Sukses

Astronom Temukan Planet Dekat Tata Surya yang Berpotensi Dihuni

Astronom menemukan exoplanet Ross 128 b dan menjadikannya sebagai target utama dalam pencarian kehidupan di angkasa luar.

Liputan6.com, Versoix - Sejumlah astronom menemukan planet seukuran Bumi yang dekat dengan Tata Surya kita. Planet bernama Ross 128 b itu, menjadi target utama para ilmuwan dalam pencarian kehidupan di angkasa luar.

Benda langit yang 'hanya' berjarak 11 tahun cahaya itu, menjadi exoplanet -- planet yang berada di luar tata surya -- terdekat kedua dari Bumi. Namun yang terdekat, Proxima b, tampaknya tak menjadi 'tuan rumah' yang baik untuk menunjang kehidupan.

Proxima b yang ditemukan pada 2016, mengorbit bintang Proxima Centauri atau dikenal sebagai bintang 'kerdil merah' yang aktif. Bintang tersebut secara berkala mengirimkan letusan dahsyat yang membakar Proxima b dengan radiasi berbahaya.

Ross 128 b juga mengorbit bintang yang tidak jauh berbeda dengan Proxima Centauri, yang juga merupakan bintang kerdil merah. Namun, bintang tersebut secara signifikan tak seaktif Proxima Centauri.

"Karena Proxima Centauri membakar planet mereka dengan suar kuat dan radiasi berenergi tinggi, ya, saya pikir Ross 128 lebih cocok untuk menunjang adanya kehidupan," ujar rekan penemua dari Geneva Observatory, Nicola Astudillo-Defru, seperti dikutip dari BBC, Kamis (16/11/2017).

"Tapi saya masih ingin mengetahui seperti apa atmosfer Ross 128 b. Tergantung pada komposisi dan tingkat kemampuan memantulkan sinar dari awannya, exoplanet itu bisa saja ramah terhadap air seperti Bumi, atau steril seperti Venus," jelas dia.

Pemimpin studi yang berasal dari Institute of Planetology and Astrophysics in Grenoble (IPAG), Prancis, Xavier Bonfils, menjelaskan secara singkat penemuan tersebut.

"Ross 128 merupakan salah satu bintang paling tenang dari sampel kami, meski agak jauh, ini menjadi target alternatif yang sangat baik," ujar Bonfils.

Planet tersebut ditemukan dengan insturmen High Accuracy Radial velocity Planet Searcher (Harps) di La Silla Observatory di Chile. Penemuan itu akan dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Astudillo-Defru mengatakan bahwa penemuan exoplanet itu merupakan hasil dari pengamatan intensif selama satu dekade dengan menggunakan instrumen Harps.

Ross 128 b yang memiliki maasa 1,35 kali lebih berat dari Bumi, mengorbit bintang dengan jarak 20 kali lebih dekat dibanding Bumi ke Matahari. Namun karena bintang induk planet tersebut jauh lebih kecil dan redup dibanding Matahari, ia menerima radiasi lebih sedikit daripada Bumi.

Oleh dasar itu, Ross 128 diharapkan memiliki suhu permukaan yang mirip dengan Bumi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menimbang-nimbang Ross 128 b

Para astronom kerap menyebut soal habitable zone atau zona layak huni di sekitar bintang -- rentang jarak di mana suhu memungkinan air (salah satu hal terpenting untuk menopang kehidupan) agar tetap berbentuk cair di permukaan planet.

Bintang kerdil merah sendiri lebih redup dan dingin dibanding Matahari. Oleh karena itu, zona layak huninya bergeser lebih dekat dibanding di Tata Surya kita.

Meski demkian, masih belum ada kepastian apakah Ross 128 b berada dalam zona layak huni dari bintangnya. Namun para ilmuwan mengatakan bahwa dengan suhu antara -60 derajat hingga 20 derajat Celcius, planet itu dapat dianggap beriklim sedang.

Namun seperti yang disinggung Astudillo-Defru, bisa tidaknya planet itu dihuni tergantung dengan atmosfernya. Jika planet itu diselimuti oleh gas rumah kaca, maka permukaannya akan hangat dan memberikan tekanan yang cukup untuk menahan air dalam keadaan cair.

Selain itu, astronom juga ingin mempelajari komposisi atmosfer dan susunan kimia dari planet yang mirip dengan Ross 128 b. Deteksi adanya gas seperti oksigen berpotensi menunjukkan adanya proses biologis.

Sejumlah gas telah terdeteksi di sejumlah atmosfer sejumlah exoplanet. Namun, penelitian itu akan lebih detail dengan bantuan Extremely Large Telescope (ELT) milik European Southern Observatory dan James Webb Space Telescope (JWST) milik NASA yang dapat digunakan dalam tahun-tahun mendatang.

"Ketika ELT sudah beroperasi (pada pertengahan tahun dalam satu dekade ke depan), teleksop itu akan mengumpulkan kekuatan dan resolusi sudut untuk mengobservasi Ross 128 b secara langsung. Kita dapat melihat apakah planet itu memiliki atmosfer dan tentu saja, mencari oksigen, air, dan metana," jelas Bonfills.

Meski Ross 128 b berjarak 11 tahun cahaya dari Bumi, bintang induknya bergerak mendekati kita dan diperkirakan akan mengambil alih posisi Proxima Centauri sebagai tetangga antarbintang terdekat, yang berjarak 79.000 tahun cahaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.