Sukses

Teori Konspirasi: Misi Apollo 17 ke Bulan Itu Palsu dan Rekayasa

Liputan6.com, London - Sejak astronot Amerika Serikat Neil Armstrong menginjakkan kaki dan berjalan di Bulan pada 1969, telah banyak bermunculan sejumlah teori konspirasi yang berusaha membantah peristiwa bersejarah tersebut.

Beberapa orang berteori bahwa misi pendaratan pertama di Bulan adalah rekayasa dan propaganda Amerika Serikat yang tengah terlibat proxy war dalam bidang ke-antariksa-an (Moon Race) dengan Uni Soviet pada periode Perang Dingin.

Selain itu, masih banyak opini konspiratif lain yang bersikeras membuktikan bahwa misi bernama sandi Apollo 11 itu hanya rekayasa belaka.

Teori konspiratif itu bahkan terus mengerubungi misi-misi Apollo lain, termasuk Apollo 17 tahun 1972. Dan teori tersebut banyak bermunculan bahkan hingga puluhan tahun lamanya.

Salah satunya adalah yang dilakukan oleh warganet berikut ini.

Seorang pegiat teori konspirasi pemilik akun Streetcap1 di situs berbagi video menelaah sebuah gambar dokumentasi misi Apollo 17.

Dari hasil telaah itu, Streetcap1 menyimpulkan bahwa misi eksplorasi keenam dan terakhir NASA di Bulan itu adalah palsu dan direkayasa. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (19/11/2017).

Menurut keterangan NASA, misi Apollo 17 melibatkan astronot Eugene Cernan, Harrison 'Jack' Schmitt, dan Ronald Evans.

Cernan dan Schmitt menghabiskan sekitar 22 jam di permukaan Bulan, sementara Evans mengorbit di angkasa.

Laporan misi menyebut, Cernan dan Schmitt melaksanakan sejumlah eksperimen mengenai pendataan aktivitas seismik di Bulan, komposisi analisis atmosfer, dan mengambil sampel bebatuan.

Namun, dalam video yang unggahnya ke internet, Streetcap1 meragukan keseluruhan misi tersebut.

Misi Apollo 17 (Situs Berbagi Video/Streetcap1)

Simpulan itu didasari pada cerminan 'sosok' yang terpantul dari kaca helm salah seorang astronot misi Apollo 17. 'Sosok' itu, menurut klaim Streetcap 1, adalah seorang kru studio yang merekam dan memfilmkan rekayasa misi Appolo 17.

"Saya pikir ini terlihat agak aneh, jadi saya mengambil gambarnya menggunakan perangkat lunak saya. Dan apa yang saya lihat dari gambar itu adalah sosok manusia yang tidak memakai pakaian ruang angkasa. Sebelumnya, foto itu pernah menuai perdebatan pada tahun 2009 terkait legitimasinya," turut Streetcap1.

Pemilik akun itu melanjutkan, "Sosok manusia itu memiliki rambut panjang dan mengenakan semacam rompi. Bagaimana caranya di sampai ke Bulan. Di mana pakaian luar angkasanya?"

Klaim Streetcap1 pun menuai opini yang terbelah. Ada beberapa warganet yang sepakat dengan simpulan tersebut dan ada sejumlah yang lain yang tidak setuju.

"Sosok yang kau maksud adalah pantulan dari astronot lain yang sedang mengambil foto," kata pemilik akun bernama Unum menolak opini Streetcap1.

Yang lainnya menulis, "Saya juga berpikiran bahwa pantulan itu merupakan sosok astronot lain. Namun, ketika astronot itu tak memiliki alat penyokong hidup, sementara yang lainnya punya... Mata yang jeli Streetcap1."

Sedangkan akun lain menyatakan opini yang cukup tegas dengan menulis, "Saya tak habis pikir, kenapa ada orang-orang yang masih percaya konspirasi bahwa itu semua dilakukan di dalam studio," kata pemiliki akun willows26.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beberapa Teori Konspirasi Seputar Bulan

Selain matahari, bulan menjadi benda angkasa yang mengiringi manusia sejak awal peradaban manusia.

Akan tetapi, hingga sekarang di zaman internet, ada saja kisah-kisah nyeleneh dan khayal tentang bulan yang terus mengikuti kita. 

Bahkan, ada yang kisah yang mengacu pada masa ketika bulan masih belum ada. Demikian juga dengan anomali-anomali yang masih harus dijelaskan.

Diringkas dari listverse.com pada Kamis 16 November 2017, berikut ini adalah 4 teori konspirasi yang masih menyelinap ikut ke masa kini:

1. Bulan yang Kopong

Dalam buku terbitan 1966 berjudul "Intelligent Life In The Universe," penulis Carl Sagan bercerita tentang sebuah satelit alami Bumi yang tidak mungkin kopong. Untuk diketahui, Bulan adalah satelit alami planet ini.

Kebanyakan orang sepakat dengan pandangan itu, tapi para ilmuwan pun terkejut ketika perangkat seismik di Bulan mencatat getaran hebat pada 20 November 1969 setelah adanya semburan jet modul Bulan yang menjadi bagian Apollo 12,

Bulan bergetar "seperti lonceng" selama 1 jam. Jika datanya bisa dipercaya, maka bulan diduga kopong di bagian dalamnya.

Dalam misi lanjutan, beban modul yang lebih besar juga menyemburkan jet dan getarannya diukur lagi. Kali ini, dampaknya lebih berasa dan "dering" di Bulan berlangsung hingga 3 jam.

Walaupun hal itu menengarai seakan bulan tak berisi berdasarkan eksperimen sendiri oleh NASA, temuan-temuan demikian kemudian dibantah sendiri oleh badan angkasa itu beberapa tahun kemudian.

Setidaknya, sepengetahuan publik, hal ini belum pernah diteliti lagi.

2. Banyak Struktur Buatan di Bulan

Menurut NASA, struktur-struktur buatan (artificial) di Bulan dalam banyak kasus hanyalah sekedar ilusi optikal, misalnya karena gambar-gambar yang buram.

Namun demikian, para penggemar UFO berpendapat bahwa gambar-gambar itu menjadi bukti tak terbantahkan adanya alien dan struktur-struktur buatan di Bulan.

Dengan gampang, bisa kita cari begitu banyakya pembahasan ini di internet dan beberapa di antaranya tampak cukup meyakinkan.

Tapi belum ada bukti kuat untuk mendukung dugaan temuan itu, walau gambar-gambar yang diajukan memang menarik.

Salah satu anomali yang dinamai "The Shard" dapat ditemukan dalam citra NASA Image LO-III-84-M. Sepertinya ada struktur buatan yang menjulang tinggi dari permukaan Bulan.

Karena ada dugaan tampilan bayangan, maka hal itu menjadi alasan bagi para peneliti UFO untuk menolak dugaan adanya ilusi optikal.

Yang menarik, berjarak relatif dekat struktur itu, ada struktur lain "The Tower" yang tingginya sekitar 11 kilometer.

Jika terbukti benar-benar sebagai bangunan di Bulan, maka struktur itu lebih tinggi daripada apa pun yang ada di Bumi dan memberikan pengertian tentang lemahnya gravitasi yang dimanfaatkan oleh para penjelajah angkasa.

3 dari 3 halaman

Kaya Kecerdasan Alien?

3. Kaya Kecerdasan Alien?

Mungkin ada di antara kita yang kemudian melangkah lebih jauh untuk yang satu ini, yaitu dugaan adanya peran alien dalam membentuk Bulan.

Jika peradaban purba tak dikenal bukan yang menjadi pihak yang sengaja menempatkan Bulan, maka jawaban yang logis adalah menduga adanya ras di luar sana (extraterrestrial) yang mungkin bertangung jawab, bukan?

Teori ini juga memiliki beberapa sudut pandang. Peneliti dan penulis kontroversial David Ickey berpendapat bahwa bulan adalah satelit buatan yang memproyeksikan sinyal dari planet Saturnus ke planet kita untuk menciptakan matriks yang membentuk realitas.

Kalau begitu, tentu masuk akal kalau ada pangkalan-pangkalan rahasia di bulan, bukan? Tapi mari kita tanya, mengapa ada ras alien yang repot-repot menaruh satelit di dunia asing bagi mereka seperti Bumi?

4. Teks Purbakala tentang Masa Sebelum Bulan

Banyak tulisan-tulisan purba bicara tentang suatu masa "sebelum adanya Bulan." Kemudian, cukup banyak juga cendekiawan yang mengutip karya-karya itu selama beberapa abad.

Misalnya, Aristoteles dari Arcadia yang menyatakan bahwa daratan sudah ditempati "sebelum ada bulan di langit di atas Bumi."

Serupa dengan itu, Apollonius dari Rhodes bicara tentang masa "ketika belum semua orb terletak di semesta."Kata orb biasanya mengacu kepada bola-bola berpendar yang mengambang atau mengawang-awang.

Suku Chibchas di Kolombia juga memiliki hikayat itu dalam legenda wicara tradisional mereka, demikian bunyinya, "Di masa paling awal, ketika Bulan belum ada di semesta!"Kata-katanya sangat serupa dengan Apollonius, bukan?

Mungkin yang juga menarik adalah legenda suku Zulu yang mengatakan bahwa bulan diseret di angkasa dan berasal dari tempat jauh.

Kebanyakan kisah itu juga berbicara tentang gangguan besar terhadap planet kita sehingga benda baru di angkasa itu mendapatkan orbit sesungguhnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.