Sukses

7 Destinasi Wisata Menyeramkan yang Bakal Hits pada Tahun 2018

Liputan6.com, Jakarta - Rough Guides (buku panduan perjalanan dan penerbit referensi yang dimiliki oleh APA Publications, bermarkas di London) baru saja mengumumkan daftar destinasi wisata yang harus dikunjungi pada tahun 2018. Bukannya menenangkan, lokasi-lokasi wisata tersebut justru terdengar aneh.

Bahkan, sejumlah tempat boleh dibilang menyeramkan dan membuat para petualang mengangkat satu alisnya. Inilah beberapa tujuan wisata teraneh, yang tentunya diperkirakan akan populer pada tahun 2018, seperti dilansir The Independent, Minggu (17/12/2017) . Berani coba?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Djibouti

Terletak di Horn of Africa (HoA) atau Tanduk Afrika, Djibouti secara kontroversial masuk ke daftar 10 negara wajib dikunjungi untuk tahun 2018 oleh Lonely Planet, buku panduan perjalanan dan penerbit media digital terbesar di dunia yang dimiliki oleh BBC Worldwide.

Disebut kontroversial karena organisasi hak asasi manusia mencatat adanya berbagai pelanggaran di sana selama bertahun-tahun. Laporan tahun 2016 menyebut, di Djibouti muncul banyak persoalan seperti penyiksaan, kekerasan di dalam penjara, penangkapan sewenang-wenang, penahanan pra-peradilan yang berkepanjangan, penolakan pengadilan untuk publik, hak privasi yang diganggu, diskriminasi, kekerasan terhadap perempuan, mutilasi alat kelamin perempuan, penganiayaan anak, perdagangan manusia, diskriminasi terhadap orang-orang penyandang cacat, HIV/AIDS dan lesbian, gay, biseksual, transgender, serta komunitas interseks.

Selain itu, mayoritas media-media di Djibouti dimiliki oleh negara, sehingga tidak ada stasiun TV atau radio swasta. Pemerintah juga memegang kendali atas surat kabar dan penyiaran nasional, Radiodiffusion-Television de Djibouti.

"Masuknya Djibouti di Lonely Planet's Best in Travel 2018 tidak mewakili pengesahan praktik politik atau budaya manapun di negara ini. Filosofi Lonely Planet adalah perjalanan yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat meningkatkan toleransi serta pemahaman sesama. Dengan mengunjungi sebuah negara, wisatawan dapat mendukung bisnis lokal dan berinteraksi dengan penduduk setempat tanpa terlibat dengan pemerintah atau aturan mereka," ujar Lonely Planet.

"Ketika kami dibombardir pertanyaan mengenai pemilihan Djibouti, kami menyoroti beberapa pengalaman positif yang ditawarkan kepada pelancong, namun pada akhirnya keputusan untuk berkunjung ke Djibouti tetap dilakukan secara individual. Kami hanya memberikan kebebasan dan informasi perjalanan yang akurat untuk menginformasikan destinasi tersebut."

3 dari 8 halaman

2. Lanzarote

Destinasi kedua yang membuat kita melongo adalah Lanzarote, salah satu bagian dari Kepulauan Canaria yang memiliki tujuh pulau vulkanik di Samudra Atlantik, sebelah barat laut pesisir Afrika (Maroko dan Sahara Barat).

Kepulauan ini termasuk dalam wilayah Spanyol dan merupakan salah satu komunitas otonomi negara itu. Kepulauan Canaria juga diklaim oleh Maroko. Sedangkan ketujuh pulau itu adalah Tenerife (Santa Cruz de Tenerife), Gran Canaria (Las Palmas de Gran Canaria), Lanzarote (Arrecife), La Palma ( Santa Cruz de La Palma), El Hierro (Valverde), dan Fuerteventura (Puerto del Rosario).

Formasi batuan lava hitamnya yang disandingkan oleh pantai berpasir putih dan laut pirus, menciptakan pemandangan dramatis, baik pada liburan musim panas atau liburan musim dingin. Banyak wisatawan dari Inggris yang mendatangi Lanzarote. Terjangkau, bukanlah kata pertama yang muncul dalam benak kita saat menginjak kaki di tempat itu.

Lonely Planet mengatakan bahwa pulau tersebut memiliki infrastruktur yang berkembang dengan baik sehingga tersedia banyak penginapan, makanan dan penyewaan mobil dengan harga terjangkau". Lonely Planet menyebut, penerbangan termurah tersedia pada bulan Agustus 2018.

4 dari 8 halaman

3. Canberra

Orang-orang biasanya menggambarkan Australia lekat dengan Sydney atau Melbourne. Namun, tidak bagi Lonely Planet.

Mereka menempatkan Canberra di urutan nomor tiga dalam daftar kota aneh yang wajib dikunjungi pada tahun 2018.

"Harta karun nasional ditemukan hampir di setiap sudut kota, dan kawasan butik baru telah muncul, menonjol dengan sorotan gastronomi dan budaya," kata Lonely Planet.

5 dari 8 halaman

4. Coventry

Coventry adalah kota metropolitan di West Midlands, Inggris. Secara historis, kota ini merupakan bagian dari Warwickshire, kota terbesar ke-9 di Inggris dan yang terbesar ke-12 di Britania Raya. Ini adalah kota terbesar kedua di wilayah West Midlands, setelah Birmingham, dengan populasi 345.385 jiwa pada tahun 2015.

Coventry berjarak 19 mil (31 kilometer) tenggara Birmingham, 24 mil (39 kilometer) barat daya Leicester, 18 mil (18 kilometer) utara Warwick dan 95 mil (153 kilometer) barat laut London.

Kota Midlands baru saja diumumkan sebagai Kota Budaya Inggris untuk tahun 2021. Mungkin sebutan ini akan mengejutkan seseorang yang pernah ke sana, pasalnya Coventry pernah dikebiri keras selama Perang Dunia II dan banyak bangunan yang hancur, termasuk katedral.

Pada tanggal 14 November 1940, Katedral Anglikan Coventry mengalami kerusakan parah akibat pemboman Jerman dalam Perang Dunia II.

Pada tahun 1944, Sir Giles Gilbert Scott mengajukan proposal desain untuk membangun kembali katedral, namun ditolak oleh Royal Fine Arts Commission. Pada tahun 1950, sebuah kompetisi diluncurkan untuk menemukan desain yang paling sesuai dari seorang arsitek Commonwealth of Nations.

Lebih dari 200 pendaftar diterima, dan desain radikal Sir Basil Urwin Spence dipilih. Pekerjaan dimulai pada tahun 1956 dan strukturnya selesai pada tahun 1962. Spence diberi gelar bangsawan pada tahun 1960 untuk karyanya di Coventry.

Pada tanggal 23 Februari 2012 Royal Mail merilis sebuah stempel yang menampilkan Katedral Coventry sebagai bagian dari seri "Britons of Distinction".

Sir Basil Spence menyematkan jendela kaca patri modern di dindingnya. Walaupun salah satu penulis Lonely Planet menemukan banyak "cinta" di Coventry, akan tetapi tidak banyak ditemukan budaya klasik di sana.

 

 

 

6 dari 8 halaman

5. Boise

Ibu kota Idaho ini secara tradisional dikenal sebagai tujuan bisnis, berkat adanya Boise Centre, pusat konvensi terbesar di Idaho. Namun, Boise berhasil masuk ke daftar 50 destinasi idaman dari Travel and Leisure's untuk tahun 2018.

Lalu, mengapa Boise? Rupanya Boise memiliki pusat kota yang menyegarkan, dengan penginapan yang baru dibuka bernama Inn at 500, sebuah hotel dengan 110 kamar dan restoran di tempat yang hebat. Kota ini juga memiliki kancah kerajinan kapal yang berkembang pesat dan industri anggur yang sedang berkembang.

7 dari 8 halaman

6. Tunisia

Bagi sebagian besar orang, Tunisia masih dikaitkan dengan terorisme, pasca serangan Sousse pada bulan Juni 2015. Dalam serangan tersebut, 38 orang -- terutama turis Inggris -- dibunuh oleh kelompok bersenjata.

Tapi tahun ini, Rough Guides merekomendasikannya bagi para petualang sejati. "Upaya pemerintah Tunisia untuk memperkuat perlindungan terhadap pusat-pusat wisata terbukti: Ada polisi yang berjaga guna meningkatkan rasa aman wisatawan secara keseluruhan." kata pemerintah dalam sebuah pernyataan tertulisnya.

"Dan, pada bulan Juli 2017, Kementerian Luar Negeri mempermudah turis Inggris yang bepergian ke Tunisia, termasuk ibu kota Tunis dan tempat-tempat wisata utama, seperti Carthage, Bardo Museum, pantai-pantai di Hammamet dan pulau Djerba yang indah."

8 dari 8 halaman

7. St. Helena

Saint Helena adalah sebuah pulau tropis vulkanik di Samudra Atlantik Selatan, 4.000 kilometer (2.500 mil) timur Rio de Janeiro dan 1.950 kilometer (1.210 mil) barat Sungai Cunene, yang menandai perbatasan antara Namibia dan Angola di barat daya Afrika. Ini adalah bagian dari Wilayah Luar Negeri Inggris di Saint Helena, Ascension dan Tristan da Cunha. Saint Helena berukuran sekitar 16 x 8 kilometer (10 x 5 mil) dan memiliki populasi 4.534 (sensus 2016). Nama Saint Helena berasal dari Konstantinopel.

Ini adalah salah satu pulau paling terpencil di dunia dan tidak berpenghuni, ketika ditemukan oleh orang Portugis pada tahun 1502. Pulau ini merupakan perhentian penting bagi kapal-kapal yang berlayar ke Eropa dari Asia dan Afrika Selatan selama berabad-abad.

Napoleon dipenjara dan diasingkan oleh Inggris di sini. Ia berada di pulau ini antara tahun 1816 hingga meninggalnya pada tahun 1821. Selain Napoleon, ada juga Dinuzulu kaCetshwayo (pemimpin tentara Zulu saat melawan pemerintahan Inggris) dan lebih dari 5.000 orang Boers dipenjara selama Perang Boer Kedua, termasuk Piet Cronjé.

Antara tahun 1791 dan 1833, Saint Helena menjadi lokasi serangkaian percobaan konservasi, penghijauan dan upaya untuk meningkatkan curah hujan secara artifisial. Intervensi lingkungan ini terkait erat dengan konseptualisasi proses perubahan lingkungan dan membantu membangun akar environmentalisme.

Saint Helena adalah wilayah teritori kedua tertua di Inggris setelah Bermuda.

Mulai awal tahun ini, Saint Helena sudah dapat diakses oleh pesawat terbang menggunakan penerbangan komersial. Namun, dengan kondisi crosswind (hembusan angin yang melintasi arah penemrbangan) yang sangat parah, pembukaan bandara bisa ditunda hingga berkali-kali.

Turbulensi pun masih kerap dijumpai dalam penerbangan ke pulau tersebut. Tapi, itu semua tergantung dari arah mana arah kedatangan pesawat Anda. Ada baiknya tidak terlalu buru-buru untuk ke sana.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.