Sukses

Penembakan Massal Terjadi di Gereja Texas, 25 Orang Tewas

Sebuah gereja di kota kecil di Texas dihujani peluru oleh seorang pria. Kala itu ibadah tengah berlangsung. 25 orang dilaporkan tewas.

Liputan6.com, Sutherland Springs - Belum kering luka akibat penembakan massal di konser musik Texas, insiden serupa terjadi kembali di negara bagian yang sama. Namun, sasaran penembakan kali ini adalah sebuah gereja baptis di pedalaman.

Seorang pria melenggang masuk ke sebuah gereja kecil di kota kecil San Antonio, Sutherland Springs County pada Minggu 5 November 2017 dan langsung memuntahkan peluru ke tengah para jemaat yang tengah beribadah. Dalam peristiwa itu setidaknya 25 orang tewas.

Dikutip dari New York Times pada Senin (6/11/2017), anggota parlemen setempat Henry Cuellar mengatakan, seorang perempuan hamil, anak-anak dan kemungkinan pendeta di antara mereka yang tewas. Insiden terjadi pukul 11.30 waktu setempat.

Dua sumber polisi kepada CNN juga mengonfirmasi jumlah korban tewas. Sementara itu, sumber tersebut mengatakan pelaku penembakan diduga bernama Devin P Kelley, berusia 26 tahun.

Pelaku tewas di lokasi. Namun, detail mengenai bagaimana ia tewas dan penembakan belum terungkap.

Menurut Cuellar yang mendapat informasi dari pihak otoritas, pelaku berasal dari Comal County, tak jauh dari San Antonio.

 "Dia melenggang masuk ke gereja, dan menembaki orang-orang didalamnya, lalu pergi begitu saja," kata Cuellar mengutip seorang saksi.

Sementara itu, menurut laporan ABCNews, Facebook pelaku memperlihatkan dia bersama senjata AR-15 dan sebuah akun LinkedIn memperlihatkan dia memiliki latar belakang militer.

Menurut Albert Gamez Jr., komisioner dari county yang berdekatan, Sutherland Spring adalah komunitas kecil di mana satu sama lain saling mengenal.

"Anda tak pernah mengharapkan ini terjadi. Hati saya, dan kami semua hancur," kata Gamez.

Menurut Texas State Historical Association, komunitas di county itu menurut sensus tahun 2000 hanya berjumlah 362 orang. Jika total kematian berjumlah 25 orang, berarti itu adalah 7 persen dari populasi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.