Sukses

3 Armada Kapal Induk AS Akan Gelar Latihan Bersejarah di Pasifik

Latihan berskala besar itu akan digelar di tengah tensi tinggi isu Korea Utara dan pengujung lawatan Presiden Donald Trump ke Asia Pasifik

Liputan6.com, Tokyo - Pada Rabu 8 November 2017, Angkatan Laut Amerika Serikat mengumumkan akan memulai latihan maritim di Pasifik barat akhir pekan ini. Jika terlaksana, latihan itu bertepatan dengan akhir dari tur kenegaraan Presiden AS Donald Trump di Asia Pasifik.

Latihan maritim berskala besar itu akan melibatkan kapal dari tiga carrier strike group. Demikian seperti dikutip dari Japan Times, Kamis (9/11/2017).

Satu formasi carrier strike group dipimpin oleh sebuah kapal induk yang mengepalai sejumlah alutsista maritim -- hingga maksimal 12 kapal, satu kapal selam, dan sekitar lusinan jet tempur.

Tiga carrier strike group yang akan terlibat dalam latihan nanti adalah USS Ronald Reagan strike group, USS Nimitz strike group, dan USS Theodore Roosevelt strike group.

Perhelatan itu akan menjadi pertama kalinya -- dalam sejarah AS -- tiga carrier strike group melakukan latihan bersama di wilayah Pasifik barat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Tengah Tensi Korea Utara dan Lawatan Trump ke Asia

Latihan gabungan yang terlaksana akhir pekan nanti bertepatan dengan setidaknya dua isu utama yang tengah hangat di kawasan, yakni Korea Utara dan lawatan Presiden Donald Trump ke Asia.

Bagi Washington, latihan itu menunjukkan komitmen AS dalam mendukung sekutu di tengah tensi tinggi soal Korea Utara.

"Latihan di Pasifik barat itu merupakan bukti dan kesungguhan AS menjaga keamanan serta stabilitas di kawasan," kata Kepala Armada Pasifik AL AS, Laksamana Scott Swift dalam pernyataan tertulis.

Presensi tiga armada carrier strike group itu juga dapat menjadi bukti dari kesungguhan Presiden Trump yang -- pada kunjungannya ke Jepang pada Senin 6 November lalu -- berkeinginan untuk membantu aspek militer Negeri Sakura, salah satunya dalam menghadapi isu Korut di kawasan.

"AS berkomitmen untuk membantu Jepang memperkuat pertahanannya," tulis pernyataan resmi dari pejabat Gedung Putih yang merangkum bahasan pertemuan Presiden Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Tokyo, seperti yang diterima Liputan6.com via email pada 6 November lalu.

"Kedua pemimpin juga akan berbicara tentang kerja sama trilateral antara Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat di bidang-bidang seperti perang anti-kapal selam dan pertahanan rudal balistik," tambah keterangan tersebut.

Presensi militer AS di Asia Pasifik menjadi serba-serbi tersendiri yang menambah warna kunjungan Presiden Trump ke kawasan.

Beberapa hari jelang kunjungannya, militer AS mengirim dua pesawat bomber B-1B ke Guam untuk misi terbang gabungan dengan jet tempur Korea Selatan dan Jepang.

Korut Mengecam

Korea Utara mengecam segala bentuk presensi Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik yang terjadi akhir-akhir ini. Mulai dari lawatan Donald Trump hingga kehadiran alutsista militer Negeri Paman Sam.

Dalam sebuah komentar Senin lalu, media pemerintah Korea Utara Rodong Sinmun mengatakan, "Tidak ada yang bisa memprediksi kapan orang tua gila di Gedung Putih (Trump), yang kehilangan akal, akan memulai perang nuklir melawan DPRK (Korut)."

"Situasi di Semenanjung terjadi karena militer AS beserta bonekanya (Jepang dan Korsel) kerap memprovokasi," lanjut media tersebut.

"Situasi ini sangat mengharuskan kita terus meningkatkan kapabilitas nuklir untuk pertahanan diri guna menangkal musuh yag mencoba mengisolasi DPRK dari segala arah," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.