, Aly Raisman and Bailey Lorencen saat membacakan laporan pelecehan sang dokter. (AP/AFP)

Kasus mantan dokter tersebut, yang mulai melayani tim nasional sejak 1996 dan dipecat pada tahun 2015 merupakan skandal terburuk yang melanda dunia olahraga Amerika Serikat dalam beberapa dasawarsa.

Sebelum putusan hakim dibacakan, Nassar meminta maaf kepada seluruh korbannya.

"Saya akan mengingat kata-kata Anda selama sisa hidup saya," katanya seraya menundukkan kepala di tengah pengadilan.

Akan tetapi, hakim meragukan kalimat yang dilontarkannya itu.

Dia tidak yakin atas ucapan Nassar dan lalu membacakan sepucuk surat -- dengan lantang -- yang ditulis Nassar kepadanya.

Dalam surat tersebut, Nassar mengaku bahwa ia adalah dokter yang baik dan ia telah dimanipulasi agar mengaku bersalah.

"Merupakan sebuah kehormatan bagi saya bisa menjatuhkan hukuman kepada Anda, karena Anda tidak pantas untuk berjalan di luar penjara lagi," tegas hakim Aquilina.

Saat hakim berbicara, beberapa orang di ruang sidang pengadilan Lansing, Michigan, terisak dan meneteskan air mata.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sengaja Ditutupi?

Ratusan atlet perempuan menegaskan, pejabat senior telah gagal dalam menjalankan tugas untuk melindungi para atlet dan telah mengabaikan tindakan Nassar.

Pada musim semi tahun 2017, empat pejabat yang mengurusi tim Olimpiade mengundurkan diri. Steve Penny mengundurkan diri karena dituduh telah lalai, sementara tiga anggota dewan melepaskan kursi jabatannya awal pekan ini.

Larry Nassar dinyatakan bersalah pada November tahun lalu dengan tujuh tuduhan pelecehan seks tingkat pertama di Ingham County, serta tiga tuntutan tambahan di Eaton County.

Sebelumnya, ia telah menjalani hukuman bui selama 60 tahun di penjara federal, karena kasus pornografi anak.

Korban terakhir yang bersaksi, Rachael Denhollander, adalah orang pertama yang membacakan tuduhan secara terbuka terhadap sang dokter.

Dia melaporkannya ke polisi Michigan State University pada tahun 2016 dan menceritakan kisahnya secara eksklusif ke surat kabar Indianapolis Star, yang kemudian melakukan penyelidikan sendiri dan menghasilkan serangkaian laporan.

Denhollander mengungkapkan, Nassar mulai menyiksanya pada tahun 2000, saat dia menjadi pesenam pada usia 15 tahun.

"Ketika kami dilecehkan secara seksual, Larry mulai terangsang," kata Denhollander.

National Collegiate Athletic Association mengatakan awal pekan ini bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan atas kasus tersebut.

Dalam pernyataannya pada hari Rabu, Denhollander mengkritik sekolah itu karena gagal bertindak cepat dan tak tanggap, mereka pun terkesan tak mengindahkan laporan para korban.

Diduga, USA Gymnastics sengaja menyembunyikan kebejatan dokter yang dipakai mereka selama bertahun-tahun demi menghindari stigma negatif di ranah publik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini