Sukses

Donald Trump Tak Membungkuk Saat Bertemu Kaisar Jepang, Mengapa?

Presiden AS itu hanya tersenyum, berjabat tangan, dan mengangguk pada kaisar berusia 83 tahun itu, sebelum akhirnya ia menyapa permaisuri.

Liputan6.com, Tokyo - Dalam kunjungan Donald Trump ke Jepang, Presiden AS itu dianggap 'melanggar' sejumlah tradisi. Setelah kontroversi memberi makan koi, pilih burger daripada ramen, miliarder nyentrik itu sama sekali tidak membungkuk kepada Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko sebagaimana lazimnya budaya Negeri Matahari Terbit itu.

Alih-alih membungkuk dalam-dalam sebagai tanda hormat, Donald Trump menjabat erat dan menganggukkan kepala kepada sang kaisar dan permaisuri.

Sikap itu dikritik keras dan mau tak mau dibandingkan dengan cara Presiden Barack Obama yang mengikuti tradisi Jepang, yakni membungkuk. Meski cara 'tunduk' Obama juga dikritik. 

Trump menggunakan jas dan dasi, sementara istrinya, Melania, menggunakan long dress berwarna biru gelap. Mereka bertemu dengan kaisar Jepang di pintu masuk istana.

Presiden AS itu hanya tersenyum, berjabat tangan, dan menganggukkan kepala di depan kaisar berusia 83 tahun itu, sebelum akhirnya ia menyapa permaisuri.

Dikutip dari The Independent pada Selasa (7/11/2017), keempatnya lalu masuk ke istana, saling berbincang lewat penerjemah. Pertemuan itu disiarkan langsung televisi tapi tanpa suara, sesuai dengan kebiasaan.

Setelah pertemuan, para pemimpin berjabat tangan lagi, dan Trump menepuk lengan Kaisar Akihito berulang kali dengan tangan kirinya.

"Terima kasih atas pertemuan besar ini," kata dia kepada Akihito. "Saya yakin kita akan bertemu lagi."

Membungkuk dianggap sebagai simbol penghormatan penting di Jepang.

Meski demikian, mantan Presiden AS Obama mendapat kecaman setelah bertemu dengan kaisar di Tokyo pada tahun 2009 karena dianggap membungkuk terlalu rendah kepada Akihito. Beberapa komentator di AS mengatakan bahwa dia seharusnya tidak menundukkan kepalanya kepada raja asing.

Barack Obama dan Kaisar Akihito tahun 2009 (MANDEL NGAN / AFP FILES / AFP)

Obama juga menghadapi kritik dari pakar etiket yang mencatat bahwa dia menggabungkan bungkuk dengan jabat tangan. Tindakan itu tak lazim secara tradisional di Jepang, baik bertemu dengan kaisar atau orang lain.

Tamu Jepang tidak seharusnya menyentuh pasangan kerajaan atau berjabat tangan, tapi tamu asing sering melakukannya.

Hillary Clinton berjabat tangan dan mencium permaisuri di kedua pipi, lalu meraih tangannya saat mereka memasuki istana saat dia bertemu dengan pasangan kerajaan sebagai menteri luar negeri AS pada tahun 2011 -- sebulan setelah gempa, tsunami, disusul krisis nuklir menghantam timur laut Jepang pada bulan Maret tahun itu.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kaisar Pertama yang Turun Takhta

Akihito telah menghabiskan sebagian besar masa pemerintahannya untuk menyembuhkan luka Perang Dunia Kedua, yang terjadi di Asia, pada masa kepemimpinan ayahnya Kaisar Hirohito.

Kaum tradisionalis mengatakan bahwa takhta 'Bunga Krisan' Jepang berasal lebih dari 2.000 tahun lalu.

Akihito adalah pewaris kerajaan pertama keluarga kekaisaran Jepang yang menikahi orang awam - -simbol modernitas Negeri Sakura.

Jepang awal tahun ini mengeluarkan undang-undang yang memberikan jalan bagi Akihito untuk mundur, abdikasi pertama oleh seorang raja Jepang dalam kurun waktu hampir dua abad.  Ia akan menjadi kaisar pertama dalam dua abad terakhir yang menyerahkan singgasana.

Akihito akan digantikan oleh putranya, Putra Mahkota Naruhito pada akhir 2018 atau awal 2019.

Kondisi kesehatan Kaisar Akihito menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2003 lalu, ia sempat menjalani operasi kanker prostat dan pada tahun 2012, ia dikabarkan menjalani operasi bedah jantung.

Sosok Akihito dianggap sebagai simbol persatuan dan stabilitas nasional Jepang.  Meski tak memiliki otoritas politik, Akihito kerap menggunakan kapasitasnya untuk mempromosikan rekonsiliasi dengan mantan korban agresi perang Jepang dan ia dihormati secara luas. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.