Sukses

Perusahaan Selandia Baru Luncurkan Roket ke Angkasa Luar

Selandia Baru Luncurkan roket di Semenanjung Mahia dan sudah dianggap sebagai kemajuan canggih dalam industri angkasa luar.

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru berhasil mengungguli Australia dalam soal luar angkasa, dengan berhasil meluncurkan roket dari tempat peluncuran milik negeri itu sendiri di North Island.

Peluncuran di Semenanjung Mahia sudah dianggap sebagai kemajuan canggih dalam industri angkasa luar yang akan memungkinkan perusahaan lebih kecil meluncurkan satelit dengan biaya lebih murah.

"Angkasa luar sekarang terbuka untuk bisnis." kata perusahaan Rocket Lab perusahaan patungan Amerika Serikat-Selandia Baru, demikian dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Selasa (23/1/2018).

Meskipun peluncuran roket ini barulah uji coba, Rocket Lab berhasil meluncurkan tiga satelit ke orbit untuk melacak perjalanan kapal, cuaca dan pengindaraan.

Sekarang ini sudah lebih murah untuk meluncurkan roket dibandingkan masa lalu karena biayanya lebih rendah.

Rocket Lab mengatakan akan meluncurkan satelit setiap minggu dengan biaya satu kali peluncuran adalah $ 4,9 juta (sekitar Rp 60 miliar).

"Rocket Lab adalah sebuah perusahaan start up kecil, yang dibuat oleh beberapa orang dan berasal dari mimpi yang menjadi kenyataan. Ini menunjukkan apa yang bisa terjadi di masa modern sekarang ini," kata Brad Tucker pakar astrofisika dari Australian National University.

Profesor Tucker mengatakan, sekarang ini tidak diperlukan lagi adanya sebuah badan pemerintah besar yang memiliki dana tidak terbatas untuk melakukan peluncuran.

"Kita harus memberi selamat atas apa yang dilakukan negara tetangga karena sudah memiliki visi dan melakukan sesuatu yang mereka pikir tidak akan bisa dilakukan 10 tahun lalu." katanya.

"Sekarang mereka menjadi pesaing di pasar dunia."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Australia Tidak Jauh di Belakang

Michael Davis, Kepala Asosiasi Industri Angkasa Luar Australia mengatakan, model bisnis yang dikembangkan oleh perusahaan satelit Selandia Baru ini merupakan 'revolusi besar.'

"Kita tidak lagi membayar ratusan juta dolar bagi penempatan satelit besar di orbit, sekarang kita memiliki konstelasi baru dengan satelit lebih kecil yang kita sebut nano satellites -- beredar di orbit bumi rendah dengan biaya lebih murah." katanya.

Berbeda dengan perusahaan seperti Space X milik Elon Musk yang menggunakan pusat peluncuran milik pemerintah, Rocket Lab mengatakan mereka adalah perusahaan pertama yang meluncurkan roket sendiri dari pusat peluncuran milik sendiri.

Sudah ada rencana serupa di Australia dengan pusat peluncuran sudah disediakan di Northern Territory dan uji coba diperkirakan akan dilakukan dalam waktu satu tahun.

Davis mengatakan Australia memiliki keuntungan ekonomi lain dalam industri angkasa luar.

"Mungkin sekali Australia akan menjadi partisipan dalam bisnis peluncuran komersial." katanya.

"Tetapi masih banyak manfaat ekonomi dari bisnis membuat satelit, dan bahkan manfaat lebih besar lagi dari penggunaan data satelit."

"Dan ini di bidang-bidang seperti ini kami percaya bahwa Australia memiliki masa depan bagus sekali dalam membangun industri dan menciptakan lapangan kerja."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini