Sukses

Geram dengan Iklan Politik Sesat, DPR AS Kecam Media Sosial

Pengacara Facebook mengakui platformnya telah disalahgunakan pelaku tak bertanggung jawab.

Liputan6.com, Washington D.C - Kecaman keras dilayangkan kepada perwakilan Facebook, Google dan Twitter pada rapat dengar pendapat hari kedua di DPR Amerika Serikat pada Rabu, 1 November 2017.

Dilansir dari laman VOA Indonesia, Jumat (3/11/2017), Komite Intelijen DPR merilis sejumlah iklan Facebook yang terkait dengan usaha Rusia untuk mengganggu proses politik Amerika dan menimbulkan ketegangan seputar isu sosial yang sensitif seperti Islam, ras dan pengawasan senjata.

"Iklan pertama berjudul 'Black Matters' disodorkan pada kita dari Saint Petersburg dan disukai lebih dari 224 ribu orang. Iklan kedua menarik lebih dari 135.000 pengikut Facebook," kata Adam Schiff, salah seorang anggota DPR, menunjukkan beberapa contoh iklan tersebut.

Meski mengakui platformnya telah disalahgunakan pelaku-pelaku dari negara asing, pengacara Facebook mengatakan para pelaku disinformasi asing sangat menguasai jejaring sosial media.

"Orang-orang ini bukan amatir dan menegaskan ancaman yang kita hadapi dan mengapa kami begitu fokus mengatasinya demi masa yang akan datang," kata Colin Stretch, pengacara Facebook.

Anggota DPR dari Negara Bagian Texas, Mike Coneway, menegaskan iklan dan konten itu telah menyesatkan rakyat AS.

"Tidak ada yang dapat membedakan antara pengikut kelompok sayap kiri atau kelompok sayap kanan yang mungkin mencoba menyampaikan pesan yang sama persis dengan gambar tersebut," ujar Coneway.

Sementara itu Senator Dianne Feinstein dari California yang tidak bisa menutupi kecewaannya atas kurangnya upaya perusahaan-perusahaan teknologi, menekankan tanggung jawab terkait materi yang dipasang pada situs mereka.

"Anda telah menciptakan platform ini, dan sekarang disalahgunakan. Anda yang harus melakukan sesuatu mengenai hal itu. Atau kami (anggota kongres) akan melakukannya," ujar Feinstein.

Dinas intelijen AS mengatakan, penggunaan media sosial oleh Rusia merupakan bagian dari upaya berskala luas untuk mempengaruhi pemilihan presiden 2016 untuk mendukung kandidat Partai Republik Donald Trump.

Banyak iklan yang diungkapkan dalam rapat bertujuan untuk menciptakan kebingungan dan kemarahan di kalangan pengguna Facebook.

Dalam beberapa kasus mendorong mereka untuk menghadiri demonstrasi, mendukung atau melawan kegiatan politik serta menggunakan berita nyata sebagai dasar serangan terhadap kandidat politik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.