Sukses

Hacker Manfaatkan Gambar Porno untuk 'Serang' ISIS

Oleh kelompok bernama Daeshgram, gambar porno tersebut diselipkan dalam saluran komunikasi daring ISIS.

Liputan6.com, Baghdad - Berbagai cara dilakukan untuk melawan ISIS. Salah satunya dengan meretas saluran komunikasi daring milik mereka.

Itulah yang dilakukan oleh para peretas asal Irak. Mereka menyelipkan gambar wanita telanjang ke dalam sebuah pengumuman daring yang mengabarkan tentang pembukaan pusat media baru ISIS di wilayah Suriah.

Kelompok peretas itu bernama Daeshgram, yang merupakan gabungan nama dari Daesh (nama lain dari ISIS) dan Instagram. Misi mereka adalah mengganggu jalannya komunikasi ISIS lewat telegram. Demikian seperti dikutip dari Independent pada Minggu (26/11/2017).

Terkait pemasangan gambar wanita bugil itu, mereka seolah ingin memberikan kesan bahwa para pemimpin ISIS ternyata menyukai hal yang berbau pornografi.

Salah seorang anggota Daeshgram mengatakan pada Newsweek, "Tujuan kami adalah ingin menghancurkan kredibilitas Amaq, kantor berita ISIS, dengan menebar konten palsu semacam itu."

Ia juga mengatakan, kelompoknya ingin menciptakan rasa tidak percaya di antara pendukung ISIS terkait pesan yang disampaikan pemimpin mereka.

"ISIS menanggapi hal itu dengan menjelaskan pada para pendukungnya untuk tidak memercayai begitu saja link yang mengatasnamakan Amaq. Mereka bahkan berkelahi satu sama lain karena ini dan saling menghapus kontak," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kelompok Peretas ISIS

ISIS sendiri sebelumnya telah lama menginvasi dunia maya dengan menyebarkan konten-konten berisi propaganda yang disebarluaskan oleh para peretas mereka.

Menurut penelitian, para hacker atau peretas pro-ISIS ternyata kaum muda dan terlihat biasa seperti pada umumnya.

Mereka diduga kuat korban propaganda terorisme, dengan level kemampuan rendah dan pengalaman hidup yang terbatas.

Penelitian itu diadakan oleh Group IB -- perusahaan asal Rusia yang menyediakan solusi anti-penipuan dan anti-ancaman, bekerja sama erat dengan Interpol.

Tujuan mereka adalah untuk mencari tahu hacktivist, yakni aktivis sosial yang menjadi peretas, dalam kasus ini mendukung organisasi radikal tersebut.

"Perbedaan utama mereka dengan peretas profesional adalah motivasi," kata Dmitry Volkov, salah satu pendiri Group-IB.

"Orang profesional melakukannya demi uang, sementara hacktivist untuk tujuan bersenang-senang, politis, atau alasan agama," tambahnya.

Group-IB mengatakan bahwa para hacktivist ini bukanlah kriminal siber profesional, tidak seperti mereka yang menyerang bank dan perusahaan.

"Hacktivist bukan ancaman untuk perusahaan yang benar-benar punya sistem keamanan informasi yang bagus," kata Volkov.

Hacktivist meretas untuk tujuan bersenang-senang, politis, atau alasan agama (RBTH Indonesia)

Pencari Perhatian

Anggota Pasukan Siber Islam Bersatu (UICF) berpartisipasi dalam berbagai operasi di seluruh dunia. Menurut Group-IB, merekalah orang-orang di balik serangan terhadap Bloc Quebecois, sebuah partai politik di Kanada.

Serangan itu merupakan respons terhadap kritik yang dilontarkan politikus Kanada ke seorang wanita Muslim yang memakai hijab di Majelis Rendah Parlemen Kanada (House of Commons). Konten resmi situs web partai kemudian diganti menjadi slogan kelompok radikal.

Menurut Volkov, mayoritas serangan dari hacktivist adalah perusakan (substitusi atau pengeblokan halaman utama situs web), atau penolakan layanan secara terdistribusi (DDoS).

"Perusakan situs web yang diretas adalah ketika konten resmi diganti dengan banner atau slogan," ujar Volkov.

"Tujuan utama serangan ini adalah untuk mencari perhatian publik sebesar-besarnya. Selama serangan DDoS, situs web tidak dapat dibuka karena banyaknya trash request dari botnet (jaringan komputer pribadi yang terinfeksi perangkat lunak berbahaya dan dikontrol orang-orang kriminal)," tambahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini