Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Tuai Penolakan, Lokasi Wisata Seks di Kolombia Dipindahkan

Awalnya wisata seks ini akan berlangsung di Kolombia. Namun seiring dengan munculnya pertentangan, lokasinya dipindahkan.

Liputan6.com, Cartagena - Pengalaman wisata seks yang sebelumnya akan dilakukan di Kolombia telah dipindah ke sebuah pulau milik seorang kaya raya yang menjadi penggagas acara tersebut.

Karena sifat liburan yang mengumbar seks, tak heran juga acara itu dijuluki petualangan "pulau seks." Kali ini, pesta diadakan di wilayah Karibia.

Seperti dikutip dari news.com.au pada Senin (13/11/2017) yang mengacu pada laporan The Sun, pergantian tempat kegiatan dilakukan setelah pihak penyelenggara mendapat tekanan dari para politisi Kolombia.

Mereka marah karena acara tersebut menjadi perhatian internasional setelah terbitnya promosi yang gencar mengumbar seks dan akohol.

Rencana liburan (itinerary) yang sempat tersebar menjelaskan bahwa kelompok peserta bisa menikmati orgy keakraban bersama pada hari pertama.

Para tamu awalnya dijanjikan liburan "ramah narkoba" selama 4 hari di lepas pantai Kolombia sambil dihibur oleh 16 pekerja seksual komersial sekaligus untuk menikmati "seks tanpa batas."

Akibat protes keras dari para politisi, pihak penyelenggara pun mengumumkan kepada para tamu bahwa acara yang berbayar US$ 4 ribu per kepala itu akan dipindah ke tempat lain.

Seorang juru bicara mengatakan kepada The Sun, "Acara ini bukan di Kolombia. Lokasinya telah diganti dan semua klien kami sudah mengetahui perihal perubahan lokasi."

Ia selanjutnya mengaku hanya tersisa 4 tiket lagi untuk acara pesta seks pada akhir November nanti dan juga telah merencanakan sebuah pesta Tahun Baru.

Juru bicara itu pun sempat sesumbar, "Bos saya punya banyak pulau."

Penyelenggara juga mengaku pernah mengadakan banyak acara privat serupa, tapi tidak lagi mengiklankan kehadiran para bankir New York dan konglomerat-konglomerat Timur Tengah.

"Kami biasanya menagih jauh lebih mahal untuk klien-klien pribadi. Para bankir New York dan kaum tajir Timur Tengah membayar US$ 10 ribu untuk pengalaman seperti ini."

"Kami telah menemukan cara untuk menurunkan biaya bagi semua orang dan mencoba menawarkan kesempatan kepada kelas menengah. Itulah sebabnya kami menawarkan harga US$ 5 ribu."

"Seorang kelas menengah rata-rata yang sedang berlibur mengeluarkan antara US$ 3 hingga 5 ribu."

"Untuk Tahun Baru, kami memiliki konsep serupa, yaitu 60 wanita dan 30 tiket, lebih banyak kegiatan seksual, kembang api dan lain-lain. Bisa dibilang itu akan menjadi pesta Tahun Baru paling heboh sedunia."

(Sumber cuplikan video Good Girls Company)

Sementara itu, perusahaan penyelenggara liburan mengungkapkan apa yang akan disajikan kepada para tamu.

Pihak penyelenggara mengklaim adanya seorang bintang pop Inggris termasuk dalam salah satu tamu yang akan hadir.

Mereka juga mengaku ada seorang penyanyi asal Amerika Serikat yang telah mendaftar untuk ikut serta.

Para tamu yang membayar paket emas akan mendapatkan vila dengan "pemandangan yang sempurna" dan ranjang king size.

Beberapa tambahan layanan di sana termasuk "spa, berkuda, pengalaman klub malam VIP, sampanye dan wisata helikopter…"

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penolakan Pihak Berwenang Kolombia

(Sumber cuplikan video Good Girls Company)

Pihak berwenang Kolombia bermaksud memburu pada turis yang berencana datang dan bila perlu, mendeportasi mereka.

Wali Kota Sergio Londono mengatakan pihak berwenang tidak akan membiarkan acara itu dilaksanakan.

Londono mengatakan melalui Twitter, "Sungguh tak dapat diterima bahwa mereka menjual kami sebagai tujuan wisata seksual. Ini bukanlah wisata yang kami tawarkan."

Menteri Dalam Negeri Fernando Niño mengatakan bahwa liburan wisata seks seperti itu perlu izin resmi, tapi tidak akan disetujui.

Katanya, "Acara ini tidak tanggap kepada kebijakan melawan pelanggaran-pelanggaran seksual, penyalahgunaan seksual, dan pornografi, sehingga dengan alasan itu kami tidak akan memberikan izin."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini