Sukses

Terkait Kudeta Zimbabwe, Kemlu RI Pastikan WNI Aman

Saat ini, WNI yang berada di Zimbabwe berjumlah 41 orang. Sebagian besar berada di ibu kota Harare.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang diwakili Juru Bicaranya Arrmanantha Nasir menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau situasi di Zimbabwe.

"Pemerintah Indonesia terus mengikuti kasus yang terjadi di Harare. Kita turut prihatin atas peristiwa yang terjadi di sana dan harapan terhadap permasalahan politik dapat diselesaikan lewat dialog," ujar pria yang akrab disapa Tata itu dalam press briefing mingguan pada Jumat (17/11/2017) di Ruang Palapa Kemlu RI.

"Kami pun berharap, penyelesaian masalah dapat berakhir dengan damai," tambahnya.

Kemlu RI pun turut menyoroti keberadaan WNI di Zimbabwe. Menurut Kemlu, sejauh ini para WNI dilaporkan berada dalam kondisi yang aman.

"Saat ini, WNI yang berada di Zimbabwe berjumlah 41 orang. Sebagian besar -- 37 orang -- berada di ibu kota. Kebanyakan dari mereka adalah anggota keluarga staf yang bertugas di KJRI. Sementara itu sisanya berada di luar Harare," jelas Tata.

"Sejauh ini seluruh WNI yang berada di sana dalam kondisi aman," tambahnya.

Pihak KBRI pun sudah menyampaikan imbauan agar semua WNI tetap keep in contact dengan perwakilan pemerintah yang ada di sana. 

 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dugaan Kudeta di Zimbabwe

Gejolak politik di Zimbabwe diawali dengan dipecatnya Emmerson Mnangagwa dari posisinya sebagai Wakil Presiden. Langkah ini disebut upaya untuk memuluskan istri Mugabe, Grace, menggantikannya sebagai kepala negara.

Mnangagwa yang mendapat dukungan kuat dari militer dipandang merupakan rival utama Nyonya Mugabe dalam pertarungan internal terkait siapa kelak yang akan menduduki kursi presiden.

Lalu pada Rabu 15 November, tentara Zimbabwe dilaporkan telah mengambil alih kantor pusat penyiaraan memicu dugaan akan adanya kudeta militer.

Meski demikian, hal tersebut dibantah pihak militer. Mereka mengklaim menargetkan "penjahat" di sekitar Mugabe.

Diduga, "penjahat" yang dimaksud adalah mereka yang mendukung kemunculan Grace.

Di tengah kencangnya desakan untuk mengundurkan diri, Mugabe menolak turun. Teranyar, Mugabe dikabarkan akan berangkat ke pengasingannya di Afrika Selatan. Namun hal ini belum terkonfirmasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini