Sukses

Penganut Teori Bumi Datar Ditanya soal Planet Lain, Ini Jawabnya

Teori Bumi datar menjadi begitu kontroversial. Banyak pihak yang percaya bahwa bumi datar adalah hal yang nyata, meski sebagian tidak.

Liputan6.com, New York - Sejumlah penganut teori Bumi datar yakin benar, planet manusia tidak berbentuk bulat, melainkan rata mirip piring. 

Alasannya, saat berjalan di atasnya, permukaan planet ini tampak dan terasa datar. Oleh karena itulah, mereka menepis semua bukti yang menunjukkan Bumi itu bulat, seperti halnya foto-foto Bumi dari angkasa luar. 

Menurut mereka, itu tak lebih dari rekayasa konspirasi pendukung bahwa bumi bulat yang diatur oleh Badan Antariksa AS (NASA) dan badan pemerintah lainnya. Sebuah konspirasi tingkat tinggi.

Ada banyak artikel yang bertebaran yang menawarkan argumentasi para penganut Bumi datar, sebaliknya, tak sedikit yang membantahnya mentah-mentah. 

Terlepas dari teori soal itu, apakah penganut teori Bumi datar juga menganggap planet-planet lain berbentuk sama dengan apa yang mereka yakini?

Mengutip dari Newsweek, Selasa (5/12/2017), berikut ini adalah hasil dari wawancara bersama dua orang penganut teori Bumi datar.

"Anda akan menemukan dalam komunitas (Bumi datar), ada banyak orang yang memiliki banyak perbedaan (dalam berpendapat). Kita semua tidak percaya pada model yang sama," kata Robbie Davidson, penyelenggara Flat Earth International Conference.

"Sejujurnya, saya percaya bahwa (planet) itu ada. Meski, secara pribadi, saya melihat mereka (planet) hanya sebatas cahaya di langit," ucap Davidson yang sudah menjadi penganut Bumi datar sejak 2,5 tahun yang lalu.

Kepercayaan ini didasari oleh definisi planet sebagai bintang yang bergerak bebas pada zaman kuno, yang dipatahkan kepercayaannya oleh Nicholaus Copernicus pada 1543.

Davidson juga mengatakan, planet sama dengan bintang, tetapi bukan "terra firma". Ia juga mengatakan bahwa matahari kita tidak sama dengan bintang lain, karena matahari tidak berkelap-kelip.

Faktanya, matahari kita adalah bintang normal dan memang tidak ada bintang yang kelap-kelip di alam semesta.

Fenomena bintang lain terlihat seperti demikian karena atmosfer Bumi yang mengganggu cahaya mereka.

Davidson mengaku bahwa ia tidak mengerti terbuat dari apakah sebuah planet atau berbentuk seperti apa planet-planet lainnya.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa semuanya berbentuk datar. Matahari, bulan dan planet-planet terlihat seperti bulat, tetapi bisa juga (berbentuk seperti) piringan cakram. Saya tidak terlalu memikirkan hal itu. Saya hanya tidak percaya bahwa kita (tinggal) di sebuah bola bulat," kata Davidson.

Davidson mengatakan, planet seharusnya lebih dekat dengan kita dibandingkan dengan bintang lainnya. Meski tidak menyebutkan jarak spesifiknya, ia memperkirakan dalam jarak beberapa ribu mil. Menurut pada imuwan,  jarak bintang dan exoplanet (planet luar) terdekat sekitar empat tahun kecepatan cahaya.

Berbicara tentang exoplanet, Davidson juga tidak terlalu memikirkannya. Bahkan gagasan bahwa terdapat triliunan planet yang mengorbit bintang di seluruh alam semesta, ia mengatakan tidak akan ada orang yang percaya dengan itu. Sementara, jumlah exoplanet terbaru menurut NASA sekarang ini sekitar 3.564.

Jika Anda merasa pengakuan Davidson tidak masuk akal, ia tidak menyalahkan Anda. Davidson tidak pernah terpikirkan tiap orang menjadi penganut Bumi datar. Ia hanya tidak meyakini bukti bahwa Bumi itu bulat.

Davidson juga meminta Newsweek untuk mengobrol dengan penganut Bumi datar lainnya yang kemungkinan memiliki penilaian berbeda tentang planet.

Newsweek akhirnya bertemu dengan Pete Svarrior yang sudah menjadi anggota Flat Earth Society selama enam tahun.

Melalui pesan pribadi Twitter, Svarrior menulis, "Definisi planet menurut kami tidak berbeda jauh dengan (pengertian secara) umum --berbentuk bulat mengorbit satu bintang, cukup besar untuk ditopang gravitasi, tetapi tidak cukup besar untuk menyebabkan fusi nuklir dengan sendirinya."

Svarrior menekankan dalam pesannya bahwa jumlah pasti planet di alam semesta ini masih belum diketahui. Pernyataan tersebut mungkin akan membuat para ilmuwan senang saat mendengarnya.

Jika Anda heran mengapa Svarrior percaya bahwa semua planet -- kecuali Bumi --berbentuk bulat, ia mengatakan kepada CEO SpaceX, Elon Musk bahwa bentuk Mars sudah diamati sebelumnya, tetapi bentuk asli Bumi belum pernah. (Affifa Zahra)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awal Mula Teori Bumi Itu Datar

Argumen bumi datar lagi-lagi mencuat di permukaan setelah rapper asal AS, Bobby Ray Simmons dengan nama panggung B.o.B mengunggah foto yang diambil dari pesawat antariksa. Meurut sang rapper, tak ada lengkungan yang terlihat dalam foto tersebut.

Ia juga pernah mengunggah gambar gunung dari ketinggian. "Aku tak meyakininya (bahwa Bumi itu bulat)," kata dia kepada 2,3 juta pengikutnya di Twitter, awal 2016 lalu. Foto-foto tersebut menjadi dasar bagi B.o.B yang kemudian menyimpulkan bahwa Bumi itu datar.

Sementara, kelompok Flat Earth Society mengajukan sejumlah argumen untuk mematahkan anggapan bahwa Bumi itu bulat.

Mereka memberikan alasan bumi itu datar. Yaitu, saat berjalan di atasnya, permukaan planet ini terlihat dan terasa datar. Oleh karena itulah, mereka menepis semua bukti yang menunjukkan Bumi itu bulat, seperti halnya foto-foto Bumi dari luar angkasa.

Menurut mereka, itu tak lebih dari rekayasa konspirasi pendukung bahwa Bumi bulat yang diatur oleh Badan Antariksa AS (NASA) dan badan pemerintah lainnya. Sebuah konspirasi tingkat tinggi.

Foto-foto Bumi, kata mereka, diolah memakai Photoshop. Peralatan GPS pun direkayasa.

Sementara siklus siang dan malam di Bumi dijelaskan sebagai berikut: matahari dan bulan adalah benda berbentuk bulat berdiameter 51 kilometer, yang berputar di ketinggian 4.828 kilometer di atas bumi yang datar.

Karen Douglas, seorang psikolog di University of Kent di Inggris mengatakan, apa yang diyakini mereka bahwa Bumi itu datar sama dengan penganut teori konspirasi lain yang pernah ia pelajari.

"Mereka menyajikan sebuah teori alternatif tentang sebuah isu atau peristiwa penting, dan membangun penjelasan yang jelas mengapa seseorang berusaha menutupi versi kejadian yang 'sebenarnya'," kata Douglas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini