Sukses

Korban Bullying yang Bunuh Diri Picu Keprihatinan di Australia

Kisah Amy 'Dolly' Everett, remaja yang tewas bunuh diri usai menjadi korban bullying, memicu keprihatinan di Australia.

Liputan6.com, Canberra - Kisah Amy 'Dolly' Everett, remaja yang dikenal sebagai 'outback girl' atau 'gadis desa' yang tewas bunuh diri, mengejutkan banyak orang di seluruh Australia, mulai dari pengemudi truk hingga PM Malcolm Turnbull.

Seperti dikutip dari Australiaplus (13/1/2018), gadis berusia 14 tahun dari sebuah keluarga peternak terkenal di Northern Territory, Australia itu mengakhiri hidupnya pekan lalu setelah menjadi sasaran perundungan (bullying) di internet, demikian dikisahkan orang tuanya yang berduka, Tick dan Kate Everett.

Gambar Dolly saat masih gadis kecil (seperti foto di atas) telah dibagikan ke seluruh dunia dalam sebuah kampanye media sosial yang digagas oleh orang tuanya untuk meningkatkan kesadaran mengenai dampak bullying di internet.

Kematiannya telah memicu kemarahan dan kesedihan, terutama di masyarakat pedesaan dan regional di sekitar Australia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyelidikan Sedang Dilakukan

Dolly meninggal beberapa minggu sebelum ia dijadwalkan masuk kembali ke sekolah berasramanya di Scots PGC College di Warwick, Queensland selatan.

Sebelum bunuh diri, remaja itu menyelesaikan sebuah lukisan dengan kata-kata "berbicaralah bahkan jika suaramu bergetar".

Skotlandia PGC College mengatakan bahwa pihaknya bertanggung jawab atas kesejahteraan siswa mereka dengan sangat serius, dan mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan atas perkara tersebut.

Sang Kepala Sekolah, Kyle Thompson mengatakan dalam sebuah pernyataan kemarin (10/1/2018) bahwa komunitas sekolah "sangat sedih" dengan kematian Dolly.

"Dolly akan benar-benar dirindukan dan pikiran dan dukungan kita bersama dengan keluarga dan teman-temannya," katanya.

"Kami terus bekerja secara langsung dengan keluarga Dolly untuk memberikan dukungan, sambil juga menghormati privasi mereka selama masa-masa sulit ini.

"Dengan berkonsultasi dengan keluarga Dolly, kami bermaksud mengadakan layanan peringatan khusus di awal semester 1 untuk memberi kesempatan kepada komunitas kami untuk mendukung keluarga Everett dan untuk menghormati kehidupan Dolly."

Pemakaman Dolly Everett akan diadakan pada hari Jumat 12 Januari 2018 di Katherine, kawasan Teritori Utara.

 

3 dari 3 halaman

PM Australia Ikut Berduka Cita

Perdana Menteri Malcom Turnbull mengeluarkan sebuah pernyataan di Facebook yang mengatakan bahwa dirinya turut merasakan duka yang mendalam bagi Dolly dan keluarganya.

"Kematian Dolly menyoroti dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh bullying terhadap korbannya," katanya.

"Setiap langkah harus diambil untuk mengurangi kejadian bullying, baik secara langsung maupun di dunia maya, dan menghapuskan praktik bullying di manapun kita bisa."

PM Malcolm Turnbull mengatakan, munculnya platform media sosial online telah menghadirkan tantangan baru.

"Pelaku bullying di dunia maya bisa mengganggu dan mengintimidasi korban mereka dari lokasi manapun dan kapan saja," katanya.

"Diperlukan lebih banyak upaya, dari pemerintah, kelompok kesehatan dan perusahaan internet itu sendiri, untuk mencegah penindasan di dunia maya, menghentikannya saat terjadi dan meminimalkan dampaknya jika hal itu terjadi."

Turnbull mengatakan bahwa orang muda yang mengalami intimidasi secara online dapat mengajukan keluhan ke situs web esafety.gov.au dari Pemerintah Federal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini