Sukses

Gubernur: 26 Orang Tewas dalam Penembakan di Gereja Texas

Pelaku penembakan di gereja Texas melakukan aksinya sekitar pukul 11.30 waktu setempat, Minggu, 5 November 2017.

Liputan6.com, Texas - Penembakan terjadi di First Baptist Church di Sutherland Springs, sebuah kota kecil di Wilson County, Texas, Amerika Serikat.

Pelaku melepaskan tembakan sekitar pukul 11.30 waktu setempat, Minggu, 5 November 2017. Setidaknya 26 orang meninggal dunia. Usia mereka beragam, dari 5 hingga 72 tahun.

Gubernur Texas, Greg Abbott, mengonfirmasi jumlah tersebut dan mengatakan, itu adalah penembakan massal paling tragis dalam sejarah Texas. "Ada 26 jiwa yang tewas," kata dia dalam konferensi pers, seperti dikutip dari CNN, Senin (6/11/2017). "Kita tidak bisa memastikan apakah jumlah itu akan bertambah. Yang kita tahu, jumlah itu sangat besar."

Gubernur Abbott menambahkan, ini akan menjadi duka mendalam dan berkepanjangan bagi mereka yang kehilangan. "Sebagai gubernur, saya meminta semua ibu dan ayah yang ada di rumah, peluklah anak-anak Anda. Biarkan mereka merasakan betapa Anda mencintai mereka, tahu bahwa kita saling mendukung."

Sebelumnya, pejabat kepolisian setempat, Wilson County Commissioner Albert Gamez mengatakan, pelaku sempat kabur menggunakan kendaraannya, sebelum akhirnya tewas. Belum jelas apakah ia tewas akibat penindakan polisi atau bunuh diri.

Gamez mengaku mendapat informasi dari petugas medis bahwa korban jiwa yang jatuh akibat insiden tersebut berjumlah 27 orang dan 24 lainnya luka-luka.

Sementara, dalam konferensi pers, Direktur regional Texas Department of Public Safety, Freeman Martin mengatakan, pelaku berpakaian serba hitam dan membawa senjata taktis saat melepas tembakan di First Baptist Church.

Sekitar 50 orang saat itu menghadiri kebaktian, termasuk anak-anak, yang beberapa di antaranya masuk daftar korban jiwa.

Pendeta First Baptist Church, Frank Pomeroy, mengatakan putrinya yang baru berusia 14 tahun, Annabelle, meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Ia yang saat kejadian sedang berada di Oklahoma menyebut, anak terkasihnya itu sebagai "putri yang cantik dan istimewa" saat diwawancarai lewat telepon oleh ABC News.

Setidaknya 10 korban, termasuk empat anak-anak, mendapatkan perawatan di University Health System di San Antonio, demikian disampaikan pihak rumah sakit melalui akun Twitternya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Identitas Pelaku Belum Dipastikan

Anggota parlemen setempat Henry Cuellar mengatakan, seorang perempuan hamil, anak-anak dan kemungkinan pendeta di antara mereka yang tewas. Insiden terjadi pukul 11.30 waktu setempat.

Dua sumber polisi kepada CNN juga mengonfirmasi jumlah korban tewas. Sementara itu, sumber tersebut mengatakan pelaku penembakan diduga bernama Devin P Kelley, berusia 26 tahun.

Pelaku tewas di lokasi. Namun, detail mengenai bagaimana ia tewas dan penembakan belum terungkap. Pelaku berasal dari Comal County, tak jauh dari San Antonio. 

"Dia melenggang masuk ke gereja dan menembaki orang-orang di dalamnya, lalu pergi begitu saja," kata Cuellar mengutip seorang saksi.

Sementara itu, menurut laporan ABCNews, Facebook pelaku memperlihatkan dia bersama senjata AR-15 dan sebuah akun LinkedIn memperlihatkan dia memiliki latar belakang militer.

Menurut Albert Gamez Jr., komisioner dari county yang berdekatan, Sutherland Spring, adalah komunitas kecil di mana satu sama lain saling mengenal.

"Anda tak pernah mengira hal seperti ini terjadi. Hati saya dan kami semua hancur," kata Gamez.

Menurut Texas State Historical Association, komunitas di county itu menurut sensus tahun 2000 hanya berjumlah 362 orang. Jika total kematian berjumlah 25 orang, berarti itu adalah 7 persen dari populasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.