Sukses

Skandal Seks Terkuak, Menhan Inggris Mengundurkan Diri

Awal pekan ini, politikus berusia 65 tahun itu menyampaikan permintaan maafnya kepada seorang jurnalis, Julia Harley-Brewer.

Liputan6.com, London - Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, mengundurkan diri pada Rabu, 1 Oktober 2017 malam, setelah kasus pelecehan seksual dan perbuatan tak pantas yang pernah ia lakukan terungkap. Fallon telah mengakui segala kesalahan yang pernah ia buat.

Dalam sebuah pernyataan, Fallon mengatakan, "Sejumlah tuduhan mengenai perilaku anggota parlemen sudah terdengar dalam beberapa hari terakhir, termasuk perbuatan yang pernah saya lakukan." Demikian dikutip dari laman CNN, Kamis (2/10/2017).

"Saya mengaku salah akan perbuatan di masa lampau yang merusak citra Angkatan Bersenjata Inggris," kata Fallon lagi.

Awal pekan ini, politikus berusia 65 tahun tersebut juga sempat menyampaikan permintaan maaf kepada seorang jurnalis, Julia Harley-Brewer -- yang kala itu sempat menyampaikan pernyataan mengejutkan.

Hartley-Brewer mengatakan, ada seorang menteri senior yang beberapa kali meletakkan tangan di atas lulutnya saat makan malam konferensi partai berlangsung tahun 2002 -- meski ia tak menyebut nama Fallon secara langsung.

Wanita itu juga mengatakan, politikus itu langsung menarik tangannya setelah ia mengancam akan menghajar wajah pria tersebut apabila melakukannya kembali.

Tak lama setelah Fallon menyampaikan permintaan maaf dan secara resmi mengundurkan diri, Hartley-Brewer bereaksi lewat akun Twitter dan berkata: "Saya ragu, permasalahan lutut saya menjadi alasan Fallon mengundurkan diri."

Meski cuitan Hartley-Brewer mengundang seribu pertanyaan, belum ada tuduhan lebih lanjut yang diajukan kepada Fallon, selain kasus pelecehan yang menimpa jurnalis tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Theresa May juga memerintahkan penyelidikan terhadap wakilnya Damian Green yang diduga melakukan pelecehan seksual -- meski dibantah oleh pria tersebut.

Pekan lalu, May juga memerintahkan penyelidikan terhadap Menteri Perdagangan Inggris Mark Garnier, yang dilaporkan meminta asisten pribadinya untuk membeli mainan seks. Sebuah surat kabar menyebut, alasan Garnier membeli mainan seks untuk melecehkan seorang wanita.

Tuduhan pelecehan seksual yang juga menghebohkan adalah skandal Harvey Weinsten, Oktober lalu. Tuduhan terhadap produser film ini menuai banyak perlawanan dari lapisan masyarakat lewat kampanye-kampanye anti-pelecehan seksual yang terus digaungkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Skandal Seks dan Kokain Menyeruak dari Kapal Selam Nuklir Inggris

Skandal memalukan terjadi di kapal selam bertenaga nuklir canggih milik Inggris, HMS Vigilant. Sembilan tentara diberhentikan gara-gara terbukti positif menggunakan kokain saat bertugas.

Sembilan awak HMS Vigilant -- yang merupakan salah satu dari empat kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris, yang dipersenjatai dengan delapan rudal nuklir Trident -- langsung dipulangkan setelah tak lolos dari pengujian obat terlarang.

Itu adalah skandal terbaru yang menimpa kapal selam kelas Vanguard, menyusul terkuaknya hubungan terlarang di antara para para awak senior.

"Kami tidak menoleransi penyalahgunaan narkoba yang dilakukan personel. Mereka yang kedapatan tak memenuhi standar tinggi yang diterapkan dalam korps kami, akan diberhentikan dari tugas," kata juru bicara Royal Navy, seperti dikutip dari Telegraph.

Seorang sumber mengonfirmasi kepada The Daily Telegraph bahwa kesembilan awak tersebut positif menggunakan narkoba Kelas A dan telah diberhentikan secara tidak hormat.

Yang lebih memalukan, salah satu awak bahkan dilaporkan melakukan hubungan seksual dengan seorang pekerja seks komersial di sebuah kolam renang.

Sebelumnya, pihak Angkatan Laut juga mencopot komandan kapal selam HMS Vigilant, begitu juga dengan wakilnya.

Letnan Komandan Michael Seal juga dilaporkan terlibat hubungan asmara di luar nikah dengan seorang teknisi kapal, Letnan Hannah Litchfield.

Sementara, Stuart Armstrong, komandan kapal tersebut, dinyatakan telah dibebaskan dari tugasnya setelah tuduhan bahwa hubungannya dengan bawahan perempuan, Rebecca Edwards "lebih dekat dari yang seharusnya".

Sumber Angkatan Laut mengatakan, pemberhentian dua pejabat tertinggi dari sebuah kapal perang adalah hal yang sungguh tak biasa.

Sejumlah awak lainnya juga dilaporkan dihadapkan ke pengadilan militer setelah terbang kembali ke Inggris untuk mengunjungi pacarnya tanpa izin.

Skandal yang melanda HMS Vigilant telah menyebabkan dua anggota staf lainnya mengundurkan diri.

Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, dilaporkan marah berat atas skandal tersebut dan memerintahkan tes narkoba dilakukan untuk semua awak kapal Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya.

Hubungan terlarang di dalam kapal selam Angkatan Laut Inggris adalah salah satu efek dari kebijakan baru yang diterapkan.

Pada 2011 lalu, Kementerian Pertahanan menghentikan larangan bagi perempuan untuk bertugas di kapal selam Angkatan Laut. Dua tahun kemudian, pada 2013, untuk kali pertamanya kaum hawa bergabung.

Keputusan untuk mencabut larangan dikeluarkan menyusul telah selama 18 bulan yang dilakukan Angkatan Laut.

Sebelumnya, alasan pelarangan terhadap perempuan karena dikhawatirkan kadar karbon dioksida yang lebih tinggi di atmosfer dalam kapal akan menimbulkan risiko tertentu pada kesehatan perempuan.

Bukan kali ini saja skandal seks mengguncang Angkatan laut Inggris. Tiga tahun lalu, perempuan pertama yang jadi komandan sebuah kapal selam diberhentikan, menyusul klaim bahwa dia memiliki hubungan dengan salah satu bawahannya yang telah menikah.

Komandan Sarah West (41) dilucuti dari komando kapal selam HMS Portland pada Agustus 2014.

Kapal selam kelas Vanguard biasanya memiliki 135 awak, termasuk 14 perwira. Tugas para personel di dalamnya tak main-main. Mereka ditugaskan selama berbulan-bulan dalam misi rahasia, berpatroli di bawah gelombang ganas Laut Atlantik Utara, untuk mempertahankan keamanan negara Inggris Raya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini