Sukses

Ukraina dan Pemberontak Pro-Rusia Saling Tukar Ratusan Tahanan

Pemerintah Ukraina menyerahkan 230 tahanan ke pihak separatis. Sebagai gantinya, mereka menerima 74 tahanan dari para pemberontak.

Liputan6.com, Horlivka - Pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia saling tukar tahanan dengan jumlah hingga ratusan orang. Peristiwa itu merupakan salah satu pertukaran terbesar sejak konflik kedua belah pihak pecah pada 2014.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (28/12/2017), Pemerintah Ukraina menyerahkan 230 tahanan ke pihak separatis. Sebagai gantinya, mereka menerima 74 tahanan dari para pemberontak.

Itu adalah pertukaran pertama sejak terakhir kali dilakukan 15 bulan lalu.

Pertukaran tahanan tersebut merupakan salah satu poin dalam perjanjian damai Minsk yang ditandatangani pada 2015.

Jumlah tahanan yang ditukar lebih sedikit dengan yang diumumkan sebelumnya. Pasalnya, puluhan orang yang rencananya diserahkan ke pihak pemberontak menolak untuk dikembalikan.

"Beberapa dari mereka telah dibebaskan dan dakwaannya telah dihapuskan oleh otoritas Ukraina. Namun mereka lebih memilih untuk tetap berada di sisi yang dikontrol pemerintah," ujar juru bicara Komite Palang Merah Internasional di Ukraina, Miladin Bogetic.

Sementara itu menurut laporan AFP, dua warga Ukraina, yakni seorang pria dan wanita, memilih untuk tetap berada di sisi pemberontak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarawan Ukraina: Masih Banyak yang Ditahan di Donetsk

Negosiasi pertukaran tahanan yang dilakukan selama berbulan-bulan itu melibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Petro Poroshenko, dan Kepala Gereja Ortodoks Rusia.

Pada pertukaran itu, bus dan kendaraan lain yang membawa tahanan berkumpul di pos pemeriksaan Mayorsk di dekat kota Horlivka, Donetsk.

Seorang sejarawan yang ditangkap oleh pihak pemberontak karena dicurigai menyimpan senjata, Igor Kozlovsky, mengatakan masih banyak yang ditahan di Donetsk.

"Saya berada di tempat penahanan selama dua tahun... Masih banyak tahanan masih di sana (Donetsk)," ujar Kozlovsky.

Pemerintah Inggris mengatakan pertukaran tahanan itu merupakan langkah awal untuk memenuhi komitmen yang telah dibuat oleh kedua belah pihak.

Konflik di Ukraina timur pecah pada April 2014, tak lama setelah Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea. PBB mengatakan, lebih dari 10.000 orang tewas di Donetsk dan Luhansk akibat konflik tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.