Sukses

Aroma KKN di Balik Pesta Tahun Baru di Klub Mewah Donald Trump?

Donald Trump menggelar pesta mewah pada malam tahun baru 2018 di Mar-a-Lago. Para tamu wajib beli tiket.

Liputan6.com, Florida - Donald Trump menggelar pesta mewah pada malam tahun baru 2018 di Mar-a-Lago, klub pribadinya yang mewah di Palm Beach, Florida.

Pesta itu sebenarnya agenda tahunan. Bedanya, sang tuan rumah, Donald Trump dan istrinya yang cantik, Melania Trump saat ini berstatus sebagai Presiden dan Ibu Negara Amerika Serikat.

Pertanyaan pun tebersit, soal dugaan konflik kepentingan di sisi Donald Trump, antara statusnya sebagai kepala negara dan keuntungan binisnya.

Apalagi harga tiket pesta malam tahun baru yang ditawarkan lebih mahal dari tahun sebelumnya, saat Donald Trump masih jadi calon presiden terpilih.

Untuk anggota harus membayar US$ 600, sementara tamu biasa US$ 750, meningkat dari tahun sebelumnya, yakni US$ 525 dan US$ 575 (non-member).

Pesta tahun lalu diklaim sukses berat, setidaknya semua tiket ludes terjual. Karpet merah digelar untuk menyambut kedatangan tamu, racikan minuman koktail disajikan, sebelum makan malam akhirnya dilangsungkan.

Para tamu menyantap hidangan yang telah disiapkan: racikan sayuran mentah yang diberi nama "Mr Trump’s wedge salad", ravioli isi jamur liar dan Swiss chard (sejenis sayuran), daging tenderloin, dan ikan kakap putih (sea bass) yang digoreng di wajan.

Baked Alaska -- es krim dan kue yang dilapisi meringue jadi hidangan penutup.

Seperti dikutip dari The Guardian, Senin (1/1/2018), kala itu Donald Trump berdansa hingga pukul 01.00. Ia pun berkeliling ke sana kemari, menyapa tetamu.

"Yang bisa aku katakan pada kalian, kita akan bekerja dengan baik," kata dia saat itu.

Tahun ini, tema pestanya adalah "modern fantasy garden" -- taman impian -- yang diwakili pola bunga dengan hiasan emas dan perak metalik.

Pilihan tema pesta cenderung "aman" dibanding Las Vegas showgirls, Moulin Rouge, atau disko era 1970-an pada pesta pergantian tahun sebelumnya.

Richard Painter, mantan penasihat hukum soal etik di Pemerintahan George W Bush berpendapat, dengan terus-menerus menggelar pesta di Mar-a-Lago, sama saja dengan Trump menawarkan akses kepresidenan pada siapa pun yang mampu membayar US$ 200.000 untuk menjadi anggota klubnya itu.

"Trump terus menggabungkan bisnis pribadinya dengan jabatannya," kata Painter.

Dia menambahkan, Trump juga terlalu sering berada di Mar-a-Lago yang dijuluki Winter "White House" untuk melakukan tugasnya sebagai Presiden, seperti menyambut tamu negara. Dengan begitu, secara efektif, ia juga mempromosikan properti miliknya sendiri.

"Ia bisa dengan mudah dikontak anggota Mar-a-Lago. Jadi, orang yang membayarnya, membayar perusahaannya, akan mendapatkan akses istimewa," kata dia.

Painter mengatakan, beda ceritanya jika seseorang tak sengaja bertemu dengan pejabat terkemuka di sebuah bar dan berbincang dengannya. "Itu termasuk lobi, tapi bukan yang harus dibuka sesuai Lobbying Disclosure Act."

Sebelumnya, CNN mengabarkan, pada saat Thanksgiving staf klub memasang pembatas di sekeliling meja di mana Trump dan keluarganya duduk. Pihak Mar-a-Lago mengatakan, hal itu dilakukan demi alasan keamanan juga membatasi pengunjung mendekati miliarder nyentik itu untuk kepentingan lobi.

Akan tetapi, menurut Painter, pembatas tersebut masih sekadar "kosmetik" karena Trump terus ada di klub tersebut bersama para anggota yang telah membayar mahal.

"Mahkaman Agung menafsirkan undang-undang suap secara sempit, membayar untuk mendapatkan akses ke pejabat pemerintah tak dianggap suap. Namun, itu masih terlihat mengerikan." Donald Trump mungkin sulit diperkarakan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Protes

Tak hanya soal Mar-a-Lago. Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga dianggap mengibarkan bendera bisnisnya selama menjabat di Gedung Putih: Trump Organization

Palm Beach Post melaporkan, helikopter perusahaan Trump disiagakan di helipad Mar-a-Lago. Padahal, lokasi pendaratan tersebut hanya bisa digunakan untuk kepentingan kepresidenan.

Helikopter tersebut kabarnya dimiliki oleh DT Connect II dan DT Connect II Member Corp -- perusahaan di mana dua putra Trump duduk sebagai eksekutifnya, Eric dan Donald Jr.

"Tak masalah jika Marine One membawa presiden di dalamnya. Tapi jadi soal jika membawa helikopter yang isinya bukan kepala negara apalagi helikopter pribadi," kata Jesse Dinner, pengacara yang mewakili warga Palm Beach, Nancy deMoss.

Nancy deMoss mengajukan keluhan pada pertemuan Landmarks Preservation Commission Februari 2017 lalu.

Isu hak pendaratan menjadi ganjalan bagi penduduk Palm Beach yang mayoritas berduit. Warga mengungkapkan kemarahannya. Sebab, saat Trump berada di kediamannya di Mar-a-Lago, mereka tak bisa menerbangkan pesawat atau helikopter pribadi ke bandara setempat. (Ein)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.