Sukses

14-12-1799: Presiden Pertama AS George Washington Wafat

Liputan6.com, Washington - Hari ini, tanggal 14 Desember 1799, rakyat Amerika Serikat berduka. Presiden pertama mereka, George Washington, berpulang ke 'rumah' Tuhan pada usia 67 tahun.

Presiden yang memimpin Negeri Paman Sam antara tahun 1789 hingga 1797 itu, meninggal di rumahnya di Mount Vernon, Fairfax, Virginia, sekitar pukul 10 malam waktu setempat.

Dunia pun turut berkabung mendengar kabar lelayu ini. Kaisar Prancis saat itu, Napoleon Bonaparte, memerintahkan 10 hari berkabung di negaranya. Di AS sendiri, ribuan orang mengenakan pakaian serba hitam selama berbulan-bulan.

Upacara pemakaman George Washington digelar di Mount Vernon pada 18 Desember 1799. Di sanalah tubuh Bapak Bangsa AS itu dikebumikan, seperti mengutip laman History.

Saat wafat, George hanya meninggalkan seorang istri, Martha Dandridge Custis, dan seorang anak angkat. Ia tak memiliki keturunan dari pernikahannya dengan janda empat orang anak itu.

Lahir di Westmoreland County, Virginia, pada 22 Februari 1732, George Washington adalah anak pertama dari pasangan Agustinus Washington dan istri keduanya Mary Ball.

Kakek buyutnya berasal dari Inggris dan menjadi tuan tanah di Amerika. Ia memiliki tanah seluas lebih dari 2.000 hektar.

George lahir di kawasan perkebunan Paus Creek, dekat dengan Pantai Kolonial di daerah Westmoreland, Virginia. Ayahnya adalah seorang penanam tembakau dan tentu saja, ia berasal dari keluarga bangsawan.

George kecil hanya mengenyam pendidikan formal selama 7 atau 8 tahun. Pelajaran kesukaannya adalah aritmetika. Namun, ia adalah seorang ahli kehutanan, pengukur tanah, dan pembuat peta. Ilmu ini ia pelajari secara autodidak.

Ketika George berusia 11 tahun, ayahnya meninggal dunia. Oleh karena itu, ia membantu ibunya mengurus perkebunan milik mereka. Saat umurnya menginjak 16 tahun, ia memutuskan untuk tinggal bersama saudara tirinya, Lawrence, yang mewarisi rumah di perkebunan Mount Vernon dari ayahnya.

Sebelum Lawrence meninggal, dia melimpahkan semua kuasa harta peninggalannya di Mount Vernont kepada George. Lawrence juga meminta George untuk mengantikan posisinya sebagai ajudan di wilayah tanah jajahan. Tanggung jawab ini termasuk mengawasi milisi-milisi di Virginia.

Pada tahun 1753, George diperintahkan Gubernur Robert Dinwiddie untuk mengemban sebuah misi, yaitu mengirim ultimatum Inggris kepada komandan Prancis Fort le Boeuf di Lembah Sungai Ohio.

Dalam laporannya kepada Gubernur, George menggambarkan kesulitan dan bahaya yang dialaminya.

Inilah awal mula "Perang Prancis dan Indian" (French and Indian War -- dimana orang-orang Inggris dan koloninya melawan Prancis yang bersekutu dengan suku-suku Indian).

Pada akhir tahun 1754, George pun mengundurkan diri dari jabatannya. Ia kembali mengolah tanah perkebunannya di Mount Vernont.

Tetapi tahun berikutnya, ia secara sukarela kembali ke dalam tugas kemiliteran, dan bergabung dengan Jenderal Inggris Edward Braddock melakukan ekspedisi menentang Prancis.

Meskipun George Washington hampir tewas dalam misi ini, 4 buah peluru merobek zirahnya, serta membunuh 2 kuda yang membawanya, namun misi ini berhasil membuat reputasi George Washington di bidang kemiliteran bertambah cemerlang.

Pada tahun 1755, di usia 23 tahun, ia pun dipromosikan menjadi Kolonel dan ditempatkan sebagai Pimpinan Militer Tertinggi Virginia.

Pada akhir "Perang Prancis dan Indian" tersebut, Inggris tampil menjadi pemenang.

Setelah memastikan jika daerah perbatasan Virginia aman dari Prancis, pada tahun 1758 George kembali meninggalkan dunia militer. Ia pulang ke Mount Vernon, tanah perkebunannya.

Setahun kemudian Washington menikah dengan Martha Dandridge Custis. Di tahun yang sama, ia mulai memasuki dunia politik. Karier politik pertama yang dirintisnya ialah menjadi ketua suatu organisasi yang menentang kebijakan-kebijakan pemerintah Inggris di Virginia.

Pertama-tama, ia mengharapkan rekonsiliasi dengan Inggris, lalu menentang pejabat-pejabat militer, juga menentang kebijakan-kebijakan Inggris dalam masalah tanah.

Pandangan George terhadap pendudukan Inggris sama seperti rekan-rekannya yang lain, yang mengolah tanah perkebunan. Ia merasa dieksploitasi oleh pedagang-pedagang Inggris yang merintangi ruang gerak mereka dengan peraturan-peraturannya.

Pertentangan dengan pemerintah kolonial Inggris pun bertambah tajam, ia secara lantang menyuarakan perlawanan terhadap pembatasan-pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris ini.

Pada bulan Februari 1775, pemerintah Inggris mendeklarasikan Massachusetts sebagai sarang pemberontak. Pada bulan Mei 1775 pertemuan Konggres Continental yang kedua diadakan di Philadelphia. Ketika itu, pertempuran antara tentara Inggris dengan para milisi di Lexington, dekat Boston tengah terjadi.

Tentara Inggris disandera oleh sekitar 14.000 milisi dari New England. George Washington yang hadir dalam pertemuan itu, sebagai delegasi dari Virginia, adalah satu-satunya delegasi yang berpakaian seragam tentara. Ia menyuarakan dukungannya terhadap Massachusetts dan kesiagaannya untuk berperang melawan Inggris.

Pada tahun yang sama, bulan Juni, Konggres membentuk Pasukan Continental dan menggabungkan pasukan ini ke dalam Pasukan Rakyat New England di sekitar Boston. Lalu, Konggres mengangkat George Washington sebagai Pimpinan Tertinggi Pasukan Continental.

George mengambil alih komando, bahkan membayar para milisi tersebut dan memberikan bantuan-bantuan secara umum. Ia membakar semangat mereka untuk berjuang meraih kemerdekaan dengan strategi perang gerilya melawan penjajahan Inggris selama 6 tahun. Strategi ini ia pelajari dari peperangan yang terjadi antara Inggris dan Prancis.

Setelah perang berakhir, untuk kesekian kalinya ia kembali ke Mount Vernont, tanah perkebunannya yang mengalami banyak kemunduran selama masa absensinya.

Ia kembali mengolah tanah perkebunannya dengan menambah jumlah rumah kaca, jumlah penggilingan gandum, tempat penyimpanan es, dan tanah baru untuk perluasan perkebunannya.

George sangat berpengalaman dalam menggunakan mesin penggilingan, berburu, dan mengkaji perkembangan navigasi di sungai Potomac.

Pada tahun 1789, ia terpilih secara bulat menjadi Presiden pertama AS oleh 55 delegasi dari 13 negara bagian. Ia kembali terpilih pada tahun 1792, tetapi saat dicalonkan ketiga kalinya, ia menolak.

Selama masa kepresidenannya, yang pertama-tama ia lakukan adalah melawat ke negara-negara bagian di New England dan negara-negara bagian di selatan. Kunjungan ini diharapkan mampu mencegah perpecahan bangsa yang baru lahir ini.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini