Sukses

Kisah Lilli, Boneka Pendahulu Barbie yang Haram untuk Para Bocah

Sebelum Barbara Millicent Roberts alias Barbie jadi boneka kesayangan, sudah ada Lilli, pendahulunya dari Jerman.

Liputan6.com, Berlin - Sejak tahun 1959, Barbara Millicent Roberts alias Barbie menjadi boneka kesayangan para bocah.

Penampilan boneka itu, dengan tubuh langsing, kaki jenjang, wajah tirus dengan hidung sempurna menjadi inspirasi banyak orang untuk menirunya. Barbie bahkan membentuk persepsi kecantikan seorang wanita.

Namun, tahukah Anda, sebelum Barbie diciptakan, ada pendahulunya yang tak kalah cantik. Namun, Lilli, namanya, tidak dibuat untuk anak-anak.

Lahir pada 1952 di Jerman, Lilli mewakili perempuan muda modern pada masanya yang asertif alias blak-blakan soal seksualitas.

Karakternya awalnya muncul sebagai karakter komik strip di Bild-Zeitung, sebuah harian di Hamburg, Jerman. Lilli diciptakan oleh seniman Reinhard Beuthien.

Pada 24 Juni 1952, Beuthien diperintahkan membuat filler atau pengisi kekosongan di halaman surat kabar. Awalnya, ia menggambar sosok bayi kecil. Namun, bosnya tak senang dan menolak idenya itu.

Beuthien memutuskan tetap mempertahankan wajah bayi tersebut, namun ditambahi kuncir, dan lekuk tubuh gadis dewasa. Jeng...jreng! Lilli pun lahir.

Dalam komik itu, Lilli digambarkan sebagai sosok yang tak sopan, lancang, dan bebas dalam hal seksual. Terkadang, ia bahkan menjelma jadi cewek matre atau gold digger.

Lilli digambarkan sebagai seorang sekretaris yang tak malu-malu bicara soal seks.

Dalam versi kartun, perempuan mandiri dari era pascaperang tersebut kerap bicara dengan nada guyon dengan rekan-rekannya, teman pria, bahkan kepada bosnya.

Dalam sebuah episode, tergambar karakter Lilli menutupi tubuhnya yang telanjang. Kepada seorang teman yang melihatnya, ia berucap, "Aku dan pacarku bertengkar, dan ia mengambil semua barang yang pernah diberikannya untukku." Termasuk, baju yang sedang dikenakannya.

Suatu ketika dikisahkan, Lilli terlambat masuk kantor, dan ini yang dikatakan pada bosnya: "Saya tahu Anda marah karena saya datang terlambat. Tapi, jangan khawatir, hari ini saya akan pulang tepat waktu pukul 17.00!"

Komik tersebut sukses besar. Editor pun meminta Reinhard Beuthien menggambar Lilli setiap hari.

Lelucon komik Lilli mengambil tema beragam, dari fashion, politik, bahkan keindahan alam.

"Matahari terbit sangat indah untuk disaksikan. Itu mengapa aku selalu tinggal hingga larut di kelab malam."

Pembaca di Jerman ternyata sangat terpesona dengan sosok Lilli yang cantik dan jenaka, hingga akhirnya pada 1953, tabloit tersebut memutuskan untuk membuat versi boneka plastik. Mirip Barbie. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Boneka Khusus Orang Dewasa

Tak lama setelah diluncurkan, boneka Lilli jadi populer. Awalnya, mainan plastik itu dipasarkan di bar atau toko tembakau sebagai hadiah tambahan.

Ia dijual dalam dua versi, 12 inci dan 7,5 inci. Boneka tersebut dibuat dari plastik, berkulit pucat, wajah dirias dengan bibir merah, alis yang tinggi, dan bulu mata lentik. Bahkan kuku-kuku tangannya dicat merah. 

Boneka Lilli tak menghadap ke depan, kedua matanya yang lentik melirik ke arah kanan. 

Tak semua orang menjadi penggemarnya. Penulis sekaligus aktivis feminis Ariel Levy bahkan menyebutnya sebagai 'boneka seks' dalam bukunya Female Chauvinist Pigs: Women and the Rise of Launch Culture.

Sementara, dramawan dan feminis Eve Ensler bahkan menyebut Lilli sebagai 'mainan seks'.

Riasan Lilli yang tebal dan alisnya yang terangkat kini masih bisa dilihat di penerusnya, boneka Barbie yang berasal dari Amerika Serikat. Keduanya juga punya lekuk tubuh hampir serupa.

Namun, keduanya punya perbedaan signifikan di bentuk kaki. Ujung kaki Lilli berbentuk stiletto bertumit dan dilukis hitam, Barbie memiliki kaki melengkung dengan jari kaki mungil yang sempurna.

Meskipun ia tidak dirancang sebagai mainan anak-anak dan orang tua menganggapnya tidak layak untuk para bocah, Lilli  versi akhirnya menjadi populer di kalangan gadis kecil.

Pabrik mainan Jerman mendapat keuntungan besar, tak hanya dari bonekanya, tapi juga dengan menjual rumah boneka, perlengkapan ruangan, perabotan, dan aksesoris mainan lainnya untuk Lilli kecil.

Lilli juga diedarkan di sejumlah toko mainan di seluruh Eropa, termasuk Italia dan negara-negara Skandinavia.

Popularitas Lilli pun mendunia. Bonekanya diekspor ke sejumlah negara di seluruh dunia, termasuk China dan Amerika Serikat.

Beberapa boneka masih dapat ditemukan hari ini dalam kemasan asli yang berasal dari tahun 1950-an untuk pasar orang berbahasa Inggris, yang diberi label sebagai "Lili Marleen".

Beberapa perusahaan mainan (terutama di Hong Kong) mulai memproduksi boneka versi mereka yang terlihat sangat mirip dengan Lilli.

Pencipta Barbie, Ruth Handler dan keluarganya sedang berlibur di Swiss pada 1956. Kala itu, boneka Lilli menarik perhatian putri Ruth yang berusia 15 tahun, Barbara.

Sang ibu pun membeli tiga boneka itu dan membawanya pulang ke California. Lilli menginspirasinya untuk membuat boneka Barbie -- yang diberi nama mirip julukan putrinya, Barbara. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini