Sukses

4 Warga Palestina Tewas dalam Bentrokan dengan Aparat Israel

Liputan6.com, Gaza - Empat warga Palestina tewas pada Jumat, 15 Desember 2017 waktu setempat dalam bentrokan dengan aparat keamanan Israel. Peristiwa itu menandai kejadian paling berdarah sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu.

Dua demonstran tewas tertembak dalam bentrokan yang terjadi di sepanjang pagar yang memisahkan Gaza dari Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, salah satu dari korban tewas adalah pria difabel berusia 29 tahun, yang sebelumnya telah kehilangan kedua kakinya.

Sementara itu, dua orang lainnya yang tewas berasal dari daerah Tepi Barat.

Pengakuan Trump soal Yerusalem dan rencananya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv pada pekan lalu itu memicu sejumlah demonstrasi yang berujung bentrokan.

Dikutip dari Washington Post, Sabtu (16/12/2017), ribuan orang memenuhi jalanan Gaza untuk menggelar unjuk rasa besar yang dilakukan setelah salat Jumat kemarin. Setelah berunjuk rasa, banyak dari mereka yang mendekat ke pagar pembatas.

Tentara Israel mengatakan, sekitar 3.500 orang berpartisipasi dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Gaza. Mereka juga mengatakan, sekitar 2.500 warga Palestina di Tepi Barat melempar batu dan molotov, serta membakar ban.

Yerusalem merupakan kota suci bagi umat Islam, Kristiani, dan Yahudi. Kota tersebut juga menjadi jantung konflik berkepanjangan yang terjadi antara Palestina dengan Israel.

Palestina menganggap pengakuan Trump sebagai penyangkalan klaim mereka atas kepemilikan sebagian wilayah Yerusalem. PBB pun menganggap aneksasi Israel di bagian timur kota itu sebagai hal yang ilegal.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, AS tak dapat dianggap lagi sebagai perantara yang jujur dalam proses perdamaian. Abbas pun menolak bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence saat ia mengunjungi wilayah tersebut pada bulan ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Israel Serang Hamas di Tengah Ketegangan Soal Yerusalem

Pada 9 Desember 2017 dini hari, militer Israel menyerang sebuah lokasi pembuatan senjata dan sebuah toko amunisi di Gaza, Palestina.

Mereka mengklaim hanya menargetkan sejumlah situs milik kelompok militan Hamas saja. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan kepada AFP, sebanyak 25 orang warga Palestina dinyatakan terluka, termasuk di antaranya anak-anak.

Israel menyebut, serangan itu dilakukan sebagai bentuk pembalasan atas tiga roket yang ditembakkan dari Gaza ke Israel beberapa hari lalu.

Sistem antirudal Iron Dome Israel berhasil mencegat satu rudal. Namun, satu rudal telah lolos dan dideteksi mendarat di padang gurun. Sedangkan satu lagi mengenai bagian selatan kota Sderot.

Meski demikian, tak ada korban jiwa dalam serangan itu.

"Serangan ini merupakan serangan balasan terhadap proyektil yang menembaki Israel dari Jalur Gaza hari ini, pesawat Angkatan Udara Israel menargetkan sebuah kompleks pelatihan Hamas dan sebuah gudang amunisi di Jalur Gaza," kata militer Israel melalui sebuah pernyataan berbahasa Inggris, seperti dimuat Al Arabiya.

Sementara itu, dalam bentrokan yang terjadi pada 8 Desember 2017 malam di Jalur Gaza utara, dua warga Palestina dilaporkan tewas.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan kematian Maher Atallah (54) disebabkan oleh luka parah yang dialaminya saat bentrokan. Sedangkan seorang pria lainnya, identitasnya tidak disebutkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.