Sukses

Ini Cara Berlindung dari Serangan Zombie Menurut Sains

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda pernah menonton film layar lebar The Walking Dead, Anda akan tahu bahwa melarikan diri dari sekumpulan zombie atau mayat hidup tidaklah mudah.

Menegangkan dan melelahkan, pasalnya kita harus terus berlari menjauh dari kerumunan mematikan itu. Nafas Anda terengah-engah, energi Anda terkuras habis, dan pandangan mata Anda harus awas.

Anda juga harus mempersenjatai diri agar tak digigit zombie. Selain itu, Anda harus menemukan bangunan yang terlindungi dengan baik dan tidak mudah dibobol oleh para zombie.

Jadi, jika Dawn of the Dead memang menjadi kenyataan, para ilmuwan telah meneliti tempat terbaik agar kita bisa selamat dari serbuan zombie.

Dengan menggunakan metode yang digunakan dalam meneliti wabah penyakit di kehidupan nyata, para ilmuwan dari Cornell University mengklaim bahwa manusia yang tinggal di kota-kota besar menjadi sasaran empuk bagi mayat hidup.

Menurut mereka, cara aman agar terhindar dari gigitan zombie adalah bersembunyi di bukit atau gunung, karena daerah seperti ini tidak terdapat banyak penduduk dan sebagian besar wilayah sulit dijangkau.

Menurut penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan American Physical Society March pada 5 Maret 2015, jika gerombolan zombie datang, orang-orang di kota besar dipastikan berada dalam masalah.

Seorang mahasiswa pascasarjana Cornell University -- yang merupakan bagian dari tim peneliti -- Alex Alemi menyebut, idealnya Anda diharuskan lari ke daerah yang hampir kosong, seperti Pegunungan Rocky.

"Saya ingin melihat sebuah akun fiktif di mana sebagian besar kota di New York mati dalam sehari, namun bagian utara masih memiliki waktu sekitar satu bulan untuk mempersiapkannya," kata Alemi dalam siaran pers APS, dilansir IFL Science, Senin (22/1/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jenis Penyakit yang Autentik

Alemi dan rekannya menggunakan jenis penyakit umum untuk memperkirakan tingkat infeksi yang ditularkan zombie di AS, dengan asumsi bahwa manusia juga perlu terinfeksi oleh gigitan zombie.

Selain itu, zombie hanya bisa berjalan kaki dan tidak akan mati secara alami, tapi perlu dibunuh. Sedangkan sasarannya harus tepat mengenai kepala.

Intinya, para peneliti menggunakan model realistis yang sangat mirip dengan cara para ahli epidemiologi menghitung penyebaran virus lain, namun menggunakan parameter fiktif yang unik untuk zombie.

Para ilmuwan memang membuat beberapa asumsi, termasuk infrastruktur transportasi yang ambruk.

Sulit membayangkan jika bandara tetap bisa beroperasi dalam waktu lama, sedangkan skenario seperti itu sedang berlangsung.

Pegunungan Rocky disebut sebagai tempat teraman untuk menyelamatkan diri dari serangan fiktif tersebut, karena jarang penduduk dan sulit dijangkau.

Wilayah yang padat penduduknya menjadi tempat terbaik untuk menyebarkan wabah.

Penelitian statistik terinspirasi dari buku karya Max Brooks berjudul World War Z.

3 dari 3 halaman

Konyol, tapi...

Zombie mungkin menggigit dan menginfeksi manusia atau sebaliknya, orang tersebut lolos dari serangan itu dan membunuh zombie.

Mayat hidup mungkin biasanya lebih agresif, tapi pergerakan mereka lamban.

Untuk itulah, tim peneliti membangun sebuah model interaktif yang memungkinkan Anda untuk menyimulasikan wabah, memilih titik awal, menemukan rasio antara gigitan zombie dan pembunuhan zombie, serta gerakan zombie (cepat atau lambat).

"Wabah zombie di New York City, AS, dapat menghancurkan seisi kota kurang dari 24 jam," kata Alemi.

Memang, skenario zombie mungkin terdengar konyol, tapi peneliti dari kesehatan masyarakat cenderung menyukai skenario semacam ini, karena membantu mendidik orang tentang penyebaran penyakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini