Sukses

Pria Muslim Ini Dijuluki 'Nostradamus dari Sudan', Ini Alasannya

Mirip Nostradamus, di Sudan ternyata juga ada sosok bijak bernama Sheikh Farah Odtktok.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia mengenal nama Nostradamus. Pria bernama asli Michel de Nostredame adalah dokter, apoteker, penulis, dan astrolog asal Prancis, yang konon telah meramalkan sejumlah kejadian besar di dunia dalam bukunya The Prophecies atau Les Propheties.

Mirip Nostradamus, di Sudan ternyata juga ada sosok bijak bernama Sheikh Farah Odtktok.

Ia, yang hidup pada periode antara Abad ke-17 dan ke-18 Masehi, diyakini telah meramalkan sejumlah penemuan canggih pada era modern, yang berjarak ratusan tahun dari masanya -- era Kerajan Sennarian, yang dianggap oleh sejarawan sebagai negara Islam pertama di Sudan.

Oleh penduduk pada masanya, Sheikh Farah diberi gelar 'Halal Almshbok' atas cara bijaknya memecahkan banyak masalah sulit.

Seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (14/11/2017), kebijaksanaannya didapat dari filosofi kehidupan, yang ia sampaikan dalam campuran bahasa klasik dan dialek yang masih digunakan sampai saat ini.

Sheikh Farah bin Mohammed Issa, nama lengkapnya, lahir sekitar tahun 1635 dan meninggal pada 1732 Masehi. Namun, karena kurangnya dokumentasi pada masanya, kisah hidupnya yang beredar antara fakta dan mitos. Tak ada bukti-bukti sahih untuk menguji kebenarannya. 

Mirip dengan peramal Prancis Nostradamus, yang hidup pada Abad ke-16 Masehi, Sheikh Farah juga diyakini meramalkan sejumlah hal.

Nubuatnya yang terkenal adalah tentang penemuan kereta api, telepon, dan soal mahalnya biaya energi di masa depan.

"Pada akhir zaman, perjalanan akan melewati rumah demi rumah, pembicaraan akan melalui senar...dan batu bara akan lebih mahal dari kurma," demikian bunyi ramalannya.

Ia konon juga membuat beberapa ramalan menakutkan, yang belum terwujud. Misalnya soal al-Khartoum, ibu kota Sudan.

Khartoum adalah kota besar dengan populasi lebih dari 10 juta jiwa. Namun, pada masa Sheikh Farah, area itu masih pedesaan.

"Khartoum akan dibangun, dipisahkan oleh tembok bata, dan Omdurman akan dibangun dan dibakar pada satu hari".

Dia juga berbicara tentang pembangunan bendungan di sungai di wilayah Sennar dan pendirian daerah pertanian di pusat negara Sudan, yang dikenal sebagai 'island project' dikerjakan oleh Inggris pada awal Abad ke-20. .

Ramalan lainnya yang juga terkenal ada dalam sajak soal Hambol, yang berarti 'Manusia Jerami' -- yang dipakai para petani untuk menakut-nakuti burung agar menjauh dari hasil panen dan tanaman.

"Oh Hambol, ketakutan yang tidak diketahui, kau membuat burung takut padamu, dan besok, pikiran manusia yang akan takut padamu."

Menurut Farah, Hambol atau ketakutan akan menguasai pikiran manusia dan mengganggu mereka.

Perkataannya itu mengacu kekhawatiran manusia pada hal-hal imajiner. Ia menyarankan agar orang-orang budaya ilusi dan kembali pada fakta dan hal-hal nyata.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ramalan Nostradamus

Nostradamus adalah nama besar dalam hal nujum. Konon, ia mempelajari astrologi, sains, dan serangkaian okultisme alias hal-hal klenik dan menggunakannya untuk meramalkan masa depan.

Sejumlah orang berpendapat, Nostradamus jitu "meramalkan" peristiwa kebakaran besar Chicago (Great Chicago Fire) 1871, kebangkitan bos Nazi Adolf Hitler pada 1930-an, pembunuhan Kennedy bersaudara, kekalahan Napoleon Bonaparte, dan bahkan aksi teror 9/11.

Pun dengan pengeboman Hiroshima, Jepang pada 1945, ledakan wahana ulang-alik Challenger pada 1986, Revolusi Prancis pada 1789, pendaratan Apollo di bulan pada 1969, dan…kematian Putri Diana.

Konon, ia juga meramalkan terjadinya 'Perang Dunia III' yang akan menjadi area pertarungan dua kekuatan dunia.

Berdasarkan ramalannya itu, pertempuran akan berlangsung panjang, selama 27 tahun.

Momentum penuh kekerasan itu akan bertepatan dengan penampakan komet di langit.

Efek setara bom nuklir dan bencana alam akan melanda Bumi ketika planet raksasa mendekati tempat tinggal manusia ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.