Sukses

4 Penemu Hebat di Dunia Ini Menyesali Hasil Karyanya

Liputan6.com, Stockholm - Kemajuan peradaban manusia tak dapat dipisahkan oleh buah pemikiran luar biasa dari orang-orang di seluruh dunia. Mereka berani bermimpi hal-hal yang dianggap mustahil untuk diwujudkan, namun, pada akhirnya mereka bisa membawa hal itu menjadi kenyataan dan menjadi sebuah penemuan.

Keinginan, tekad, dan kejeniusan mereka membuat kehidupan peradaban manusia jauh lebih mudah. Namun beberapa dari pemikir besar itu ada yang mengaku menyesal menciptakan penemuan mereka.

Gagasan para jenius itu mungkin pada awalnya sangat tulus dan bermaksud untuk mempermudah aktivitas banyak orang lewat sebuah penemuan. Namun siapa sangka, ada orang yang mendistorsi tujuan mulia itu semata-mata untuk memenuhi keinginannya.

Beberapa penemuan digunakan dengan cara yang jauh dari apa yang dimaksud oleh pembuatnya. Alat yang tadinya ditujukan untuk hal baik, digunakan menjadi hal-hal buruk.

Dikutip dari Oddee, Jumat (15/12/2017), Ini beberapa para pemikir besar yang membenci penemuan yang mereka ciptakan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Alfred Nobel

Alfred Nobel adalah seorang industrialis, insinyur, dan seorang penemu yang saat ini identik dengan kata "perdamaian" melalui hadiah Nobel. Namun, ada pergolakan batin hebat yang melatarbelakangi lahirnya Penghargaan Nobel.

Pada 1860, pria asal Swedia itu mencari cara untuk meledakkan batu secara efisien. Ia pun kemudian menemukan bahwa campuran nitrogliserin dengan silika akan menciptakan adonan mudah menguap yang kemudian disebut dengan dinamit.

Namun, saat ia melihat orang-orang menyalahgunakan ciptaannya untuk melukai dan membunuh orang, ia menyesali penemuannya sendiri.

Saat itu, ia berkeinginan agar sebagian besar asetnya harus mengarah pada penciptaan dana unik yang akan diberikan kepada orang-orang yang membawa perubahan postif di dunia.

Lewat Penghargaan Nobel, apa yang diinginkannya pun terwujud hingga saat ini. Meskipun ia telah tiada dan tak menyadari betapa besar dampak keinginan baiknya itu, ia berhasil mengubah penyesalan terbesarnya menjadi salah satu kemenangan terbesar umat manusia.

 

3 dari 6 halaman

2. J Robert Oppenheimer

J Robert Oppenheimer yang dijuluki sebagai bapak bom atom, memegang posisi sebagai Direktur Laboratorium Los Alamos selama masa Perang Dunia II. Saat itu negara saling berselisih tanpa henti. Jutaan orang meregang nyawa setiap harinya dan akhir perang pun tak kunjung terlihat.

Saat mengembangkan bom atom, tim peneliti meyakini bahwa mereka menciptakan dunia yang lebih aman untuk diri merkea dan warga negaranya. Namun setelah melihat kematian massal di Jepang, mereka menyesal membuat bom itu.

Dalam tahun-tahun akhir hidupnya, Oppenheimer berbicara tentang bagaiamana perang telah membuat manusia mati rasa. Ia mengatakan bahwa merupakan kesalahan besar karena telah menciptakan senjata pemusnah massal.

Bom atom memang berhasil membuat Amerika Serikat menang, namun mereka menang dengan cara yang mengerikan dan kejam.

4 dari 6 halaman

3. Mikhail Kalashnikov

Pria asal Rusia yang menciptakan senjata AK-47, Mikhail Kalashnikov, menambah daftar penemu yang menyesali penemuan mereka. Saat meninggal pada 2013, ia masih terbayang-bayang bahwa penemuannya telah digunakan dalm sejumlah teror massal.

Ketika membuat senapan, ia tak pernah berpikir bahwa itu akan menjadi senjata yang paling dipilih oleh geng kriminal, teroris, dan dikatator di seluruh dunia.

Pada tahun-tahun akhir hidupnya, ia mengirim sebuah surat kepada Gereja Ortodoks Rusia dan mengajukan beberapa pertanyaan yang membebani pikirannya.

Ia bertanya-tanya, apakah dirinya sepatutnya menjadi orang yang disalahkan atas jutaan kematian yang ditimbulkan senjata itu selama bertahun-tahun. Ia juga bertanya-tanya mengapa Tuhan membiarkan manusia memiliki dorongan dan kapasitas untuk serakah dan agresi.

 

5 dari 6 halaman

4. Bob Propst

Bob Prost pertama kali menciptakan cubicle atau bilik untuk meja kantor sehingga karyawan bisa memiliki lebih banyak privasi dan kebebasan saat bekerja. Prototipe pertama memungkinkan karyawan mendapat privasi namun cukup bebas untuk berinteraksi dengan karyawan lain.

Namun makin lama bilik dibuat lebih kecil dan membuat mereka yang ada di dalamnya makin terimpit. Sesuai permintaan, perusahaan manufaktur pun mulai membuat cubicle itu sekecil mungkin.

Propst pada akhirnya mencela ciptaannya sendiri dengan mengatakan bahwa menyekat-nyekat orang adalah kegilaan monolitis.

6 dari 6 halaman

5. Kamran Loghman

Kamran Loghman menambah panjang daftar penemu yang menyesali penemuannya. Ia merupakan penemu pepper spray atau semprotan merica kala dirinya bekerja di FBI.

Ia bahkan menuliskan pedoman penggunan karena bisa sangat berbahaya dalam situasi tertentu.

Namun, penyalahgunaan produknya yang telah dilakukan beberapa kali, terutama oleh polisi, membuat ia menyesal telah menciptakan senjata itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.