Sukses

Pengakuan Orang Tua yang Tega Menyekap 13 Anak Kandungnya

Liputan6.com, Washington, DC - Sepasang suami istri ditangkap polisi karena terbukti menyekap 13 anak kandungnya selama bertahun-tahun di dalam rumah, di California, Amerika Serikat.

Seluruh kakak beradik itu ditemukan polisi dalam kondisi mengenaskan, kotor dan bau. Beberapa bahkan diikat di tempat tidur dengan rantai dan digembok.

Diberitakan oleh BBC, Jumat (19/1/2018), pasangan bernama David Allen Turpin (57) dan Louise Anna Turpin (49) hari ini -- waktu setempat -- menjalani persidangan dengan pengawalan ketat polisi.

Mereka datang ke pengadilan dengan mengenakan pakaian berwarna gelap.

Louise mengenakan blus putih dibalut jas hitam dan rambutnya dibiarkan terurai, sementara David mengenakan kemeja putih keunguan, jas hitam, dan rambut putih sebahunya juga dibiarkan tergerai.

David terlihat mengikat perut dan kakinya dengan rantai. Entah apa yang membuat pria paruh baya itu melakukannya.

Keduanya tampak begitu tenang menjalani persidangan.

Louise bahkan tertangkap kamera wartawan tersenyum saat berbincang dengan kuasa hukumnya.

Louise Anna Turpin bersama pengacaranya Jeff Moore, dan suaminya David Allen Turpin, hadir di pengadilan untuk menjalani persidangan di Riverside, California, Amerika Serikat. (Gina Ferazzi/Los Angeles Times via AP)

Saat ditanya hakim, pasangan itu enggan mengakui kesalahan mereka dan cenderung membela diri.

Sidang kedua mereka akan dibuka pada bulan Februari.

Pengacara Distrik Riverside County, Mike Hestrin, mengungkapkan pada hari Kamis bahwa 13 anak David dan Louise, yang berusia 2 sampai 29 tahun, diikat bertahun-tahun di dalam sebuah kamar karena dihukum.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers, Hestrin mengatakan bahwa ketiga belas anak tersebut pertama kali diikat dengan tali, tapi ketika mengetahui satu anak berhasil melepaskan jeratannya, David dan Louise merantai semua anaknya di tempat tidur, lalu menggemboknya. Mereka bahkan tidak diizinkan untuk pergi ke toilet.

"Ini parah, emosional, pelecehan fisik ... Ini perbuatan buruk. Hukuman kepada anak seharusnya tak dilakukan selama beberapa minggu atau berbulan-bulan," ungkap Hestrin.

Hestrin menyebut, 13 anak itu mengalami kekurangan gizi amat parah. Anak yang berusia 12 tahun memiliki berat seperti anak berusia tujuh tahun, sedangkan anak tertua, wanita berusia 29 tahun, beratnya hanya 37 kilogram.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hukuman Seumur Hidup?

Cerita tentang bagaimana pasangan tersebut memperlakukan ketiga belas anaknya menuai kecaman. Mereka kerap memasak atau membeli makanan untuk diri mereka sendiri, tapi tidak membagikannya untuk anak-anak mereka.

"Mereka sering membeli makanan, seperti pie, pie apel, pie labu, dan meninggalkannya di pojok kamar, tapi tak mengizinkan mereka memakannya," kata Hestrin.

Seorang petugas penegak hukum mengatakan kepada NBC News, anak-anak tersebut hanya diberi makan dengan satu jenis makanan saja yang dijatah per hari.

Hestrin menambahkan, beberapa anak-anak mengalami gangguan kognitif akibat kelaparan, mengalami kerusakan saraf karena penganiayaan fisik yang ekstrem dan berkepanjangan, serta tidak memiliki pengetahuan dasar tentang kehidupan.

Dia juga mengungkapkan, anak-anak diizinkan mandi setahun sekali dan tidak dibolehkan untuk memiliki mainan, terlepas dari adanya fakta bahwa sejumlah mainan yang masih terbungkus rapi ditemukan di rumah mereka.

Satu-satunya hal yang boleh dilakukan anak-anak itu ketika dirantai adalah menulis di jurnal mereka, meski ratusan di antaranya telah disita.

"Sebagai seorang jaksa, ada beberapa kasus yang menghantuiku. Ada yang berurusan dengan kebiadaban manusia, dan itulah yang sedang kita hadapi di sini," ucap Hestrin.

David dan Louise masing-masing dikenai 12 tuduhan penyiksaan, tujuh tuduhan penyalahgunaan peran orang dewasa, enam tuduhan penganiayaan anak dan 12 tuduhan pengurungan.

David juga menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap anak.

Tuduhan tersebut mencakup perlakuan yang dimulai pada tahun 2010, saat keluarga Turpin tinggal di Texas. Tuduhan penyiksaan dan pengurungan itu belum termasuk apa yang telah mereka lakukan terhadap anaknya yang berusia dua tahun.

Mereka ditahan dengan denda sebesar US$ 13 juta, untuk satu orang, dan menghadapi hukuman penjara seumur hidup.

3 dari 3 halaman

'Rumah Horor'

Di rumah Turpin, polisi juga menemukan goresan di pintu, jendela ditutup rapat tanpa membiarkan cahaya masuk, serta karpet dan dinding kotor.

Cobaan mengerikan anak-anak itu berakhir ketika anak perempuan Turpin yang berusia 17 tahun melompat keluar dari jendela dan menelepon 911 melalui telepon genggam yang tidak aktif.

Seorang petugas penegak hukum mengatakan kepada NBC News bahwa gadis itu sekarang sangat kekurangan gizi, sehingga mentalnya jauh dari anak seusianya.

Hestrin mengatakan kepada wartawan bahwa gadis itu telah berencana untuk melarikan diri dari rumah selama lebih dari dua tahun.

Dia awalnya membebaskan diri dengan adik laki-lakinya, tapi ia ketakutan dan kembali lagi ke rumah.

Anak-anak Turpin sekarang dirawat di rumah sakit, disuntik antibiotik, diberi nutrisi dan vitamin melalui infus.

"Mereka lega ... kesehatan mereka sedang diperiksa. Mereka telah ditangani dengan baik. Saya belum tahu mereka akan diserahkan kepada siapa," kata Hestrin.

Ketika polisi tiba pada hari Minggu di rumah Turpin, sekitar 100 kilometer tenggara Los Angeles, mereka mendapati anak-anak itu kelaparan, perabotan dalam kondisi kotor dan empat kamar terkunci rapat.

Ruangan itu juga dipenuhi air kencing.

Perwakilan Kantor Sheriff Riverside, Mike Vasquez, melakukan pengamatan serupa ke Daily Mail.

"Kamar mereka sangat bau, baunya tak sedap. Feses dan urin di mana-mana. Itulah yang terjadi ketika orang dirantai, tidak ada tempat lain untuk pergi ke kamar kecil," ujar Perwakilan Kantor Sheriff Riverside, Mike Vasquez.

Pihak berwenang mengatakan kepada wartawan minggu ini bahwa orang tua telah mengubah rumah menjadi sekolah swasta, penjara dan ruang penyiksaan.

Seorang mantan tetangga, Mike Clifford, membeberkan ia sering melihat ketiga belas anak itu melalui jendela rumah, berjajar selama berjam-jam.

"Saya pulang ke rumah dan sekitar pukul 12.30 malam sampai pukul 03.00 dini hari, saya melihat anak-anak itu berbaris di antara dua ruangan di atas sana... sama seperti di militer, membentuk lingkaran," ujar Clifford.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.