Sukses

Semua Palsu... Ini 5 Hal yang Dipercaya Penganut Teori Bumi Datar

Kelompok tersebut memunculkan teori 'ilmiah' versi mereka, bahwa Bumi berbentuk rata itu nyata adanya.

Liputan6.com, California - Tidak sedikit orang atau kelompok di dalam masyarakat yang meyakini teori Bumi datar. Mereka tidak memercayai bukti yang disajikan citra satelit, yang menguatkan bahwa planet manusia sejatinya bulat.

Ragam teori ilmiah perihal bentuk Bumi sendiri terus mereka bantah dan mengatakan itu semua adalah tipuan atau hoax. Entah apa yang mendasari mereka mengatakan itu. Padahal di era teknologi canggih seperti saat ini, semua hal yang ditolaknya sudah jelas terpapar dan mudah digapai via internet.

Tapi tetap, meskipun banyak orang berkali-kali menertawakan apa yang mereka yakini, yang telah terbukti salah oleh berbagai teori ilmiah selama ribuan tahun, sebagian orang tetap memegang kuat anggapan Bumi datar itu.

Dikutip dari laman Therichest.com, Selasa (05/12/2017), berikut lima anggapan sekaligus bantahan terhadap keyakinan para penganut Bumi datar:

1. Bumi Datar Layaknya Disket (dan Tak Bertepi)

Satu hal terbesar yang diyakini kelompok tersebut adalah Bumi datar, bukan bulat. Tidak peduli omongan lawas Phytagoras, Plato, Aristoteles, dan bukti terkini yang menyatakan bahwa komunikasi modern dibangun oleh bumi yang bundar, mereka tetap ngotot mengatakan Bumi datar karena begitulah tampilannya. Selesai.

Sebenarnya cukup mudah membuktikan bahwa Bumi itu tidak datar, tanpa harus mengacu kepada sains atau keyakinan para pemikir Yunani kuno. Lihat saja, bagaimana bayangan bumi dapat membuat bulan seperti 'teriris'.

Fakta lainnya dapat dilihat dari gambar kapal laut yang berdiri sejajar dengan matahari di atas cakrawala. Hal yang paling terlihat mudah adalah kita dapat melihat lengkungan planet ini dari atas pesawat.

Bukti paling aktual mungkin adalah kenyataan bahwa seseorang dapat berjalan lurus satu arah dan kembali ke tempat yang sama ketika memulai perjalanan.

Penganut Bumi datar meyakini bahwa orang tersebut berjalan dalam lingkaran, bukan bergerak lurus. Mereka juga percaya hanya ada satu kutub, yakni Kutub Utara. Antartika adalah perbatasan dunia yang tak berujung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gravitasi dan Pendaratan Bulan Adalah Tipuan

2. Tidak Ada Gravitasi

Newton dan Einstein pasti akan sangat kesal jika tahu teori mereka dibantah oleh penganut Bumi datar. Bagaimana suatu benda bisa jatuh ke tanah? Kelompok tersebut akan berkata, itu adalah hal yang alami, bukan karena tarikan gravitasi.

Penganut Bumi datar memiliki banyak alasan tak masuk akal terkait pertanyaan itu, seperti karena elektromagnetisme, tekanan udara, hingga kepadatan benda yang lebih berat dari medium sekitarnya.

Demi membantah jawaban 'ilmiah' versi mereka itu, terutama untuk alasan terakhir, cukup pertanyakan saja mengapa kapal laut dapat mengambang di atas air namun tidak menyangkal gravitasi.

Mereka beranggapan, bukti bahwa Bumi rata itu fakta karena ilmuwan hingga saat ini belum dapat sepenuhnya menjelaskan bagaimana gravitasi bekerja. Sebuah alasan yang 'lucu', sama seperti berasumsi bahwa penyakit kanker itu tidak ada karena kita tidak tahu bagaimana itu bereaksi.

3. Pendaratan di Bulan Adalah Tipuan (Kebohongan Para Astronot)

"Pendaratan bulan yang pertama kali dipelopori oleh Neill Amstrong adalah sebuah teori konspirasi jadul!" Begitulah anggapan penganut Bumi datar. Semua itu dapat dipalsukan oleh teknologi, seperti yang Hollywood lakukan dengan film-filmnya.

Mereka menganggap, kepalsuan itu semakin dipermudah berkat adanya Photoshop.

Kelompok tersebut juga merasa Astronot adalah pembual yang telah dibayar oleh pemerintah.

Mungkin akan menarik, bila Astronot mengajak mereka menaiki pesawat ruang angkasa. Namun begitu, dikhawatirkan mereka nantinya akan menyabot kapal dan membunuh astronot tersebut.

3 dari 3 halaman

Semua Adalah Kepalsuan

4. Bulan dan Matahari Berukuran Sama

Mereka percaya, Bulan dan Matahari itu berukuran sama. Demi membuktikan hipotesisnya, beberapa penganut Bumi datar menghabiskan banyak waktunya untuk menata matahari.

Terkait siklus waktu yang menyebabkan adanya siang dan malam, mereka percaya bahwa matahari dan bulan adalah 'lampu sorot'. Mereka bergantian 'memandikan' bumi dalam cahaya dan kegelapan.

Ide tersebut tidak menjelaskan bagaimana matahari dan bulan dapat terbit dan terbenam, atau perbedaan waktu yang terjadi pada bagian belahan Bumi lain.

5. Satelit Ada untuk Membodohi Kita

Gravitasi tidak ada, pendaratan di Bulan palsu, dan bahkan satelit tidak nyata. GPS yang biasa digunakan untuk melihat posisi kita di peta elektronik ternyata tidak ada. Mereka berpikir, semua itu adalah kepalsuan.

Lalu apa penjelasan 'ilmiah' mereka terkait hal ini? Pseudo-satelit, atau sratolite. Itu merupakan istilah khas mereka untuk menggambarkan menara ponsel dan balon udara yang dipakai untuk 'menipu' banyak orang bahwa Bumi itu bulat.

Argumen mereka seakan mengatakan, bahwa Amerika Serikat berhasil melayangkan balon udara di atas langit Korea Utara untuk menangkap aktivitas program rudal dan nuklir di sana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini