Sukses

China Bangun Kamp Pengungsi, Siaga Perang Korea Utara?

Liputan6.com, Beijing - China dilaporkan secara diam-diam membangun jaringan kamp atau kemah pengungsian di sepanjang 1.416 kilometer perbatasannya dengan Korea Utara. Upaya ini disebut sebagai persiapan eksodus massal jika sewaktu-waktu konflik meletus.

Rencana pembangunan kamp ini pertama kali dilaporkan oleh Financial Times pekan lalu setelah muncul dalam sebuah dokumen internal raksasa telekomunikasi negara yang bocor.

Seperti dikutip dari The Guardian pada Selasa (12/12/2017), dokumen milik China Mobile yang beredar di dunia maya sejak pekan lalu mengungkapkan rencana setidaknya tentang lima kamp pengungsi di Provinsi Jilin.

Dokumen yang tidak dapat diverifikasi secara independen tersebut mengungkapkan, "Karena ketegangan lintas batas ... komite partai (pemerintah Komunis) dan pemerintah daerah Changbai telah mengusulkan untuk mendirikan lima kamp pengungsi di county ini."

Tiga dari lima fasilitas itu adalah Changbai riverside, Changbai Shibalidaogou, dan Changbai Jiguanlizi. The New York Times melaporkan, dua kamp untuk menampung pengungsi Korea Utara rencananya juga didirikan di Kota Tumen dan Hunchun.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China menolak mengonfirmasi keberadaan kamp-kamp tersebut, tapi di lain sisi ia tidak menyangkal tengah terjadi pembangunan. "Saya belum mendapat laporan terkait hal tersebut," kata Lu Kang di hadapan awak media dalam sebuah konferensi pers pada Senin waktu setempat.

Dokumen yang bocor memuat nama dan nomor telepon seorang karyawan China Mobile. Ketika dihubungi, pemilik nomor tersebut tak menjawab.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mencerminkan Kekhawatiran Beijing?

Pembangunan kamp-kamp tersebut dinilai mencerminkan kekhawatiran yang berkembang di Beijing tentang potensi ketidakstabilan politik atau bahkan keruntuhan rezim di Korea Utara.

Cheng Xiaohe, seorang ahli Korea Utara dari Renmin University di Beijing, mengatakan bahwa ia tidak dapat memastikan keaslian dokumen tersebut.

"Ketegangan tinggi di Semenanjung Korea ... mendorong situasi di ambang perang. Sebagai kekuatan besar dan negara tetangga, China harus membuat rencana terhadap semua kemungkinan," tutur Cheng.

Jiro Ishimaru, seorang pembuat dokumenter Jepang yang mengelola jaringan jurnalis warga di Korea Utara dan di perbatasan China, mengatakan, sebuah sumber di Changbai belum lama ini mengungkapkan ia sudah mendengar rencana pembangunan fasilitas tersebut.

Ketegangan di Semenanjung Korea melonjak tahun ini menyusul intensnya perang kata-kata antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Trump menjuluki Kim Jong-un "Litlle Rocket Man", sementara Kim Jong-un kerap menyapa Presiden AS itu dengan sebutan "orang tua yang pikun".

Pekan lalu, sebuah surat kabar di Jilin, kawasan yang paling dekat dengan situs uji coba nuklir Korea Utara, mengisyaratkan kekhawatiran itu. Mereka memuat artikel berisi tips bagaimana bereaksi atas insiden nuklir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini