Sukses

Berusia Lebih dari 1.000 Tahun, Ini 3 Restoran Tertua di Dunia

Liputan6.com, Jakarta - Menurut data statistik, sebagian besar perusahaan akan berakhir setelah ulang tahun ke-40 atau ke-50. Eksistensi mereka bergantung pada dinamika pergolakan ekonomi, reputasi serta kemampuan beradaptasi terhadap kebutuhan pelanggan.

Namun banyak juga perusahaan yang mematahkan anggapan tersebut. Perusahaan-perusahaan itu terbukti mampu bertahan selama 500 atau bahkan lebih dari 1.000 tahun.

Perusahaan tertua di dunia membeberkan 'resep panjang umur' usahanya. Mereka menyebut, prioritas utama penjualan perusahaannya adalah makanan, minuman dan perumahan.

Pada tahun 2008, Bank of Korea menerbitkan laporan perusahaan yang berusia lebih dari 200 tahun. Data menunjukkan, sebanyak 5.586 perusahaan dari 41 negara telah bertahan lebih dari dua abad. Sebagian besar berada di Jepang, di mana ada sekitar 20.000 perusahaan berusia lebih dari satu abad.

Uniknya, bangunan perusahaan-perusahaan itu masih orisinal dan kokoh, walaupun telah dimakan waktu. Berikut 3 perusahaan tepatnya restoran tertua di dunia yang lulus 'ujian waktu', seperti dikutip dari The Vintage News, Sabtu (16/12/2017).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. The Bingley Arms

Terletak di Bardsey, utara Leeds, Inggris, The Bingley Arms bukanlah pub biasa. Memiliki taman belakang yang rimbun dan jauh dari keramaian, pub tersebut telah tercatat di Guinness Book of Records sebagai pub tertua di Inggris.

The Bingley Arms semula bernama The Priests Inn. Kedai bir ini memiliki sejarah yang diketahui yang berasal dari tahun 953 Masehi, saat Simson Ellis membangun bagian tengah bangunan.

Namun, bukti lain menunjukkan bahwa The Priests Inn didirikan jauh sebelum All Hallows Church terbentuk, yaitu sekitar tahun 950 Masehi. The Priests Inn adalah tempat populer untuk beristirahat bagi para pendeta Katolik. Penginapan ini berada di jalur utama antara Kirkstall Abbey dan Abbey di St Mary's, York.

Rumah singgah tersebut kemudian digunakan untuk makan oleh orang-orang asing yang melakukan perjalanan jauh, sedangkan bangunan sebelahnya digunakan untuk mengistirahatkan kuda mereka.

Sekitar tahun 1000 Masehi, The Priests Inn menjadi pengadilan dan tempat untuk menyiksa para terdakwa. Mereka diseret ke persimpangan jalan, di seberang gereja.

Di dalam cerobong asap, di bagian utama bangunan itu, ada dua lubang pendeta (priest holes) yang berasal dari tahun 1539 Masehi. Di sini, para pendeta Katolik bersembunyi untuk menyelamatkan diri setelah Pembubaran Biara (Dissolution of the Monasteries) oleh Raja Henry VIII.

Pada tahun 1780 Masehi, The Priests Inn berganti nama menjadi The Bingley Arms, setelah diambil alih oleh Lord Bingley.

Dengan sejarah panjangnya, tak mengherankan jika The Bingley Arms memiliki banyak kejadian menyeramkan selama bertahun-tahun.

Kini, kedai bir tersebut menawarkan sisi keindahan lain. Selain sebagai tempat minum bir, The Bingley Arms juga disulap menjadi restoran. Pernah, tempat ini memenangkan penghargaan Yorkshire Evening Post Restaurant of the Year.

3 dari 4 halaman

2. Sean’s Bar

Sean's Bar memiliki sejarah yang rinci dan terdokumentasi sampai tahun 900 Masehi. Selama renovasi pada tahun 1970, dinding bar ditemukan terbuat dari ranting yang fleksibel (wattle) dan rotan. Diperkirakan material ini berasal dari Abad ke-9.

Selain itu, ditemukan pula koin-koin tua yang dicetak oleh tuan tanah untuk barter dengan pelanggan mereka. Bongkahan dinding dan beberapa koin dipajang di Museum Nasional.

Sean's Bar telah masuk dalam Guinness Book of Records dan memegang rekor "The Oldest Pub in Europe" pada tahun 2004. Penelitian lain sedang dilakukan untuk memegang rekor sebagai "The Oldest Pub in the World". Sejauh ini, belum dtemukan pub yang lebih tua dari Sean's Bar.

Sean's Bar, seperti yang diketahui saat ini, merupakan bangunan kuno pada umumnya. Bar tua dengan perapian dan dinding terbuka -- yang ditutupi oleh banyak artefak kuno. Kebanyakan pengunjung datang untuk mendengarkan musik dan lagu tradisional Irlandia atau sekadar bersantai.

4 dari 4 halaman

3. Stiftskeller St. Peter

Restoran St. Peter, atau dikenal sebagai Stiftskeller St. Peter, adalah restoran tertua di Eropa Tengah yang berasal dari tahun 803. 

Stiftskeller St. Peter ditemukan di jantung Salzburg, kota tua Austria, St. Peter's Abbey. Tempat ini telah menyajikan makanan tradisional selama lebih dari 1200 tahun.

Stiftskeller St. Peter adalah salah satu restoran terbaik di Salzburg dan terkenal dengan suasana elegannya. Desain era victorian lekat dengan nuansa yang terletak di restoran ini.

Rumor menyebut, keluarga Wolfgang Amadeuz Mozart pernah makan di sini dan komposer Michael Hayden pernah tinggal di lantai atasnya pada 1760-an. Sementara, penyair dan penulis lagu tanpa nama Abad ke-14, Monk of Salzburg, menuliskan nama Stiftskeller dalam syairnya pada tahun 1370.

Sampai sekarang, Stiftskeller tetap menarik minat banyak turis. Mereka penasaran lantaran mendengar kabar bahwa tokoh-tokoh terkenal dunia pernah mampir ke sana.

Selama berabad-abad, Stiftskeller adalah tempat pertemuan para pangeran, uskup, pedagang dan warga negara terkemuka. Beberapa keputusan atau kegiatan historis penting, seperti yang kita ketahui sekarang, mungkin telah terjadi di dalam tembok tua ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini