Sukses

Masalah Keluarga Jadi Alasan Pelaku Penembakan Gereja Texas?

Mantan istri dan mertua pelaku penembak massal Texas adalah jemaat di gereja itu. Inikah alasan dia membunuh?

Liputan6.com, Sutherland Springs - Kota kecil nan sepi, Sutherland Springs, di San Antonio, Texas pada Minggu, 5 November 2017 mendadak gempar. Sejak pukul 11.30 waktu setempat, rentetan senjata terdengar dari First Baptis Church.

Devin Patrick Kelley menghujani para jemaat yang tengah menjalankan kebaktian di gereja itu dengan peluru tanpa ampun. Sebanyak 26 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Korban yang meninggal bervariasi dari anak-anak hingga lansia berusia 72 tahun.

Dikutip dari The Washington Post, pada Selasa (7/11/2017), Kelley bukanlah orang asing di komunitas yang populasinya sekitar 400 orang. Ia adalah warga New Braunfels, yang jaraknya 46 kilometer dari Sutherland Springs.

Kelley, pemuda "kemarin sore" yang baru berusia 26 tahun. Diketahui dia adalah eks tentara Angkatan Udara. Dia dipecat tidak hormat dari kesatuan lewat pengadilan militer tahun 2012. Hakim mengurungnya selama 1 tahun penjara.

Alasan dipecat tidak hormat karena dia telah menyakiti istri dan anaknya. Setelah dipecat, pangkatnya diturunkan. Dengan demikian, Kelley adalah pelaku penembakan massal AS terbaru yang memiliki masa lalu kekerasan domestik.

Masih sedikit petunjuk soal motif dari Kelley melakukan penembakan massal di gereja Texas itu.

"Mungkin ada alasan mengapa lokasi itu dijadikan target," kata Gubernur Negara Bagian Texas, Gregg Abbot. Meski dia tak memberikan keterangan lebih detail lagi.

"Saya tidak berpikir ini serangan acak, lokasi acak, tapi jelas pelaku mengincar seseorang," ucap Abbott.

Selain mantan tentara, Kelley juga bekas pengajar Alkitab. Dia menikahi Danielle Shields yang merupakan guru di First Baptist Church, gereja yang jadi sasaran tembak pemuda itu. Namun, Danielle tak ada di lokasi saat penembakan terjadi. 

Kelley dilaporkan bekerja untuk Schlitterbahn Waterpark and Resort di New Braunfels dan memiliki izin dari Texas Department of Public Safety sebagai penjaga keamaan saat dia melakukan aksi gilanya.

Mantan teman SMA-nya menyebut Kelley aneh, gila, dan penyendiri. Dia mengetahui pemuda itu mulai tertarik pada ateisme dan kerap memancing keributan di media sosial. 

Pihak keamanan mengatakan, Kelley minim catatan kriminal. Hanya pelanggaran kecil lalu lintas.

Kelley tinggal di rumah orangtuanya bersama istri dan anaknya sebelum ia melakukan kekerasan dan berpisah.

Tetangganya yang bernama Mark Moravitz kepada ABCNews mengatakan, kadang-kadang ia mendengar suara tembakan datang dari tempat tinggal Kelley pada tengah malam.

Mantan ibu mertuanya, Michelle Shileds, merupakan jemaat di gereja tempat Kelley menghujani peluru. Dia juga tak ada di lokasi kejadian. Namun, Nyonya Shileds mengenali seluruh korban tewas dan terluka dalam insiden salah satu penembakan massal terburuk di AS itu. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kematian si Pelaku

Sesaat setelah Kelley menuntaskan "misi"-nya, ia keluar dari gereja. Dan penduduk lokal bernama Willeford nekat menghentikan pemuda itu.

"Seorang penduduk setempat mencengkeram senjatanya dan bertengkar dengan pelaku," kata Texas Department of Public Safety Regional Director, Freeman Martin, seperti dikutip dari Daily Mail.

"Pelaku menjatuhkan senapannya, yang merupakan senapan tipe serbaguna Ruger, dan melarikan diri dari gereja. Seorang warga setempat mengejarnya saat itu. "

Willeford, yang tidak memiliki pengalaman militer, tidak ragu saat berhadapan muka dengan Kelley dan menembaknya di antara rompi antipeluru di tubuh Kelley, memukulnya di sisinya.

Kelley lalu menjatuhkan senapan serbu Ruger-nya dan naik SUV untuk melarikan diri dari tempat kejadian.

Seorang penduduk lokal lainnya, Johnnie Langendorff, yang tengah berhenti di pom bensin di seberang jalan melihat aksi penembakan di gereja tersebut.

Dia mengatakan bahwa dia melihat Kelley meninggalkan gereja saat dia dikejar Willeford.

Ketika Kelley pergi ke mobilnya, dia berkata bahwa Willeford mendatanginya, memberitahukan apa yang sedang terjadi dan mengatakan bahwa mereka perlu mengejarnya.

Langendorff setuju. Keduanya mulai melaju dengan kecepatan 95mph untuk mengejar tersangka. Sementara itu, Lagendorff menghubungi polisi dan meminta bantuan.

Saat mereka mendekati tikungan tajam di jalan, di dekat 307 dan 539, di Guadalupe County, dia mengatakan Kelley tampaknya kehilangan kontrol dan mobilnya membelok tajam dari jalan.

"Sepertinya dia menyerah begitu saja. Mobilnya terjun ke selokan, setelah sebelumnya menabrak tong jerami. Dia tidak keluar. Dia tidak mencoba apa pun. Tidak ada gerakan apa pun," ujar Langendorff.

Polisi menemukan Kelley tewas di dalam mobil itu bersama dengan beberapa senjata dan bahan peledak. Masih belum jelas bagaimana dia meninggal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini