Sukses

Butuh Mengingat Sesuatu? Berteriaklah

Sering kesulitan untuk mengingat kata? Penelitian menemukan, ingatan akan mudah menyerap kata yang diteriakkan oleh kita.

Liputan6.com, New York - Sering kesulitan untuk mengingat informasi tertulis yang ada di sebuah buku tebal? Jika iya, ingatan seseorang memang terkadang "mandek" kalau harus membaca atau mempelajari hal yang kurang disuka.

Akan tetapi, tak perlu khawatir, karena ternyata mengingat itu tidak sulit. Kuncinya, cukup berteriak dengan lantang kata-kata apa saja yang hendak diingat.

Sebuah penelitian terbaru menemukan, mendengar diri sendiri berbicara dapat bantu memperkuat suatu kata menetap lama di dalam ingatan jangka panjang. Fenomena itu disebut Production Effect.

Dikutip dari Newsweek, Rabu (06/12/2017), para peneliti dari University of Waterloo melakukan penelitian terkait hal itu dengan membandingkan empat cara dalam mempelajari dan mengingat informasi tertulis: membaca dalam hati, membaca sambil berteriak, mendengar orang lain membaca sambil berteriak, mendengar rekaman diri sendiri yang tengah membaca sambil berteriak.

Penelitian itu melibatkan sebanyak 95 partisipan, dan mendapatkan hasil bahwa membaca sambil berteriak dapat membantu mereka mengingat kata lebih kuat. Laporan penelitian itu kemudian dipublikasikan pada jurnal ilmiah Memory.

Colin M MacLeod, penulis jurnal yang juga seorang profesor dan Ketua Departemen Psikologi di University of Waterloo mengatakan, "Cara ini sebaiknya digunakan ketika Anda ingin fokus secara khusus pada sebuah informasi penting."

MacLeod menambahkan, "Mempelajari sesuatu yang baru sambil mengucapkannya dengan lantang itu baik bagi ingatan, lebih bagus daripada hanya membacanya dalam hati."

"Selain itu, Anda juga membuatnya lebih personal jika melafalkan sebuah informasi dengan keras, serta turut membangun keyakinan pada diri bahwa Anda benar-benar dapat mengingatnya," ujarnya.

MacLeod menyampaikan, penelitian ini harus dapat diterapkan dengan baik, terutama bagi para manula yang ingin menjaga agar ingatan mereka tetap tajam.

Istilah Production Effect sendiri diciptakan oleh MacLeod dan rekan-rekan pada 2010, meskipun itu sebelumnya sudah pernah dibahas jauh-jauh hari sejak awal 1970-an. Penamaan itu merujuk pada teknik pengodean yang biasa digunakan untuk mengajarkan seseorang mengingat kata.

Sebagai contoh, memperkenalkan kata "bayi" dengan menjelaskan: "Berawalan huruf B, seorang anak manusia yang biasa tidur di pangkuan". Pemaparan lewat bibir seperti itu lebih membantu ingatan daripada hanya membacanya. Fenomena ini disebut Generation Effect.

"Istilah Production Effect yang tim kita gunakan kurang lebih sama dengan istilah Generation Effect itu," tutur MacLeod, seakan mengatakan bahwa ia kecolongan start untuk memakai kata "Generation".

MacLeod juga menuliskan dalam jurnal penelitian ingatan yang ia dan tim buat, "Kita ingin menghindari penamaan yang terlalu teoretis untuk fenomena ini, sebelum mengetahui apakah pemilihan kata Production itu sudah tepat."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekurangan Mineral Tulang Dapat Menghilangkan Ingatan

Studi lain tentang ingatan juga menemukan, konsumsi zat mineral yang baik untuk tulang dapat membantu daya ingat.

Kekurangan mineral pada tulang tak hanya menyebabkan tulang keropos atau menipis, tapi dapat mengakibatkan kehilangan ingatan. Demikian diungkapkan pakar urat saraf Zaldy Tan dan beberapa rekannya dari berbagai institusi di Boston, Amerika Serikat.

Berdasarkan studi ilmiah, setiap manusia lanjut usia berpotensi terserang salah satu jenis penyakit kehilangan ingata,n seperti alzheimer. Namun, penelitian menemukan bahwa perempuan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terkena gejala penyakit alzheimer.

Hal itu disebabkan banyak wanita menopause yang menggunakan terapi penggantian estrogen. Terapi itu ternyata dapat mendatangkan efek samping berupa berkurangnya densitas mineral pada tulang.

Semakin rendah kadar mineral pada tulang,  semakin besar pula kemungkinan melemahnya daya ingat seseorang.

Selain itu, berbagai gejala lain seperti tingkat pendidikan dan kebiasaan merokok juga dapat memengaruhi kemampuan manusia untuk mengingat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.